pleasure.

984 90 26
                                    

Hari demi hari berlalu, Viny dan Shani semakin dekat. Semakin muncul kenyamanan diantara keduanya. Tentunya nyaman karena sebagai sepasang sahabat. Itu yang selalu mereka perlihatkan. Entah apa sebenarnya yang mereka rasakan di dalam hatinya masing-masing, mungkin saja salah satu dari mereka sudah benar-benar menyimpan rasa.

Viny semakin semangat mengantarkan Febi ke kampusnya. Namun dia selalu mengelak ketika Febi menebak kalau Viny hanya ingin bertemu dengan Shani. Tentu dengan wajah salah tingkahnya.

Pagi ini merupakan pagi yang santai untuk Viny karena hari minggu dan tentunya dia tidak masuk kuliah. Tugas-tugasnya pun sudah dia selesaikan satu per satu, jadi sudah tidak terlalu banyak beban di hari liburnya, tidak seperti biasanya.

Terkadang Shani pun sering mengingatkannya untuk mengerjakan tugasnya, karena Viny selalu bermalas-malasan untuk itu. Apa bisa disimpulkan bahwa perubahan Viny itu karena Shani?

"Ya Allaah Shanii, tatapannya mematikaan." Gumam Viny terpesona dengan foto Shani.

"Ehemm liatin aja terus sampe kenyang!" Teriak Febi mengejutkan Viny yang sedang duduk di sofa ruang tamunya. Ternyata dia memperhatikan gerak-gerik Viny sedari tadi.

"Apasih lo?! Sana-sana!"

Saat ini Viny sedang membuka aplikasi instagramnya. Terlihat Shani yang baru saja mengunggah fotonya yang membuat Viny terpesona oleh kecantikannya. Sayangnya ada Febi yang datang mengganggu fokusnya.

Namun Viny kembali lagi memandangi foto Shani yang sangat tidak biasa itu.
"Ya ampuun. Dia diciptain pake apaan sih bisa se-sempurna ini." Gumam Viny dalam hati sembari mengelus foto Shani.

" Gumam Viny dalam hati sembari mengelus foto Shani

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kak, gue mau nanya serius. Lo harus jawab jujur." Ujar Febi kemudian duduk di saamping Viny.
Namun Viny sedikit menggeser tubuhnya menjauh, "Nanya apaan? Soasik banget lo."

"Lo beneran ga ada rasa sama Ci Shani?"

Viny terkejut menoleh mendengar pertanyaan yang menurutnya konyol, "Ya gak lah ngaco lo!"

"Ck! Ngegas mulu. Terus kenapa lo akhir-akhir ini kaya antusias gitu buat nganterin gue ke kampus. Biasanya males banget mukanya.. Lo seneng kan ketemu dia?"

"Biasa aja. Toh dia kan temen gue sekarang, masa ketemu diem-dieman."

"Denial. Keliatan tau dari gerak-gerik lo, tatapan lo ke dia, ekspresi lo. Dan kayanya.. dia juga naksir sama lo." Febi tetap kekeh ingin Viny mengakui perasaannya. Karena sebenarnya dia sudah tau bagaimana Viny terhadap Shani.

"Hah? L-lo serius?"

"Gue si ngira aja. Tapi Eri juga bilang gitu kok. Tebakan kita sama."

"Tapi sumpah ya gue gasuka sama Shani. Dah ah ada-ada aja lo pagi-pagi." Viny bergegas pergi dan menaiki tangga setelah mengatakan itu.

Febi tersenyum jahil,"Hmm liat aja ntar."

Setelah sampai kamarnya, Viny pun duduk di meja kerjanya merenungkan sesuatu. Mungkin dia sedang mencerna apa yang Febi katakan. Dia memastikan apakah dirinya benar-benar seperti itu pada Shani.

Stay or Leave? (VinShan)Where stories live. Discover now