1.Pernikahan

724 12 2
                                    

Selangkah lagi menuju pernikahan. Ada rasa bimbang dalam hati. Apakah Reyhan menghendaki pernikahan ini? Atau hanya sekedar bakti terhadap orang tua. Ragu dan takut. Pernikahan bagiku adalah sekali seumur hidup. Suamiku, dia adalah orang yang akan membimbing dan menjadi imamku untuk menggapai rida Allah.Reyhan, apakah dia adalah jodoh terbaik kiriman Tuhan?

Dalam keraguan. Di sepertiga malam, aku bangun dan meminta kepada Allah yang  terbaik untukku dan keluarga.

'Jika Reyhan adalah jodoh pilihanmu, mudahkan pernikahan kami ya, Allah. Jika bukan, jauhkan dia sebelum ada tali pernikahan yang mengikat di antara kami.' Munajabku kepada Allah, sang pemilik kehidupan. Setelahnya aku melakukan aktivitas seperti biasa

***

Hari Jum'at. Ini adalah hari di mana Reyhan akan mengucap janji suci. Hari Jumat adalah hari yang baik, hari istimewa dalam islam, tuannya segala hari.

Hari ini pun, banyak nabi yang menikah. Nabi Muhammad dengan Aisyah, Nabi Adam dengan Hawa, Nabi Yusuf dengan Zulaikha, Nabi Musa dan Shafura, Nabi Sulaiman dengan Balqis. Sengaja memilih hari ini, agar pernikahanku sama istimewanya dengan hari ini.

Dengan dibantu seorang perias, aku memakai kebaya warna putih dipadukan dengan hijab syar'i berwarna putih. Sengaja aku memilih warna ini, karena putih melambangkan suci dan aku berharap pernikahan ini juga suci.

Untuk acara ijab kabul, aku memilih menggunakan make-up yang minimalis namun anggun. Perias itu menyarankan untuk menggunakan softlens berwarna biru laut, tapi kutolak. Aku tidak biasa menggunakan benda itu. Eye shadow, maskara, lipstik dan eyeliner, cukuplah untuk wajahku ini. Bulu mata palsu pun menjadi pelengkap.

Dengan melafazkan basmalah, aku melangkahkan kaki menuju mobil. Jantungku semakin berdetak tidak karuan. Ini adalah momen yang paling penting dalam hidupku. Rasanya tidak percaya, dalam hitungan jam, aku sudah resmi  menyandang gelar istri. Bahagia dan takut membaur menjadi satu.

***
SAH!

Suara riuh menggema di sebuah rumah besar megah. Menjadi saksi bahwa sepasang insan telah disatukan dalam sebuah acara saklar, yaitu pernikahan. Bukan atas dasar cinta mereka menikah, melainkan atas dasar sebuah perjodohan yang telah disepakati oleh kedua orang tua mereka. Menyebabkan pernikahan terjadi tanpa ada rasa. Lebih tepatnya keduanya insan ini tidak memiliki hubungan apapun sebelumnya. Akan tetapi, demi menyenangkan hati orang tua yang telah berjasa di sepanjang kehidupan mereka. Keduanya mencoba belajar ikhlas dengan apa yang sudah terjadi.

Itulah yang dirasakan oleh Laura Avinna Akilla. Gadis berusia 21 tahun yang memiliki wajah cantik serta lesung pipi yang menjadi senyuman khasnya. Sehingga menjadi pemikat bagi kaum Adam. Akan tetapi ia tak pernah menaruh hati kepada laki-laki mana pun. Sampai suatu hari terdengar isu bahwa ia akan dijodohkan dengan seorang CEO muda atau lebih tepatnya seorang pemimpin perusahaan yang memiliki usia 30 tahun. Ya, lelaki tersebut bernama Reyhan Mahendra. Anak semata wayang sahabat ayah laura.

“Silahkan turun sayang, temui suamimu di bawah.”

Ibu dan Mama mertuanya memanggil, kemudian datang menghampiri laura di dalam kamar setelah akad selesai. Dengan menghela napas panjang dan mengucapkan kata bismillah.laura melontarkan kalimat.

“Iya, Bu,” sahut laura.

Laura turun dengan bergandengan tangan oleh kedua wanita paruh baya yang berada di kanan dan kiri pengantin baru. Wanita dengan balutan gaun pengantin bewarna putih yang menampakan aura kecantikannya. Serta balutan hijab dengan warna senada yang mendominasi. Dihiasi dengan mahkota kecil di atas balutan hijabnya sehingga menambah kesan yang mendalam bagi siapa saja yang melihat wanita tersebut. Bisa dibilang, ia bagai seorang bidadari yang menjelma menjadi status seorang istri.

Seolah terpana dengan kecantikan sang istri. Bahkan Reyhan pun sampai tak berkedip menatap wajah cantik istrinya yang baru saja duduk di sampingya 'cantik', batin Reyhan.

“Silahkan kedua mempelai memasangkan cincin pernikahan,” perintah Pak penghulu.

Dengan tangan yang gemetar, Reyhan meraih punggung tangan Istrinya untuk memasangkan cincin. Setelah selesai, kini giliran laura yang memasangkan cincin untuk suaminya.

Setelah itu Reyhan menghadap ke arah sang istri seraya mengulurkan tangannya untuk di cium. Seolah mengerti maksud sang suami,Laura langsung menyambut uluran tangan lelaki yang telah sah menjadi suaminya, kemudian menciumnya dengan takzim.

Perlahan Reyhan mendekatkan wajahnya ke wajah laura. Wanita cantik ini yang tak mengerti apa yang akan di lakukan oleh sang suami. Refleks ia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

Riuh suara menahan tawa akan kepolosan laura, serta Reyhan yang menahan malu akan sifat sang istri yang begitu polos. Kelewat batas.

Seakan menyadari penyebab tamu undangan tertawa.laura langsung menunduk menahan malu atas tingkah lakunya, kemudian ia mendekatkan wajahnya ke arah sang suami dan membiarkan lelaki tampan itu mencium keningnya.

Cup!

Kecupan singkat yang diberikan oleh Reyhan mampu memberikan kesan terhadap laura. Setelah kecupan singkat itu, ia memberanikan diri untuk melihat wajah pria yang kini telah berstatus menjadi suaminya.

Dengan ekspresi yang sulit di artikan.laura terperangah menatap wajah tampan Reyhan. Seolah terhipnotis dengan ketampanan suaminya. Dengan cepat ia langsung menundukan kembali pandangan.

Kedua orang tua pasangan tersebut terkekeh serta menggelengkan kepala atas kelakuan anak serta menantunya.

***

Kini kedua pengantin baru ini sudah duduk di atas pelaminan. Mereka bak ratu dan raja yang mengenakan pakaian pengantin bewarna senada. Banyak tamu undangan serta sahabat mereka yang mengucapkan selamat atas pernikahan tersebut. Kini telah sampailah acara salaman dari para tamu undangan.

Tampaklah seorang laki-laki yang memakai jas bewarna hitam naik ke atas pelaminan untuk mengucapkan selamat serta berjabat tangan dengan sahabatnya.

“Selamat ya, Rey. Gua nggak nyangka akhirnya lu nikah juga,” ucap Dani, sahabat sekaligus rekan bisnis Reyhan.

“Apaan lu, Dan. Kalo bukan karena Papa sama Mama gua yang maksa, nggak bakalan mau gua nikah sama ni Cewek,” bisik Reyhan.

“Ahh, lu Rey. Nih cewek lumayan cantik. Eh, bukan cantik, sih. Lebih tepatnya sangat cantik. Kalo menurut gua lu gak cocok jadi suaminya, lebih cocokan gua hahaha.”

“Dasar bujang lapuk. Beraninya lu ngatain gua kayak gitu. Lebih tepatnya gua kali yang ga cocok sama dia.”

Di sela perbincangan Reyhan dan Dani. Nampaklah seorang wanita dengan balutan gaun serta hijab. Menghampiri laura dan langsung memeluk erat tanpa menghiraukan kedua laki-laki di sebelahnya.

“Selamat ya,laura. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, serta cepat dianugrahi keturunan yang ganteng dan cantik. Gak sabar, nih, pengen jadi tante hihihi.”

“Itu mah kemauan kamu,syila. Jangan ngaco deh!”

“Kok, ngaco sih? Itu kan yang diharapkan oleh kebanyakan pengantin baru laura. Giliran kamu kok gak mau sih!”

Sedang asiknya melepas rindu. Kedua wanita cantik itu di kejutkan oleh suara bass lelaki di sebelah mereka.

“Ekhmm!” timpal Reyhan dan Dani secara bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri Bayaran.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang