"Akhirnya selesai juga testnya," ujar Jisoo mengelap peluh di dahinya.
"Laper nih, makan yuk!" ajak Ari.
"Mau traktir kita Ar?" tanya Jisoo.
"Yaelah, bayar sendiri-sendiri lah," jawab Ari.
"Jis, si Ari mana punya duit buat bayar kita," kata Suzu meremehkan Ari.
"Heh, Lo tuh anak horang kaya tapi gak dimanfaatin," ejek Ari dengan bangganya.
"Gue gak mau bergantung ke orang tua gue, udah cukup adek gue yang hambur-hamburin duit emak bapak gue," jelas Suzu yang dapat tepukan tangan oleh Ari.
"Pengen ketawa gue denger kata-kata lo," ujar Ari menahan tawanya.
"Udah ih, kita makan gue yang traktir," ujar Jisoo berjalan lebih dulu.
"Ni anak kesambet apa ya?" tanya Suzu kepada Ari, yang dibalas gelengan.
"Udah gak usah protes, ntar gak jadi ditraktir," jawab Ari sambil menarik tangan Suzu.
.
"Kenyang banget gue," ujar Suzu sambil bersandar di kursinya.
"Yaudah gue mau bayar dulu," ujar Jisoo beranjak dari sana.
Setelah Jisoo pergi ke kasir Ari melihat sekitarnya, tak lama matanya melebar saat melihat seseorang yang berjalan dari pintu masuk.
"Zu, Lo liat gak?" tanya Ari menatap lebar Suzu.
"Apaan setan?"
"Iya jelmaan setan, tuh duduk di kursi sana," tunjuk Ari.
Suzu menyipitkan matanya tak lama matanya melebar sambil menganga.
"Ini mah setan bin buaya," ujar Suzu.
"Jangan sampai dia liat kita, bisa mampus," ujar Ari menutup mukanya.
"Eh pada kenapa dah pake nutup muka segala?" tanya Jisoo yang telah selesai dari kasir.
"Itu tuh ada setan,"
"Sejak kapan lu pada bisa liat setan?" tanya Jisoo terkekeh geli.
"Itu tu bener setan, coba liat tuh," jawab Suzu sambil menunjuk setan itu.
"Apaan dah itu kan cuma or-,"
"SETAN!" teriakan Jisoo membuat orang-orang disana memandangnya aneh.
"Anjir-anjir malu gue, muka gue mau di taruh dimana," ujar Ari.
"Bukan temen gue dia mah," sahut Suzu memalingkan wajahnya.
"Seharusnya yang malu tuh gue bukannya kalian," ujar Jisoo.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Eh udah lama ya kita gak ketemu kalian, masih sama ya lu Jis suka bikin ribut," ujar orang itu.
"Heh lu kelinci guling, kalau gue kaya gitu dulu gak perlu lu tergila-gila sama gue," sahut Jisoo menatap Bobby jengkel.
"Ya lu suka bikin ribut hati gue," ujar Bobby yang dibalas tatapan jijik oleh Jisoo.
"Gue udah selesai, cabut yuk,"
"Eh main cabut-cabut aja, hati Abang gak bisa dicabut gitu aja," ujar Bobby memegang tangan Jisoo.
"Eh lu pada kenapa gak bantuin gue sih?" tanya Jisoo kepada dua manusia disampingnya.
"Mereka kan mantan aku sayang, pernah aku gigit makanya gitu," ujar Bobby menatap mereka berdua.
Mereka pun pergi keluar sambil berlari.
"Kamu gak aku gigit tapi aku terkam,"
"Anjir ni orang emang setan bin buaya,"
"Lepasin atau gak gue telpon paman gue nih," ujar Jisoo sambil melepaskan tangannya.
"Oke gue lepasin, tapi hati kamu gak akan aku lepasin," ujar Bobby.
"Sumpah gue pengen nelpon paman gue,"
"Emang paman kamu kenapa?"
"Dia pengusir setan," sahut Jisoo melenggang pergi.
Bobby bengong menatap kepergian Jisoo.
"Emang disini ada setan ya?"
Jangan lupa voment nya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Who We Want
FanfictionTiga makhluk pengangguran yang sedang mencari kerja. by Jichuu02