Play list : Pied Piper – BTS
*******
"Sa, kita pulang aja deh" ragu vivi berbicara dan menatap wajah syasa agar mendengar ucapannya.
"Kita udah nyampe Vi, gue juga udah pesen 10 tiket" keukeuh Syasa masih berkutik dengan kamera berlambang tulisan berwarna putih, Nikon. Tali hitam kamera itu menggangtung di leher putihnya dan kamera itu ia genggam di kedua tangannya.
"Papa lo bakal ambil semua yang lo punya bodoh!" kesal Vivi menatap tajam Syasa.
"Organ gue masih utuh" asalan Syasa menjawab, dirinya masih mengutak-atik kamera di genggamannya.
"Lo gilak!" hardik Vivi dibuat kesal oleh Syasa. Nada bicara Vivi pun sedikit meninggi.
"Enggak! Gue waras" Syasa masih menatap lekat kamera berwarna hitam pekat itu dan masih mengutak-atik-nya.
"Terserah lo deh" Pasrah Vivi memutarkan kedua bola matanya dengan jengah. Kedua tanganya dilipat di bawah dada.
Hening pun dimulai, tak ada yang memulai percakapan. Syasa masih sibuk dengan kameranya. Sedangkan Vivi hanya diam, merasa sangat kesal dengan sahabatnya.
Syasa menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu menatap wajah Vivi yang masih kesal dengan dirinya.
"Gimana? mau ikut gak?" ajak Syasa kepada Vivi untuk berjalan menuju tujuan mereka.
Vivi masih melamun untuk berpikir apa yang harus dilakukan.
Syasa mulai kesal menunggu keputusan Vivi. Dirinya berdehem dengan sangat kuat agar Vivi untuk lebih cepat berpikir.
Vivi menatap Syasa yang sudah mulai kesal. "Lets go!" Seru Vivi dengan sangat bersemangat.
Mereka berdua pun berjalan beriringan bersama. Lengkungan senyuman pada mereka berdua pun sangat bahagia.
"Gimana persiapan udah lengkap?" tanya Vivi melirik Syasa, mereka masih terus berjalan.
Syasa melirik Vivi sebentar dan kembali pada pandangan lurusnya.
"Lengkap dong" jawab Syasa dengan cepat dan memperlihatkan senyum manisnya, ia mengajungkan kedua jempolnya.Mereka berjalan untuk mengantri, Syasa berada di baris 24— sedangkan Vivi berada tepat di belakang tubuh Syasa. Menunggu giliran masuk dan memberi tiket yang mereka pesan.
Walaupun sangat ramai, semua keramaian sangat tertib, tidak ada kerusuhan apapun. Antrian Syasa dan Vivi pun semakin dekat dengan Staf.
Kini giliran Syasa dan Vivi, giliran mereka menyerahkan tiket yang sudah mereka pesan. Syasa langsung mengambil tiket di tas ransel berwarna hitam. Syasa mengeluarkan 9 tiket VIP bersamaan, dirinya dan Vivi pun langsung di perbolehkan masuk oleh petugas di sana.
Syasa dan Vivi pun menelusuri sebuah lorong yang lumayan panjang untuk memasuki konser yang sudah mereka pesan.
Mereka berdua berjalan bersamaan untuk mencari tempat yang mereka pesan, VIP. Sesampainya mereka mencari tempat duduk, tepat di depan sekali mereka berdua duduk.
Keramaian pun semakin memuncak. Seluruh kursi duduk pun tidak ada yang kosong sama sekali, semuanya terisi dimana-mana. Semua kerumunan sungguh sangat heboh, seluruh peralatan konser pun mereka bawa, lightstick salah satu yang harus mereka punya, itu sangat harus!
"Lo pegang lightstick gue! gue mau beraksi" suruh syasa terhadap Vivi.
Vivi menatap Syasa. "Oke siap" patuh Vivi yang langsung mengambil lightstick Syasa di tas hitam yang Syasa pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneirataxia (On Going)
RandomOneirataxia, sebuah ketidakmampuan dalam membedakan mana hal ilusi dan yang mana nyata. Gadis cantik bagai malaikat. Kehidupannya mampu membuat semua orang iri ingin menjadi dirinya. Dengan nama sebutan Syasa, alias Putri Anastasya Mahadipura. "Ast...