Novel ini adalah karya pertamaku dalam bentuk buku. Diterbitkan pada akhir tahun 2012 oleh Penerbit Harfeey.Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Nadhif, anak bungsu yang ingin membahagiakan Ibunya. Setelah ayahnya meninggalkan keluarga kecil mereka.
Di dalamnya juga ada kisah bagaimana pertama kali Nadhif mengenal cinta dan merasakan bagaimana patah hati. Juga kisah persahabatannya dengan Mahmud, sang penghapal al qur'an yang selalu jadi pengingatnya dalam kebaikan.
~~~
Ini terinspirasi dari kisah nyata tapi sudah blur banget karena banyak fiksinya. Aku memang masih takut untuk menuliskan novel dengan kisah pure dari kehidupan nyata. Karena takut menyinggung pihak tertentu atau membuka aib.
~~~
Alhamdulillah.Big Thanks sama mbak Zamie bolin yang udah telaten untuk jadi editor naskahku. Aku baru nyadar ketika aku sudah lama terjun di dunia menulis kalau naskahku dulu pasti berantakan banget. Karena aku sama sekali buta akan EYD dan tanda baca.
Dan aku makasih banget sama ibuku yang dukung aku nulis novel ini ketika lagi ribet-ribetnya nulis tugas akhir. Waktu itu aku kerja sambil kuliah. Beberapa hari (nggak tahu pastinya) setelah menulis novel ini, aku tumbang dan nggak masuk kerja beberapa hari sampai dipindah bagian.
Makasih buat ayahku juga yang mau baca novelku sampai habis. Buat Dita adekku yang mau foto bareng novelku padahal dia gak suka baca novel, hehe.
Makasih buat saudara-saudaraku :
Pakdhe Ino dan keluarga, yang borong 5 novel sekaligus dan kasih kritik saran. Pakdhe Uud, Tante Linda, Oom Hardiman, Mbak Endang, Pak dhe Dayat, dan sapa lagi ya waktu itu yang beli? Ingatkan kalau lupa, huhu.Makasih buat teman2ku :
Retno, sahabat dekat semasa SMA yang gercep langsung pesen nih novel. Almarhumah Fety, yang bela-belain datang dari Pandaan ke Sidoarjo demi beli novelku. Rohmi, temen semasa SMA yang kita akhirnya akrab dan sahabatan gegara novel ini.
Nadhif yang kerasan banget mondok dan namanya udah kupakai jadi tokoh novel. Yudha yang minta harga teman 😂 tapi ujungnya nggak mau dikasih kembalian,makasih, hehe. Uangnya 40ribu.(btw, harga dari penerbit itu aku dapat 35ribu. dan kujual 39 ribu, ongkirnya pun nggak kuhitung,hihi. Ada yang beli aja kusudah senang, hihi)
Mbak Reffi Dhinnar, yang baru kenal tapi langsung beli novelku.😍 Surya yang juga gamau dikasih kembalian,hehe.Makasih. Mbak Evi dan mbak Rocker, temen Ecco 2. Mustofa, yang nyuplai yakult di koperasi Ecco. Pak Unais, guru PPL semasa SMA yang minta tanda tanganku juga 😂, beliau lebih pantas diidolakan btw.
Makasih juga buat Sari, yang awalnya nggak saling kenal akhirnya bisa saling support ❤️❤️💕💕..
Aku agak lupa siapa aja yang beli. Tapi total yang baca bukuku kira-kira 35.an orang lebih (entah di tahun 2020 ini udah berapa yang baca). Soalnya selain dibeli bukunya juga kupinjamkan dan kubagi-bagikan ke temen-temen. Dan tiap ada yang dapat novelku aku catet di buku diary..hihi (diary nya udah hangus kayaknya,hehe)
Dulu aku nganggep menerbitkan buku ini bukan hal yang membanggakan,karena ini proses nulisnya cepet, nggak sampai sebulan dan proses terbitnya juga cepat, karena sistem indie. Jadi kaget juga pas ternyata postingan novelku ini langsung banyak yang memberi ucapan selamat dan juga ada yang pesan. Sama sekali ga terpikir. Malah dipikiranku ini gak ada yang bakal beli,hehe.
Alhamdulillah setelah sekarang menyadari betapa susahnya nerbitin novel itu (dari segi waktu untuk menulis, cari ide, bikin tulisan yang bagus dan disukai, ngeditnya, modal uang kalau terbit di indie, modal kesabaran extra kalau terbit di mayor, dan banyak kendala lain). Aku sekarang bersyukur dan berterimakasih dengan diriku yang dulu.
Seenggaknya aku pernah punya karya solo,hehe. Entah kapan diijinkan Allah untuk menerbitkan buku solo lagi. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi salah satu tabungan akhirat.
Sempat aku berhenti sejenak menulis fiksi karena ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum menulis fiksi. Dan saat itu aku mencoba menulis non fiksi. Tapi aku malah resah karena aku kesulitan untuk memblurkan tokoh antagonis dalam kisah true story itu. Aku takut malah menjadikan membuka aib.
Kemudian aku mencari-cari terus kemantapan hati yang pada akhirnya di tahun 2019 aku kembali menulis kisah fiksi di platform wattpad ini :).
Mohon maaf jika ada yang berbeda pandangan.
Bismillah .
Semoga kita terus dalam naungan hidayah dan rahmat Allah.
Semoga Allah beli akhir yang baik dalam kehidupan kita, agar bisa menghadap dan menemui Allah dalam keadaan yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata dalam Karya
Non-FictionHanya sekumpulan buku-buku atau naskah yang pernah kutulis agar aku selalu ingat bahwa aku pernah menuliskannya.