Fatwa Az-Zahra Dhiaurrahman 1

69 8 2
                                    

'Kesederhanaan tak akan menghalangi kebahagiaan.'
.
.
♪♪♪

Admin POV
Fatwa Az-Zahra Dhiaurrahman. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana, beda dengan keluarga diluaran sana. Fatwa merupakan siswi SMA Negeri 4 Malang kelas x ( sepuluh ) IPA 1. Fatwa tinggal di rumah bersama umi, abi, dan adiknya. Sang umi bernama Fatimah Az-Zahra, sedangkan abinya bernama Adnan Basyar Dhiaurrahman, dan adik kecilnya bernama Kayla Az-Zahra Dhiaurrahman.

Walaupun terlahir dari keluarga yang sederhana, Fatwa masih bisa duduk di bangku SMA yang terfavorit di daerah tempat tinggalnya atas beasiswa yang telah diraihnya sejak duduk di bangku SMP. Fatwa sangat bersyukur kepada Allah SWT karena telah mengabulkan doa hambanya yang menginginkan beasiswa tersebut, dan atas doa dari kedua orangtuaku yang selalu mendoakan semoga anaknya kelak menjadi orang yang bermanfaat.

Fatwa POV
Di shubuh menjelang pagi hari yang sangat dingin, aku terbangun saat mendengar lantunan adzan shubuh yang saling bersautan dengan masjid lainnya, akupun segera bangkit dari tidurku dan langsung mandi tak lupa mengambil air wudhu, untuk melaksanakan kewajibanku yaitu sholat shubuh bersama dengan umi dan adik kecilku. Sedangkan abiku, pergi ke masjid untuk sholat berjamaah di sana, dan aku tidak akan membuang waktuku lagi, akupun segera membangunkan adikku, untuk sholat bersama. Setelah itu, aku dan adikku langsung ke kamar ibuku dan ternyata,

"Assalamualaikum umi," salam ku kepada ibu dan mungkin membuatnya kaget.
"Wa'alaikumsalam, astaghfirullah Fatwa, Kayla kalian ngagetin aja deh, hmm ya sudah ayo kita langsung sholat saja, ntar kita ketinggalan sholat shubuh. Eh tunggu, anak umi yang lucu ini kenapa? kok kayaknya lemes gitu, Kayla masih ngantuk ya?" ujar umi
"Hehehe, umi tau aja kalau Kayla masih ngantuk," jawab adikku.
"Aduh dek, nih dengerin kak Fatwa ya, bagaimanapun kondisinya kita harus melakukan kewajiban kita yaitu sholat fardhu, bayangin ya orang sakit saja masih diwajibkan untuk sholat, apalagi kita yang masih sehat walafiat dan bisa berdiri, jangan karena ngantuk kita tidak melakukan sholat," jelasku panjang lebar.
"Iya deh kak, Kayla nyerah aja deh," ujar Kayla
"Masyaallah anak umi yang shalihah, sudah nanti saja dilanjut ngobrolnya, sekarang kita sholat dulu ya," kata umi sambil tersenyum.
"Siap boss,"

Setelah melaksanakan sholat, kamipun berdoa di dalam hati masing-masing dan langsung bersalam-salaman dan berpelukan dengan umi dan adikku. Tak terasa abi telah kembali dari masjid.

"Assalamualaikum bidadari cantik abi," ucap abi.
"Wa'alaikumsalam abi," jawab kami dengan kompak.
"Abi nggak diajak nih, masak yang dipeluk cuma umi doang,"
"Sini abi, Fatwa peluk,"
"Sama Kayla saja abi," ucap Kayla.
"Sudah-sudah sini kita pelukan sama-sama," lerai umi.

Setelah saling berpelukan umi memasak di dapur dan aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Abi juga bersiap untuk bekerja mencari nafkah.

"Umi, abi, Fatwa berangkat sekolah dulu ya," pamitku sambil mencium tangannya.
"Hati-hati ya nak, belajar yang rajin," pesan umi.
"Iya umiku yang cantik, ya sudah kalau gitu Fatwa berangkat dulu ya,"
"Eh tunggu Fatwa, ini ada bekal kue untuk kamu, jangan lupa dimakan ya," ucap umi sambil menyerahkan kue tersebut.
"Iya umi, Fatwa berangkat ya, Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam," jawab abu dan umi.

Tak lama abi juga berangkat kerja untuk mencari nafkah. "Umi, abi berangkat kerja dulu ya,"
"Iya bi, hati-hati,"
"Assalamualaikum," Ucap abi.
"Wa'alaikumsalam," Balas umi sambil mencium tangan abi.

Jangan tanyakan di mana adik kecilku ya, karena selepas sholat shubuh, Kayla langsung kembali ke kamarnya untuk melanjutkan mimpi indahnya, heheheh.

Sesampainya di sekolah, aku berjalan menuju kelasku dan ternyata di kelasku masih sepi tidak ada penghuninya. Kebetulan di depan kelasku ada taman kecil, akhirnya aku duduk di tanam tersebut sambil menunggu sahabatku. Ah iya perkenalkan, sahabatku ini bernama Adiba Daniyah Fajrina. Ia biasa ku panggil Diba. Adiba sangat baik kepada semua orang, kecuali jika ada orang yang tidak sopan padanya, emosinya akan meluap.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengagetiku dari belakang.

"Hayoo.. ngelamunin siapa nihh," goda Diba.
"Astaghfirullah Diba, kamu ngagetin aja sih, Assalamualaikum dulu napa."
"Iya, iya maaf, Assalamualaikum Fatwa sahabatku yang cantik dan shalihah," ucap Diba
"Wa'alaikumsalam," balasku dengan nada datar.
"Yee.. gitu aja ngambek."
"Abis kamu datang-datang ngagetin aja."
"Iya, iya maaf deh," rayu Diba
"Iya udah dimaafin."
"Eh Fatwa, ngomong-ngomong kamu tadi ngelamunin apa sih?" tanya Diba yang tak kunjung kujawab.
"Faaatwaaa... ," teriak Diba di dekat telingaku.
"Astaghfirullah Diba gak usah teriak-teriak dong, manggil baik-baik kan bisa."
"Kamu sih, aku nanya malah ngelamun lagi."
"Eh iya, maafin aku ya Dibaa, kamu tadi mau nanya apa?"
"Aku tadi nanya kenapa kamu ngelamun, kamu makah ngelamun lagi," jawab Diba dengan sebal.
"Ohh.. aku nggak ngelamunin apa-apa kok."
"Beneran nihh?"
"Iyaa Dibaku sayangg."
"Heheheh, ya sudah kita ke kelas yuk, habis ini udah mau bel masuk," Ajak Diba
"Iya ayoo."

5 menit kemudian bel masuk telah berbunyi, semua teman-temanku masuk ke dalam kelas dan disusul guru Bahasa Indonesia yang bernama Bu Ngatmi.

"Selamat pagi anak-anak," dalam Bu Ngatmi.
"Selamat pagi bu," jawab kami kompak.

2 jam pembelajaran telah berlangsung, bel istirahat telah berbunyi.

"Diba, kamu mau ikut sholat dhuha gak?" tanyaku pada Diba.
"Enggak dulu deh, hehehe," jawab Diba sambil mesem-mesem.
"Ya sudah aku duluan ya," pamitku.
"Iya hati-hati ya."

Setelah sampai di mushola aku langsung melepas sepatu dan mengambil wudhu. Saat selesai sholat, aku langsung bergegas kembali ke kelas untuk memakan bekal yang dibawakan oleh umi.

"Assalamualaikum," salamku pada Diba.
"Wa'alaikumsalam, eh Fatwa udah selesai sholatnya?" tanya Diba.
"Sudah."

Saat aku mengeluarkan bekal yang dibawakan ibu dari dalam tas, Diba bertanya "Bawa bekal apa Fat?"
"Kue, kamu mau gak?"
"Boleh deh, aku mau satu ya, kelihatannya enak nihh."
"Iya, ambil aja."
"Wahh enak banget kuenya, kamu beli dimana? Aku mau beli ahh, buat bekal juga," Puji Diba.
"Aku nggak beli, umi yang buat."
"Wahh enak banget, aku besok beli 10.000 ya."
"Wah terima kasih pujiaannya, tapi maaf umiku nggak jualan kue nih," ucapku.
"Yah kirain umi kamu yang jualan." Ucap Diba.

Bel masuk telah berbunyi, sampai akhirnya jam pulang berbunyi juga.

"Fatwa, aku pulang dulu ya."
"Iya, hati-hati ya."
"Iya, Assalamualaikum Fatwa cantik."
"Wa'alaikumsalam."

Setelah saling mengucap salam, aku langsung menuju mushola untuk melaksanakan sholat dhuhur. Setelah sholat aku tak langsung bangkit dari mushola, aku membaca Al-Qur'an dulu setidaknya 1 lembar saja. Setelah sholat aku langsung menuju rumah.

Assalamualaikum teman-teman, semoga kalian suka dengan ceritaku yaa.
Maaf kalau membingungkan, masih belajar🙏🏻🙏🏻
.
.
.
.
Jangan lupa di vote dan kasih saran buat aku!!
Afwan teman-teman 🙏🏻😘

Fatwa Az-Zahra DhiaurrahmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang