She look at you.

2.3K 139 3
                                    

Tao dan Luhan menjadi teman baik dikelasnya, Luhan juga tidak melupakan sahabat-sahabat lamanya. Mereka sudah membuat perjanjian akan berkumpul setiap pulang sekolah. Luhan lupa mengenalkan sahabat-sahabatnya serta pacarnya kepada Tao. Hari sudah mulai sore dan Tao buru-buru harus segera sampai dikursus kesenian bela dirinya, alhasil Luhan belum sempat juga mengenalkan sahabat-sahabatnya setelah seminggu lamanya waktu berlalu.

Siang itu, Luhan dan Tao sedang berada dikantin, duduk menikmati pesanan makan siang mereka masing-masing. Tao terkikik sendiri membuat Luhan bergidik ngeri. 

"Lu,kau sudah mempunyai target?" Tanya Tao tiba-tiba setelah terkikik tidak jelas. Ia mengambil roti kejunya lalu menggigit ujungnya.

Luhan semakin mengernyitkan keningnya merasa aneh dengan tingkah Tao hari ini. Luhan menelan curry ramyeonnya,"Target apa? Urutan ranking disekolah?" Tanya luhan balik.

Tao merotasikan bola matanya malas, "Kau harus tau Lu, hal itu masuk kedalam urutan target terakhirku disekolah ini. Aku tidak pernah memikirkan urutan berapa total nilaiku disekolah ini nantinya." Luhan terkekeh, "Kau sih bertanya kurang jelas." 

"Pria Lu, Kekasih. Maksudku. Sulit sekali punya teman jenius sepertimu." Cibirnya. Ia menyeruput colanya sambil menunggu jawaban Luhan.

Namun Luhan malah tertawa dengan wajah yang semerah tomat. "Ahahahaha mengapa tiba-tiba membahas ini, Tao-ah?"Tanya Luhan gugup dengan senyum yang sulit diartikan.

Tao meniliti tingkah ganjil Luhan, lalu berasumsi, "Hmm, aku rasa kau sudah memiliki pria yang kau suka Lu.Dari senyumanmu itu saja sudah dapat memberiku jawaban."Tao berhenti untuk kembali meminum colanya. Ia mendecak rasa minuman berkarbonasi yang tertinggal dilidahnya, kemudian melanjutkan berbicara. "Aku sudah memiliki pria yang aku suka, Lu."

Luhan sontak membulatkan matanya, tertarik dengan pembicaraan ini. "Sungguh? Siapa orangnya?" Tanya Luhan excited. "Aku tidak tau namanya siapa. Aku belum pernah berkenalan dengannya." Lesu Tao, "Apa dia ada disini?" Tanya luhan sambil melihat sekeliling ruang kafetaria sekolahnya. "Hmmm.."Tao ikut menscan tiap-tiap sudut ruangan yang ada. Ia memekik kegirangan kemudian menunjuk orang yang dituju. "Nah. Itu!itu dia Lu! Cepat menoleh, ia sedang berjalan dibelakangmu bersama temannya." Seru Tao heboh sambil mengetuk-ngetuk lantai dengan kedua kakinya. "Dimana?" Tanya Luhan mengikuti arah tunjuk Tao. 

"Itu, pria yang bersama lelaki berkulit tan itu! Yang berambut cokelat!" Seru Tao kegirangan. Seketika senyuman diwajahnya meluntur, tubuhnya tiba-tiba saja melemah dan hatinya mencelos ke dalam perutnya. Ia tahu dan sangat menghafal pria  yang Tao tunjuk kegirangan. Hafal, sangat hafal diluar kepala. Luhan menundukan kepalanya,menahan amarah dan ketakutannya untuk mencecar teman barunya yang tidak tahu apa-apa ini. "Lu? Kau baik-baik saja?" Tanya tao saat melihat perubahan drastis dari teman sebangkunya.

"Ya, aku baik-baik saja ,hanya sedikit pusing, mungkin karena aku belum sarapan dan langsung memakan yang tinggi kalori. Aku ke ruang kesehatan dulu. Maaf Tao-ah, kau duluan saja kekelas ya?" Jelas Luhan panjang lebar berbohong, ia tidak tahu apakah itu masuk diakal atau tidak, yang pasti ia hanya ingin pergi dari sini. "Perlu kuantar atau temani?" Tanya Tao khawatir. "Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya perlu tidur sebentar, setelahnya aku menyusul kelas lagi. Sedikit lagi bel berbunyi, tolong bilang kepada Guru Jung aku sakit dan tidak bisa mengikuti pelajarannya." Pinta Luhan dan mulai beranjak dari duduknya. "Kau serius tidak perlu dibantu?" Luhan menganggukan kepala. Menahan muak untuk berdiri lebih lama disini. 

Tao mengerti, "Baiklah akan aku sampaikan nanti, cepat sembuh Luhan-ah aku benci sendiri dikelas." Rengeknya. Luhan tertawa pelan, "Ya, terima kasih Tao-ah." Luhan mulai pergi menjauh dari hadapan Tao. Taopun begitu ia mulai pergi kembali ke kelas.

I don't wanna lose youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang