🐾02🐾

2 1 0
                                    


  Hari ini adalah hari minggu yang membuat Tunus kesal karena terkurung dalam permandangan yang tak enak, di ruang tamu ayah, bunda, dan kakak nya sedang asik tertawa karena melihat film dari televisi.

Tunus berjalan menuju dapur untuk mengambil minum karena ia merasa gerah, dan ia kembali ke kamar nya dengan cepat karena ia lupa bahwa sekarang ia akan pergi dengan Amara.

Tunus berjalan menuruni tangga setelah ia siap dengan penampilannya, di sana sudah terlihat ada Amara yang berdiri di bawah tangga.

" Katanya lo mau tunggu di taman depan komplek " tanya Tunus heran karena Amara datang ke rumah nya.

" Habis nya lo lama banget " sahut Amara.

Mereka berjalan beriringan menuju pintu keluar, tanpa izin dan berpamitan pada orang tua Tunus. Soal Amara dia sudah tahu jika sahabat nya itu selalu tak di anggap dan tak di perhatikan makanya ketika hari libur ia selalu mengajak Tunus keluar rumah agar sahabat nya tak kesepian.

" Anak sekolah kok gak punya adab " seketika Amara dan Tunus berhenti dan beralih menatap Serfi bunda Tunus.

Mereka tak menghiraukan terus berjalan menuju pintu keluar rumah.

" Kalo bunda ngomong itu dengerin, Nus " ucap Nisa membuat Tunus menatap nya malas. Cari muka lagi. Batinnya.

" Ayah gak pernah ngajari kamu bersikap layaknya tidak punya sopan santun " sentak Irgan menatap tak bersahabat pada Tunus, bahkan bunda dan Nisa juga menatap Tunus, sedangkan Tunus hanya mentap mereka malas.

" Apa ayah bilang, sopan. Bukannya dari dulu ayah gak pernah ada waktu buat Tunus, apalagi buat ngajarin Tunus. Waktu ayah sama bunda kan hanya buat kak Nisa, KAKAK TUNUS " tekan Tunus di akhir ucapan nya.

Tunus langsung menarik tangan Amara yang hanya diam, ia tak mau Amara melihat pertengkaran keluarganya. Mereka berjalan menuju mobil Amara yang terparkir di pekarangan rumah Adgama, tak lama mobil itu melaju.

' Coba keluarga lo tahu, bahwa lo yang nyelametin mereka. Lo itu berlian yang tak terlihat oleh keluarga lo ' Batin Amara.

🐾🐾🐾

Mereka sampai di sebuah kafe, pengunjung tidak terlalu ramai jadi mereka berdua leluasa memilih tempat duduk yang nyaman.

Mereka memesan dua jus mangga, dan setelah itu mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Karena Tunus merasa bosan dan rasa kantuk sedang menghujat nya jadi lah ia pergi ke toilet.

" Gue ke toilet dulu yak " izin Tunus pada Amara,  Amara hanya mengangguk kan kepala dan fokus kembali pada handphon nya.

Tunus berjalan menuju toilet, setelah sampai sana ia membasuh muka berkali-kali. Tunus memandangi dirinya di pantulan cermin yang ada di toilet.

" Miris yak hidup gue, gak kayak orang lain " setelah merasa kantuk nya hilang ia pun kembali ke arah meja nya.

Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai seseorang berjalan dengan cepat menuju pintu keluar.

Brukk..

" Punya mata gak sih, lo " ucap seseorang yang malah menyalahkannya.

" Lo, aja yang jalan nya buru-buru " balas Tunus.

" VITAR, kamu mau kemana " teriakkan dari seorang perempuan yang setara dengan  Tunus itu berjalan menuju Tunus dan orang yang menabraknya.

" Awas ya, lo " ucap orang itu menunjuk Tunus.

' Namanya Vitar, unik ' Batin Tunus.

Tunus berjalan menuju meja nya, dan langsung mendapatkan tatapan aneh dari Amara.

Malam Tanpa WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang