Law of The Jungle (2)

368 54 7
                                    

Tapi aku tidak peduli. Aku tidak bisa menunggu besok untuk menanyakan kebenarannya.

~LOTJ~

Ting Tong...

Tok tok tok...

Braaakk...

Ting tong ting tong...

"Apa mereka mati?!"

Jimin mengetuk pintu dorm RV dengan kasar dan tidak sabaran.

"Hey kemana kalian semua?!"

Oke ini terlalu berisik. Mungkin Jimin akan diusir dari sini. Tapi masa bodo yang terpenting, dia bisa berbicara dengan Seulgi sekarang.

Ting to-...

"Sia- loh Jim? Ad-"

Tanpa mendengar ucapan Wendy, Jimin langsung menerobos masuk ke dalam dan segera ke kamar Seulgi.

"Ada apa dengannya? Kenapa raut wajahnya sangat menyeramkan? Atau jangan-jangan... Yak Jimin! Kau mau apa?"

Jimin membuka pintu kamar Seulgi dengan kasar hingga terdengar bunyi dentuman, lalu segera menguncinya.

Seulgi terbangun mendengar kebisingan tersebut. Dengan mengerjapkan mata, Seulgi berusaha memfokuskan pandangannya hingga terlihat sosok Jimin berdiri memandangnya dengan tatapan yang sedikit menyeramkan.

 Dengan mengerjapkan mata, Seulgi berusaha memfokuskan pandangannya hingga terlihat sosok Jimin berdiri memandangnya dengan tatapan yang sedikit menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar suara gedoran dari luar yang samar memanggil Jimin dan Seulgi.

"Jimin? Kamu sedang apa di sini? Ada apa dengan Wendy?"

Pluk..
Jimin melempar ponselnya ke dekat Seulgi. Seulgi yang mengerti langsung mengambil ponsel tersebut dan melihat tampilan Headline news LOTJ.

"Jim.. Aku bisa jelaskan. Ini-"

"Kamu memang harus jelaskan. Suruh temanmu diam."

"Iya Wen. Aku baik-baik saja. Kau bisa tinggal kan kami kan?" Teriak Seulgi dari balik pintu.

"Baiklah, kalau dia kasar gedor saja pintunya. Aku akan segera datang."

Wendy pergi meninggalkan mereka.

"Cepat. Jelaskan."

"Sini, Jim duduk dulu."

Seulgi menarik lengan Jimin hingga duduk bersama di ranjang Seulgi.

"Maafkan aku, Jim. Aku lupa bilang padamu. Niatnya aku ingin bilang sebelum berita itu muncul. Tapi aku terlalu sibuk. Jadi aku lupa. Aku benar-benar lupa. Sayang, maafkan aku ya." lirih Seulgi sambil menunduk karena jujur saja, ia takut dengan tatapan Jimin yang tajam.

"Lupa? Kau bilang lupa? Aku ini kekasihmu, Seul. Seharusnya kau bilang hal ini dari sebelum kau menerima acara ini. Ini bukan acara biasa, Seul. Kau akan pergi jauh, pergi ke hutan pula. Kenapa tidak berdiskusi dulu dengan ku? Aku merasa tidak dihargai di sini. Kau mengecewakan ku, Seul."

Love is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang