Tobio

2.4K 196 41
                                    

02 Mei 2020 || 09.55 AM

Pagi itu Ukai Keishin terlihat cukup sibuk menyiapkan barang apa saja yang harus ia bawa untuk kegiatan hari ini. Panti tempatnya bekerja memang tidak menjamin banyak hal, tetapi karena alasan pribadi, ia pun suka mengurus anak-anak di tempat tersebut.

“Ah, Kei. Apa Tobio, Shouyou, dan anak-anak yang lain sudah siap?” tanya Ukai saat tak sengaja bertemu Tsukishima Kei.

“Hm? Sepertinya sudah,” jawab Tsukishima sambil lalu.

“Baiklah, terima kasih. Oh, Kei mau kemana?”

Berpikir sejenak, Tsukishima pun kembali menjawab, “... toilet. Hanya sebentar.”

Tak sampai 15 menit, Tsukishima akhirnya kembali pada kelompoknya. Menghitung jumlah anak-anak dan mengabsennya satu persatu, Ukai pun merasa lebih lega. Ini bukan kali pertama baginya, tetapi mengajak 11 orang anak pergi ke luar seorang diri itu bukanlah hal yang mudah.

“Hari ini kita akan pergi ke bank umum, kalian akan segera punya buku tabungan sendiri,” kata Ukai semangat dengan sedikit mengangkat tas tangannya.

Yeay!

“Um, nanti saat ada di sana tolong jangan membuat onar, ya, anak-anak.” Ukai sedikit tertawa.

“Baik, sensei.”

Perjalanan yang ditempuh memang tak terlalu jauh, waktu yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak. Tetapi karena beberapa alasan, mereka pun tiba di waktu yang kurang tepat. Ukai menutupi sebagian wajahnya dengan tangan, merasa tak enak pada kenalannya yang bekerja di tempat tersebut.

“Maaf kami terlambat. Ah, apa Sawamura-kun sudah makan siang?”

“Tak apa, tak apa. Ukai-san tak perlu sungkan begitu,” balas seorang laki-laki yang dipanggil Sawamura itu. “Jadi, apa mereka adalah anak-anak yang Ukai-san maksud?”

“Ya. Sawamura-kun, mohon bantuannya.”

“Sama denganku. Mohon bantuannya, Ukai-san.”

Setelah meminta para anak-anak untuk duduk dengan tenang, Sawamura Daichi pun menatap arloji pada tangan kirinya. Jam makan siang sudah hampir selesai, sebentar lagi ‘bantuan’ akan segera datang.

“Anu–” Shouyou mengangkat tangannya cukup tinggi. “Sawamura-san, toilet ada di sebelah mana ... ya?”

“Oh, toilet ada di–”

Tobio mengalihkan pandangannya. Baginya, memerhatikan bagaimana para orang dewasa bekerja lebih menarik daripada harus mengobrol dengan teman-temannya. “Oh, sudah dibuka. Jam makan siangnya sudah selesai,” lirihnya saat melihat beberapa orang mengenakan seragam yang sama seperti Sawamura. “...”

“Kei, bisa tolong carikan Shouyou?” tanya Ukai pada Tsukishima.

“Aku menolak–”

“Biar saya yang mencarinya, sensei.” Ukai menatap Tobio yang dengan suka rela menawarkan diri.

“Terima kasih.”

Menghela napas perlahan, Tobio pun mulai melangkahkan kakinya. Anak itu tak perlu bertanya di mana letak toilet berada, dia memperlakukan dirinya sendiri dengan cukup keras. Punya otak untuk berpikir, ada mata yang bisa membaca, serta kedua kaki yang masih bisa berjalan. Setelah cukup lama berkeliling, Tobio akhirnya menemukan Shouyou. Beberapa waktu lalu Tobio memutuskan untuk mencari temannya itu usai tak menemukannya di toilet. Kenapa? Tobio hanya yakin bahwa Shouyou pasti belum kembali.

"Birthday" [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang