35

892 64 49
                                    

"minggu ini kalian punya berapa calon investor?"

"sekitar 5. dan kita masih cari investor lain buat jaga jaga kalo ini hasilnya kaya kemaren"

"kapan kalian ketemu investor?"

"besok siang, lusa pagi 2 orang, tiga hari lagi 2 orang lagi. "

"kapan target selesai cari investor?"

"minggu ini. karna kita dikejer deadline pembangunan"

luna senyum

"siapa investor yang mau lu temuin?"

jeno nyebutin semua calon investor ittu, lagi lagi luna senyum, kenapa? luna kenal mereka semua.

iya mereka semua rekan bisnis papinya dan dia sering ketemu mereka. luna juga masih berhubungan baik sama mereka semua

"jadiin pertemuan mereka 1 hari dan jadiin satu waktu. buat jadwal lusa"

jeno bingung

"gimana caranya? itu kan kita  nyesesuai jadwal mereka sama jadwal mark"

"lu biasa gantiin mark di pertemuan penting kaya gini kan?"

"iya"

"bilang sama mark lu bakal gantiin dia."

"kalo mark ga mau?"

"yakinin, atau alesan. terserah gimana caranya. gua ga mau."

"ok.terus jadwal investornya gimana?"

"biar gue yang urus"

"gimana?"

luna lagi lagi cuma senyum

selepas jeno pergi, luna melajarin berkas konsep proyek, investasi, dll. yakali besok mau nyabotase pertemuan mark sama investor kaga tau apa apa.



malemnya luna kabur sebentar nlfnin calon investornya mark

"sehat kok om? om gimana?"

"sehat sehat. ada apa ini kamu nlfn om malem malem kaya gini? ga biasanya. kamu butuh bantuan? ngomong aja. om pasti bantu"

"ah jadi gini om, luna butuh bantuan om sedikit"

"ngomong aja sayang, om pasti bantu"

"ini soal pertemuan om sama suami luna. bisa ga om kalo pertemuannya di ganti besok?"

"oh bisa bisa. jam berapa dimana?"

luna senyum puas

ga sia sia dulu dia baru tidur dua jam udah harus bangun dan gantiin papinya mimpin rapat.

"besok pagi jam 10, di MODOWOO Gwanghwamun"

"ok. besok om dateng"

"makasih ya om"

itu tlfn terakhir luna

luna senyum puas,

"luna?"

luna kaget karna itu mark.

"mark?"

"kamu ngapain di sini? masuk yuk, dingin. kamu ga pake jaket lagi"

"oh,iya gitu?"

luna diem diem nafas lega. mark ga denger omongan dia di tlfn

mereka masuk tanpa kecurigaan mark sedikitpun

"kamu sakit? kok pucet gitu?"

"gapapa cuma capek"

luna antara seneng sama sedih. seneng karna luna bisa nyuruh jeno ngelarang mark ketemu kolega dengan alasan sakit, sedih karna mark beneran sakit

She's My Lovely WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang