Prolog

12 1 0
                                    

          Kehidupan akan selalu berjalan meski kita menginginkan jeda untuk berhenti sejenak. Sayangnya, aku terjebak di bagian cerita yang tak sedikitpun aku menginginkannya. Terbelenggu mengikuti arus, arus jahiliyah. Iya, aku terperosok kedalam kelamnya dunia.

          Bukan lagi soal cinta, ada yang lebih penting dari cinta, mari kita fokus pada mimpi-mimpi yang belum tercapai, harapan yang masih melambung tinggi, bahkan masa depan yang entah bagaimana. Pertanyaannya, aku harus bagaimana? Mau jadi apa? Kemana arahnya? Apa tujuannya? Itu yang menguras pikiran, episode yang tak bisa aku pecahkan sendiri.

           Aku di besarkan tanpa seorang Ayah, bukan tidak memiliki, tetapi Ibu yang memulai perpecahan. Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Kini pernyataan itu lenyap di gerus zaman, banyak wanita dengan begitu mudah terlepas dari kewajibannya hanya demi pangkat, jabatan atau uang. Bagaimana jika seoramg Ibu tak menunaikan kewajibannya kepada seorang anak, suami, atau bagi dirinya sendiri? Termasuk Ibuku.

          Dan benar, ahli neraka itu lebih banyak dihuni oleh kaum wanita, bukankah satu helai rambut yang terlihat dengan sengaja balasannya seribu tahun di neraka, lalu berapa banyak helai rambut yang wanita tampakkan saat ini? Apakah dalam hatinya masih memiliki iman?

          Bukan mereka yang aku tanyakan, tetapi aku wanita yang fakir ilmu. Aku tahu bahwa menutup aurat kewajiban bagi setiap muslimah, pernyataan itu telah aku tahu saat menginjak bangku Sekolah Dasar, tetapi syari'at itu seolah bukan aturan yang bisa mengantarkan pada Jannah-Nya. Bukankah itu yang menjadi ciri-ciri orang fasik yang di sebutkan dalam Al-Qur'an, mengetahui ilmu tetapi tidak melaksanakannya. Naudzubillah

          Pergolakan dunia telah berhasil mengubah syari'at wanita, bahkan negara sekalipun. Izinkan aku melangkah untuk lebih dekat dengan-Mu Ya Rab, menyebut asma-Mu dalam setiap langkahku, menjadikan Al-Qur'an sebagai tolak ukur aturan dalam hidup, izinkan aku untuk memperdalam sunnah dalam menghadapi setiap persoalan, izinkan aku mentauladani wanita yang ditulis dalam sejarah islam.

          Dan satu lagi permintaanku, pertemukan aku dengan ulil amri terbaik, yang bertanggug jawab atas dunia dan akhiratku.

          Tiiit.

         Sebentar, sepeda motor berhenti di hadapanku.

          "Nazifa Asyifatul Haq, bukan?"

○•°•○

Hai teman-teman, biidznillah Allah menyaksikan apa yang kita lakukan saat ini, ambil hikmah dan manfaat, semoga cerita baru ini menginspirasi teman-teman. Bukan hanya hiburan semata, tetapi mengisi ruhani kita,

Berharap masukan teman-teman semua, untuk memperbaiki cerita ini, baik dalam tulisan maupun jalan cerita atau pada author sendiri

Oh ya, satu lagi. Mohon tinggalkan halaman ini jika merasa ini menjadi penyebab kelalian aktivitas teman-teman😊

Jazakallah Khair

Salam hangat,
Tasikmalaya, 2020

         

         

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang