Mimpi

21.5K 152 3
                                    

POV. Rizal.

Nama panjang gue Rizal setiawan. Biasa dipanggil ijal. Gue terkenal dengan kesombongan dan keangkuhannya. Selain karena jago karate, gue juga pinter dan aktif di organisasi.

Gue bukan anak yang baik. Semenjak masuk SMA sampe kelas 3 , udah engga kehitung berapa banyak temen maupun adik kelas yang gue palakin. Sebagian dari mereka malah sengaja menyiapkan jajan atau makanan khusus untuk gue. Setiap kali gue dan geng gue jalan, ga ada satupun di antara mereka yang berani natap. Semuanya tunduk setunduk-tunduknya. Terutama anak-anak laki yang sok jagoan dan bengal di angkatannya.

Namun, di balik itu semua. Gue menyimpan hasrat yang sangat memalukan dan menjijikan.

Yaap !!

Gue seorang foot fetish, submissive dan berjiwa dog slave.

Semua bermula ketika pertama kali gue mimpi basah. Mungkin tepatnya ketika gue duduk di kelas 2 SMA.

Malam itu, gue bermimpi di kelilingi oleh tiga orang temen perempuan sekelas gue. Eva, Wanda dan Laura.

"Cium !" Dengus Eva sambil menunjuk ujung sepatunya.

"Hah?"

"Cium atau gue sumpel?" Timpal Laura.

Sebagaimana kebanyakan mimpi. Baik badan, kaki dan tangan gue rasanya berat banget untuk digerakkin. Gue udah berusaha memukul dan melawan ketiga wanita itu tetapi selalu gagal.

Setiap ingin mengangkat tangan, gue ngerasa seakan ada beban berat yang nempel di tangan gue. Begitu juga ketika ingin bangkit, rasanya seperti seluruh tubuh gue diiket di berbagai sisi.

Sekuat tenaga gue berusaha untuk bangkit, memukul dan menghindar tapi semuanya sia-sia.

"Oke sini buka mulutnya." Ucap Wanda sambil membuka kaos kakinya dengan santai.

Bibirnya tersenyum sadis.

Dengan perlahan dia membuka mulut gue dengan tangan kanannya, kemudian memasukkan kaos kaki putih kekuningan itu ke mulut gue.

Gue mangap ! Tanpa perlawanan ! Patuh seperti seekor anjing di hadapan pemiliknya.

Mimpi ini benar-benar gila dan kurang ajar !

Ketiganya tertawa terbahak-bahak melihat mulutku penuh sesak kaos kaki kotor. Sementara aku, hanya bisa diam mematung sambil menahan malu.

"Oke, kaos kaki itu ga boleh dibuka sampe warnanya jadi putih lagi ya !"

Aku mengangguk pelan diiringi gelak tawa mereka.

"Sekarang gue pengen elo jalan jongkok keliling kelas ini tiga kali ! Paham?"

Aku hanya diam sesaat. Kemudian tanpa sadar menganggukkan kepala tanda siap menuruti perintah mereka.

Dengan kaos kaki yang memenuhi mulut dan posisi tangan di kepala aku mulai berjalan jongkok ke pinggir kelas.

"Sambil ngomong cikidaw awewewewew !!" Perintah Eva tiba-tiba.

Rasanya memalukan sekali. Aku mengucapkan cikidaw aweweweweww dengan mulut penuh kaos kaki.

"Cikdwa awwwmhh" ucapku kesulitan.

"Cikdwa awwwmhh"

"Cikdwa awwwmhh"

"Cikdwa awwwmhh"

Setelah sempurna 3 putaran, aku masih tetap dalam posisi jongkok di hadapan mereka sampai ada perintah untuk duduk.

Betapa memalukannya diriku. Dalam posisi seperti ini tentu area ketiak dan dadaku terekspos jelas. Terlebih lagi, gaya duduk mereka di atas meja sambil menyilangkan kaki sebagai tanda kekuasaan penuh terhadap diriku.

Bertekuk lutut (Femdom 21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang