0.1 Introduction

16 3 0
                                    

Kicauan burung terdengar merdu di rungu saat pagi tiba, matahari pun belum terlihat diufuk timur. Masih dengan suasana dingin yang mencekam. Pukul 04.30 lelaki itu sudah bangun bahkan mengais pekerjaan. Entah apa pekerjaan yang akan didapatnya, setelah melaksanakan sembahyang subuh ia pamit ke ibunda nya untuk bekerja, padahal keadaan berbanding terbalik ia masih harus mencari pekerjaan.

Ia berkeliling ke toko toko, kuli, dan sama saja tidak ada yang mau menerima diri nya.

Punten, kang. Ada lowongan pe—”

Henteu aya ”jawab ketus seorang pria tua tersebut.

Pras hanya bisa menghembuskan nafas pelan, “oh iya hatur nuhun, akang. ”

Lalu ia kembali berjalan tanpa kendaraan menuju tempat, grosiran, toko yang bisa menerima ia untuk bekerja paruh waktu.

Sempat terlintas dipikirannya untuk melakukan hal hal yang berbahaya seperti mencuri, menodong, merampok, menghipnotis. Namun dengan bantuan iman ia bisa menepis semua itu dari pikiran nya.

Ia berhenti di bawah pohon rindang, disamping pohon tersebut ada tiang listrik. Ada secarik kertas yang tertempel disana, ia segera mendekat dan membaca kertas tersebut.

Lowongan pekerjaan
Khusus untuk perawat RSJ Bhayangkara

HUB : 0888xxxxx

Ia mengambil secarik kertas itu lalu merenungkan dibawah pohon, “Gue bisa gak ya jadi perawat ditempat yang pernah gue jadi pasien. ” Kalimat nya barusan menyadarkan bahwa ia dulu pernah gila, dan dirawat di RSJ Bhayangkara.

“Coba dulu deh, ” Lalu ia mengambil ponsel nya dan mengetik nomor yang tertera disana.

Tutt tutt tutt

Halo selamat siang, kami dari Rumah Sakit Jiwa Bhayangkara. Ada yang bisa kami bantu?

‘E-ehmm saya bisa melamar pekerjaan? ’

Ah iya bisa sekali bapak, bapak bisa datang hari ini dan membawa surat serta kelengkapan data.

‘Terima kasih, mba. Saya kesana. Selamat siang. ’

Sama sama, pak. Selamat siang.

Panggilan ditutup oleh Pras, ia segera melangkahkan kaki nya menuju tempat tersebut. Sedikit keraguan muncul dihati nya, ia menepis keraguan tersebut.

Ia sampai didepan gerbang rumah sakit tempat nya dahulu. Menatap rumah sakit itu, serta melihat orang orang tidak waras, yang ia bingungkan adalah orang orang itu begitu tampan dan cantik, bagaimana mereka bisa gila.

‘Kan gue juga pernah kek gitu—ah udah deh’ batin nya sambil menggeleng geleng kan kepala pelan. Saat masuk ke dalam, ada semacam resepsionis. Pasti itu yang menerima telfon nya tadi. Pikir Pras.

Ia berjalan menuju meja yang memisahkan antara ia dan resepsionis tersebut. “Selamat siang, mba”

Pras melihat name tag nya, wanita itu bernama Silvia Celine.

“Selamat siang, ada yang bisa kami bantu? ” jawab nya dengan sopan sambil tersenyum manis ke arah Pras. Jangan sampai Pras jatuh cinta hanya karena senyuman nya saja, sungguh memalukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P R A STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang