bagian 2

13 0 0
                                    

Present.

Helena tengah menatap kosong ke jendela kamarnya, kenyataan yang menghantam nya selama seminggu ini membuat nya tak punya alasan untuk tersenyum barang sekali pun. Perasaan nya tak bisa lagi di gambarkan. Hingga ia tersadarkan bahwa tuhan yang menentukan bagaimana alur cerita hidup makhluknya, masa depan yang ia impikan bersama reno kini menguap entah kemana.

Perlahan ia bangkit dari tempat tidur dan meraih ponsel di nakas yang sudah ia anggurkan selama dua hari. Kemudian mendiall kontak seseorang disana.

"Hallo lena! Kamu tu kebiasaan kemana aja si kamu? Mama telponin reno juga sama nya gadiangkat untung vina kasi tau mama kamu lagi full jaga kemarin"

Thanks God setidak nya Vina masi bisa diandalkan sebagai sahabatnya. Oke dia gamungkin langsung ngasi tau mama kan kejadian seminggu ini. BIG NO bahkan dia sendiri belum bisa mencerna semuanya dengan baik. Give me more time to realize and make sure that im okay and ready to tell my mother please.
"Apasi mama kebiasaan deh ribet banget.. aku gapapa ko"
" i dont know darl mama just feel something happened with you. Glad to hear you fine there. I miss you already. Please come home as soon as possibble"

Okay. Tembok tegarnya belum terbangun sempurna.  Kini mata nya berkaca kaca. Sebenernya ia ingin sekali  mengatakan semua nya sekarang tapi ia tau ini bukan waktu yang tepat. Mencoba menghalau air matanya kemudian menarik nafas dalam.

" i  miss you too , i'll be there soon
see you ma"

Ia menutup telpon kemudian kembali terisak. Ternyata ini lebih sulit dari yang ia bayangkan bahkan setelah menghabiskan weekend dengan tangisan pun tak bisa menghapuskan perasaan kacau nya sama sekali.
Ia bukan lagi remaja 17 taun . She's already 24 th. But it's still damn hurt to lose someone you loved.
Puas meratapi nasib yang sangat menyedihkan helena memutuskan untuk mandi air hangat .

Tepat seminggu setelah pengakuan Reno. Helena menghela nafas panjang sebelum beranjak untuk mandi. Seminggu yang lalu ia menyibukkan diri dengan co ass nya yang meskipun tanpa  sengaja menyibukkan diri memang sudah sibuk. Menghabiskan waktu di ruang jaga  menggantikan teman teman nya tanpa sepengetahuan dosen pembimbing. Hal yang paling anti helena lakukan bukan karena enggan membantu, tapi memikirkan kemampuan teman nya di masa depan jika sekarang tak memanfaatkan moment untuk belajar dengan baik.  Tapi dia mengikis prinsip nya karna satu masalah dengan suasana hatinya.
Tapi dia berjanji mulai minggu ini dia akan kembali menjadi helena yang normal tentu dengan tidak menyandang status reino's fiance anymore. Poor helena .
Baru saja meyakinkan dirinya sendiri tapu sudah ragu.
Menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya menenteng snelli dan tote bag nya dan berangkat menuju rumah sakit yang terletak di dekat kontrakan nya. Ya maksudnya kontrakan nya dengan Vina. Semenjak co ass dia dan Vina memilih menyewa rumah bersama Vina di dekat rumah sakit agar lebih mudah. Tidak terlalu besar . 2 kamar 1 kamar mandi dapur dan ruang tamu cukup nyaman di tengah hiruk pikuk kota jogja.  Dan memang Vina sedang berkunjung ke rumah budhe nya yang baru pulang umroh entah sengaja membiarkan Helena menenagkan diri atau memang benar karna setaunya Budhe nya itu kembali seminggu yang lalu,  bahkan oleh oleh yang diberikan sudah kami habiskan . Apapun alasan nya aku sangat berterimakasih pada  Vina atas segala pengertian nya.

Perdebatan dengan fikiran ku membawa langkah ku sampai ke depan pintu jaga  igd. Menghela nafas lagi dan tersenyum se ikhlas yang aku bisa dan bergabung bersama yang lain tenggelam dalam kesibukan ku seperti biasanya.

Sampai sebuah lengan menyentuh pundakku

"Lunch dulu yuk ? Rio sama Dina udah dateng buat gantian "
Kulirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 02.30. Sehabis shalat dzuhur tadi memang aku disibukkan dengan pasien korban tabrak lari yang terluka lumayan parah jadi tak menyadari ini bukan lagi siang ini sudah hampir petang.

"Lenn ayok laper banget nii"

Vina menarik lenganku bahkan sebelum aku mengatakan iya. Berjalan ke arah ruang jaga mengambil tas.

"Mau makan dimana makk?"

"Ngikut deh"

"Gaasik amat"
Aku hanya menatap Vina tanpa minat yang dibalas cengiran oleh nya.

"Di kantin rumah sakit banget nih Vin?"

"Lah katanya dimana aja tadi?"

Aku menghela nafas gusar . Yasudah lah aku juga sama lelah nya dan malas berdebat.

"Ehh dokter mau mesen apa nihhh?"

"Belom lulus mas agungggg"
Vina menngingatkan

"Ya kan sebentar lagi istilah nya tu apa ya? Ya gitu lah pokonya"

Mau tak mau aku tersenyum tipis mendengar percakapan mas agunh dana Vina memang mereka berdua setipe humornya.

Vina yang sudah memesan menaikan alis untuk bertanya pesanan ku.

"Samain aja, cuma punya ku gapake sayur ya mas sama minum nya es jeruk tapi gapake gula"

"Waras lo?!"

Potong Vina sewot.

"Sariawan gue"

Mas agung cuma tertawa pelan dan kembali untuk menyiapkan pesanan kami.

Aku menunggu dalam diam sambil mengamati keadaan kantin yang sudah tak lagi ramai. "Ya iyalah waktu makan siang saja udah kelewat banget"  batin ku menjawab. Sampai lamunan ku terhenti karna omongan Vina.

"Sorry kemaren gua boong sama nyokap lo. Gua cuma gatau harus bilang apa"

Raut wajah bersalah Vina memang paling top. Dia tak segan segan mengakui kesalahan nya. Makanya aku betah berteman bertahun tahun dengan nya meskipun mulutnya kadang tak ada filternya.

"Hey harusnya gua duluan bilang makasih lo udah nyelamtin gua dari nyokap setidaknya untuk saat ini gua belum bisa cerita semua nya vin. Masi bingung"

Shit. Aku kira 3 hari terpuruk sudah cukup tapi ternyata cuma menyinggung hal itu saja membuat ku berkaca kaca. Vina yang menyadari hal itu merubah raut mukanya menjadi panik.

"Its oke lenn. Im here for u dont worry"

"Thank you vin"

Setelah mas agung mengatar pesanan . Kami makan dalam diam, aku tidak bermaksud mendiamkan Vina tapi aku hanya tidak tau harus berkata apa.

Sampai di rumah kami masi diam hingga akhirnya Vina membuka suara lagi.

"Lo apa gua dulu yang mau mandi?"

" Lo duluan deh. Gua mau nyuci dulu. Lo ada cucian? Sekalian gua masukin mesin cuci"

"Ntar gua ambil sekalian ke kamar mandi  lo rendem dulu aja. Nanti lo jaga malem kan len? "

"Iya kan sama lo sama andre juga. Jangan telat ya Vin konsulen kita dr. Haikal"

"Iyeee sip makk".

Aku mulai merendam cucian kemudian membiarkan mesin cuci itu melakukan tugas nya. Aku terdiam di sofa kemudian memutuskan untuk tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang