Pertama

138 12 1
                                    

@syifanur08_
|Aku yakin kalian tau kan cara menghargai sebuah karya:))|

Namaku Arumi. Hidupku tidak sempurna seperti halnya orang lain. Walau sering dihina dan dibully tapi, itu semua bukan suatu alasan untuk menyerah.

Ditengah malam yang sunyi. Ku merindukan seseorang yang selama ini selalu hadir layaknya cakrawala dalam kehidupanku.

Kenangan yang begitu indah kita ukir bersama, selama tiga tahun lamanya.

Goresan demi goresan tersirat dalam sebuah lembaran kertas yang kini sudah dibukukan dan diabadikan dikehidupanku.

Ingin sekali rasanya kembali ke masa itu. Dimana dia yang selalu menghiasi hidupku dengan warna diatas kegelapan.

.
.
.

"Woy buta!"

"Anak buta kok disekolahin disini! Pantesnya tu di SLB (sekolah luar biasa) hahaha!"

"Awas ada sibuta bawa tongkat saktinya. Hahahha!"

Begitulah kira-kira hinaan dari teman-teman sekolahku. Yang aku lakukan hanya diam. Karena suara itu tersamarkan oleh senandung lagu jaman 90-an (Nike Ardila-Bintang kehidupan) yang terus kudengarkan menggunakan aerphone, walau kadang samar-samar suara hinaan itu masih terdengar. Tapi ya sudahlah.

Sepanjang koridor suara gelak tawa yang kudengarkan. Mereka menertawakan seakan-akan mereka tidak merasakan. Bagaimana jika hal ini terjadi pada mereka.

Sampainya dikelas aku langsung menghampiri tempat duduk-ku yang ada dipojok belakang.

"Hai Arumi, kamu udah ngerjain tugas fisika belum?"

"Sudah kenapa? Kamu mau lihat?"

"Boleh?"

"Ambil aja."

"Makasih Arumi."

Dia adalah sahabat dekatku sekaligus teman sebangku. Namanya Mila. Hanya Mila saja yang selalu membelaku. Karena keadaanku buta Mila selalu membantuku menjelaskan ulang semua pelajaran yang kadang-kadang guru tulis dipapan tulis. Aku sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Mila.

"Woy! Buta minjem tongkatnya ya!"

"Kembaliin! Nanti aku gak bisa jalan tanpa itu. Bima!"

Dia adalah Bima, laki-laki yang selalu menghina dan menginjak-nginjak harga diriku dengan seenaknya.

"Bodo amat! Kalo bisa ambil sendiri!"

"Kenapa sih! Kamu suka gangguin aku terus!"

"Itu hobi gue. Hahaha!"

Plak...

Ku dengar suara patahan. Jangan-jangan itu tongkatku.

"Ups..tongkat lu patah! Maaf...SENGAJA! Hahahah! "

Apa yang ku bayangkan ternyata benar itu adalah suara patahan dari tongkatku. Tanpa tongkat itu mana mungkin aku tahu arah.

"Woy Bima! Kurang ajar banget sih! Gantiin tongkat Arumi!" bela Mila.

"Gak mau! Bodo amat! Gak peduli."

Keanu CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang