1 + 1

307 46 322
                                    

"Jadi anak-anak, cukup kalian kalikan dua bilangan ini, nantinya kalian akan mendapatkan hasil yg nantinya bisa kalian..."

Jaehwan tidak bisa berhenti menguap pagi itu. Jaehwan bukan ngantuk tapi dia bosan. Dari sekian mata kuliah yg dia ambil, mata kuliah ini yg paling dia benci sebenarnya. Kalau saja bukan mata kuliah wajib, pasti Jaehwan memilih untuk tidak mengambilnya.

Jaehwan menutup bukunya dan lebih memilih untuk menyandarkan kepalanya di meja. Jaehwan ingin pulang sekarang tapi kalau pulang juga dia bingung pulang sama siapa. Abangnya juga masih kuliah sekarang, gak bisa jemput dia. Masa Jaehwan mau pulang jalan kaki?

Jaehwan masih gak paham, kenapa abangnya ngelarang Jaehwan buat sekampus sama dia. Padahal kalau dari rumah, kampus abangnya yg paling deket. Jurusan yg dia ambil pun sama dengan jurusan abangnya, terus kenapa Jaehwan disuruh daftar di kampus yg lebih jauh coba? Kenapa gak sekampus aja?



"Tidur lo Jae? Tidur mulu lu nanti susah dapet pacar." ucap Wonwoo yg duduk di sebelah Jaehwan.

"Gue bosen Won.. Ini kapan selesainya sih?"

"Bentar lagi."

"Berapa menit?"

"Enam puluh menit."

"Masih lama itu Won."

"Ya udah sabar aja."

Wonwoo tertawa melihat temannya itu cemberut. Agak susah memang kalau Jaehwan mulai gak sabaran.


"Won... suka sama cowok itu gimana sih?" tanya Jaehwan tiba-tiba.

"Ehm... Emang lo beneran gak pernah suka sama cowok?"

"Gimana mau suka, deket sama cowok aja hampir gak pernah! Lo tau sendiri kan abang gue gimana? Galakan dia daripada papa gue kalo menyangkut cowok yg deketin gue! tapi emang... Gimana caranya bisa suka sama cowok? Maksudnya tuh awalnya gimana?"

"Awalnya? Macem-macem sih Jae. Ada yg karena emang udah lama deket akhirnya lama-lama nyaman dan ya gitu."

"Gitu gimana?"

"Masa lo gak paham maksud gue?"

"Gue mana paham yg begituan Won."

Wonwoo hanya bisa menghela nafas. Susah emang kalau bahas soal perasaan sama Jaehwan. Jaehwan harus ngerasain sendiri biar paham!



"Lo bener-bener gak pernah deket sama cowok?" tanya Wonwoo sekali lagi.

"Deket sama temennya abang. Kan lo tau abang gue gimana? Sensi banget kalau gue punya temen cowok."

"Tapi abang lho biasa aja sama Jun sama si Ochi?"

"Mereka mah pengecualian. Kalau kata abang gue ya, kemungkinan kecil gue suka sama mereka makanya dia biasa aja."

"Gue gak paham sama jalan pikiran abang lo."

"Apalagi gue."

"Gue curiga jangan-jangan abang lo udah niat jodohin lo sama salah satu temennya makanya dia ngelarang lo deket sama cowok."

"Emang iya?"

"Ya mana gue tau, gue bukan abang lo."

"Oh.. Gue tanya dulu kalau gitu."

"Apa yg mau ditanya?"

"Itu tadi soal gue mau dijodohin."

Wonwoo menggaruk kepalanya yg tidak gatal itu sambil menatap Jaehwan gemas. Sekarang dia paham semuanya. Jangankan abangnya, Wonwoo sebagai temennya Jaehwan juga gak akan biarin Jaehwan deket sama cowok kalau dia sepolos itu. Dia kira selama ini Jaehwan polos cuma pencitraan tapi ternyata lebih dari sekedar pencitraan..



when you love someone [Minhwan's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang