° 𝘿𝙞𝙖

1.3K 154 13
                                    

Yoongi ingin sekali menjatuhkan pusat pandangannya ke penampakan yang lebih baik, bukan seorang pemuda bertubuh kurus, usang dan kotor.

Banyak cerita yang didengar oleh Yoongi dari orang-orang di tempat ini, seorang pemuda yang tengah mencari perhatian padanya ini bernama Seokjin.

Tanpa marga, gila, dan pengusik.

Ya, pengusik, tentu saja. Yoongi hampir gila sama seperti dirinya sebab menatap Seokjin yang tak henti menengadahkan tangan ke arahnya hanya untuk meminta sesuatu untuk dimakan.

"Beri aku apapun, kak. Aku ingin makan. Apapun itu." Suaranya terdengar parau dan lirih. Sudah ratusan kali pemuda bernama Seokjin itu merengek kepada Yoongi yang bodohnya selalu duduk di depan teras toko yang menjual alat lukis.

Dari penampilannya cukup meyakinkan kalau dia sungguhan miskin, dan menyedihkan. Dari nada suaranya pun juga demikian. Tapi, bukankah itu taktik seorang peminta-minta?

Yoongi menyerah untuk ditipu oleh orang semacam Seokjin. Kalau didiamkan saja ini cukup mengganggu di telinganya.

"Mau apapun?"

Seokjin mengangguk antusias. Lantas Yoongi menendang sebuah tong sampah beberapa jarak di samping tubuh hingga isinya berceceran.

"Ambil sesuatu dari sini! Ambil sesuatu yang membuatmu kenyang."

Seokjin memberikan seuntas senyum manis sampai labiumnya terkoyak mengeluarkan darah akibat teramat kering ditiup angin.

Ia berjalan mengikuti titah Yoongi. Mulai mengais untuk mencari sesuatu yang pantas dimakan. Ia menemukan sebuah roti yang tersisa separuh lalu digigit begitu nikmatnya.

"Dia memang gila. Aku percaya, dia itu gila."

Yoongi pergi setelah menyeka air matanya.

symphaty | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang