Cahaya itu datang selagi aku menginginkannya. Selagi aku duduk santai tanpa menginginkan sesuatu yang ada tetapi tetap menginginkannya. Aku duduk sembari menikmati minuman hangat yang kubuat beberapa waktu lalu. Aku menikmati cahaya hangat itu. Sungguh aku menikmatinya. Bahkan hingga aku lupa waktu karena terlalu asik menikmati kehangatanmu yang ada. Lalu kamu hilang.
Hari selanjutnya, cahaya itu muncul terlebih dahulu sebelum ku duduk manis menunggu dan menikmati segelas minuman yang kubawa. Hangat yang kurasa sama. Tapi ada yang berbeda. Mungkin hanya firasatku saja atau memang cahaya itu lebih terang dari pada biasanya. Mungkin hanya firasatku saja.
Keesokan harinya aku menunggu cahaya itu kembali. Kali ini aku ditemani dengan seporsi anggur. Aku menunggu di tempat yang sama. Hanya saja aku sedikit menyibukkan diri tanpa harus memikirkan kapan cahaya itu datang. Akan kusibukkan diriku kembali karena cahaya yang kutunggu tidak kunjung datang. Sampai pada akhirnya cahaya itu tidak datang.
Berikutnya aku tetap menunggu cahaya itu datang. Kali ini aku tidak membawa suguhan apa-apa. Aku hanya ingin berdiam diri dan fokus pada cahaya yang datang. Apa kau tidak datang lagi, cahaya? Aku sangat ingin merasakan kehangatanmu. Apa aku harus membuat suguhan baru kau mau menemaniku, cahaya? Akan kubuatkan. Tapi kau tak kunjung datang.
Hari-hari terasa begitu dingin. Hanya kelabu yang mendatangi setiap aku duduk di tempat biasa. Aku mulai berfikir berlebihan. Apakah semua ini salahku tidak mengistimewakanmu dalam bentuk suguhan? Atau aku kurang menikmati apa yang kau berikan? Bagaimana bisa kau meninggalkanku tanpa sepenggal memori perpisahan? Bagaimana bisa?
Seburuk itukah aku dimatamu sehingga aku tidak akan merasakan kehangatan itu lagi? Aku sudah bekerja keras mencari tahu bagaimana aku harus berperilaku. Aku sudah berusaha bagaimana agar kau tetap terjaga. Aku sudah berusaha.
Setidaknya aku sudah berusaha untuk menemuimu ditempat yang sama. Tetapi kau memilih untuk hilang. Aku tidak akan lagi berharapkedatanganmu. Tapi bila ingin mampir, silahkan. Mungkin aku akan menemuimu. Ataumungkin tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berci Abigail - Cahaya Hilang
Short StoryBerci Abigail Bagian tiga Ku harap kau datang selalu disaat yang tepat