AB

59 6 2
                                    

Aksa Bimana, kapten basket keturunan Arab yang sedang duduk di bangku akhir sekolah menengah atas yang selalu menjadi primadona bagi para remaja perempuan di sekolahnya.

Postur tubuh tinggi ideal, hidung mancung dengan mata elang dan kemampuannya saat bermain basket memberi kharisma tersendiri bagi Aksa.

Meski menjadi idola di sekolah dan banyak dikelilingi perempuan-perempuan cantik, Aksa bukan tipe orang yang akan mendekati semua dari mereka lalu meninggalkannya ketika sudah bertemu dengan yang cocok.

Selama delapan belas tahun hidupnya Aksa hanya berpacaran sebanyak dua kali saja. Itupun putus karena keinginan keduanya. Jadi tidak ada yang namanya pelakor-pelakoran dalam hubungannya dulu.

Entah kenapa, tapi sejak memasuki bangku kelas dua belas, tidak ada ketertarikan lagi untuk menjalin sebuah hubungan dengan seseorang. Bukan berarti dia tidak normal, tapi entah lah.

Sekarang yang sedang jadi fokusnya hanya basket dan ujian yang sebentar lagi akan dihadapinya.

“Sa, ayo kumpul” dari arah belakan Beni menepuk punggungnya.

Hari ini coach-tim basket sekolahnya, yang juga sepupunya akan membertikan informasi. Entah lah Aksa juga tidak tahu sama sekali.

“So, saya cuma mau kasi tahu sama kalian semua kalalu SMA di kota sebelah udah mulai buka pendaftaran kompetensi basket” Aksa tahu kompetensi basket itu.

Setiap tahun memang sekolahnya dengan sekolah di kota sebelah akan bertemu di kompetensi basket yang sudah secara rutin diadakan.

Satu bulan lalu sekolahnya mengadakan komepensi basket juga, dan pastinya di final mereka selalu bertemu dengan sekolah kota sebelah.

Ini menarik, sangat menarik, apalagi ini adalah kompetensi basket terakhirnya. Katena sebentar lagi pasti dia dan kelas dua belas lainnya akn difokuskan untuk menghadapi UNBK dan juga segala macam bentuk ujian masuk universitas.

Kapten Basket X JurnalistikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang