First Day

9 2 0
                                    

Proses pendaftaran yang melalahkan dan membingungkan akhirnya selesai juga. Siswa yang namanya tercantum di papan mengumuman bersorak sorai gembira. Mereka sangat sedang dengan hasil yang mereka lakukan.

Tak terkecuali bagi anak laki laki bernama Nanda Danuarta. Baginya masuk ke SMA cakra tidaklah sulit, sebernarnya ia bisa saja mengambil beasiswa yang gurunya tawarkan tapi, ia menolaknya dan memberikan beasiswa tersebut kepada yang lebih membutuhkan. Dan sekarang ia bangga akan hasilnya yang memuaskan. Ia masuk kelas X Ipa 1 yang isinya memang anak anak pintar.
--
"Pah, Nanda lolos pendaftaran." Dengan nada bersemangat ia memberitahukan papahnya yang berada di luar negeri.
Ayahnya Nanda menjadi dosen di Universitas luar negri dan ibunya sudah lama bercerai dan telah memiliki tambatan hati lainnya. Jadi tidak jeran jika Nanda berada di rumah bak istana dan tinggal bersama para asistennya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.

"Itu sangat bagus nak. Teruskan prestasimu, ayah bangga dengan kamu." Ayahnya Nanda selalu menuruti apa saja kemauan anak semata wayang dan keluarga satu satunya di dunia.

"Makasih pah, nanti Nanda telfon lagi ya. Nanda sekarang lagi bareng temen temen. Bye ayaaaah, love you."

"Hati hati anak kesayangan ayah. Love you too."

Tuut tuuut *telpon terputus

"Nanda sini deh!" Seru Bimo salah seorang teman SMP Nanda yang memang lagi nongkrong bareng.

"Ada apa bim?" Sambil memicingkan sebelah mata khas Nanda.

"Jalan yuk, bosen dirumah Ando mulu." Sambil mengeluarkan kunci mobil milik Ando yang baru saja Bimo ambil.

"Eh, itu kan kunci mobil gue. Ko bisa di elu si? Siniin ga?" Bentak Ando

"Deeh, gimana? Orang mau gue pake ko sama Nanda. Iya ngga ndaaa? Yuuk" Bimo langsung saja menarik tangan Nanda yang masih senyum senyum melihat dua sahabatnya bertengkar.

"Laaah, Bomooo siniin ga itu kunci mobil bokap gueee. Agrrrrrh" geram Ando sambil mengikuti keduanya

"Yaudah gue pinjem bentar Ndo. Kalo ngga lu ikut aja apa susahnya?" Bimo memang suka seenaknya, tapi justru ia yang membuat persahabatan ketiganya menjadi lebih seru.
--
"Trobos aja Nda, gasss." Kompor Bimo

"Eh lu jangan gitu Bimoo kumaediii, nanti kalo ada apa apa gimanaaa ini?" Jeplak Ando yang memaang benar rambu lalu lintas dibuat untuk dipatuhi.

"Sejak kapan nama Bimo jadi Bimo kumaedi?" Celtuk Nanda yang daritadi tampak acuh dengan ocehan keduanya

"Gatau tuh, Ando mah suka gitu sama dedek. Hiks" dengan nada dimelas melas Bimo mencari pembelaan pada Nanda

"Eh, bentar bentar kasihan ya cewe itu.. masih sekecil itu udah jualan koran panas panasan gini. Kemana ya kalo gitu orang tuanya?" Gerutu Nanda yang tak sengaja melihat anak seusianya menjajakan koran disiang hari dan merasakan iba.

"Eeh malah meleng bang Nanda ini, udah diklakson dari belakang tuh bang. Cepet dah" timpal Ando

Mobil mereka pun melaju ke pusat perbelanjaan ternama di kota mereka. Tempat nongkrong anak anak muda zaman sekarang.

-----

Jadi siapa yang dilihat Nanda Danuarta sebenarnyaaaa?
Tunggu part 3nyaaaa🙌🙌🙌
Keep reading gaeeees 😍
Jangan lupa vote dan komeen okeeeee 😚 💕

MilikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang