Cinta

157 18 1
                                    

Setelah hampir satu semester aku mulai menyadari sesuatu.

Terhadap seorang pria dimana satu tahun yang lalu terlambat datang saat MOS.

Jeon Jungkook.

Jika dulu mungkin aku beranggapan bahwa selama ini hanya suka kepadanya.

Berfikir bahwa aku hanya menganggumi ciptaan tuhan.

Namun kali ini akan ku tegaskan aku mencintainya.

Aku selalu suka melihatnyaa.
Bagaimana dia seriuss mendengarkan pelajaran.
Bagaimana dia bercanda dengan teman-temannya.
Bagaimana dia menggodaku.
Tiba-tiba duduk di sampingku dengan 1 tempat duduk berdua. Membuat tubuhku dan tubuhnya menjadi sangat dekat.
Lalu dia meminta untuk di jelaskan mengenai rumus Matematika yang kurang dia mengerti.

Aku berusaha untuk tidak terlalu bawa perasaan. Mengingat sikapnya ramah kepada semua teman cewek dikelas maupun diluar kelas.

Tapi tetap saja.
Seseorang tidak bisa memilih dengan siapa dia akan jatuh cintaa.

Itu urusan hati. Mungkin Akal masih bekerja atau otak masih menyangkal.

Tapi getaran hatiku tidak bisa berhenti setiap dia di dekatku walau otak ku sudah berusaha agar tidak terlalu memikirkan itu.

Apakah Jungkook tau kalau setiap malam aku akan berdoa kepada tuhan agar nantinya dia juga merasakan hal sama padaku?
Lalu kami menjalin suatu hubungan, dan mungkin berakhir ke pernikahan?

Dimana setiap paginya ketika aku membuka mata hal pertama yang akan kulihat adalah dirinya yang masih tertidur dengan lengannya yang masih memelukku.

Mungkin pikiranku sudah sangat jauh untuk anak SMA. Tapi sungguh memang itu yang ku mau.

Tapi melihat sikapnya yang hanya menganggapku teman. Sepertinya aku harus memendam perasaanku dalam - dalam. Cukup aku mencintainya dalam diam.

Aku tidak ingin karena perasaanku. Jungkookn jadi menjauhiku. Lalu kami berakhir seperti orang yang tak saling mengenal.

Itu bahkan akan lebih menyakitkan daripada Jungkook menolakku.

Jadi ku putuskan biarkan seperti ini saja. Aku sudah cukup puas bisa menjadi temannya dan bisa berdekatan tanpanya.

Apa kau tidak menyadari perasaanku Jungkook? Tidak kah kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu? Sejak hari dimana kau terlambat itu adalah hari pertama kau menarik perhatianku.

Tapi aku bisa apa? Tidak mungkin laki-laki sempurna sepertimu bisa menyukaiku.

Apa yang aku harapkan??

Biarkan hanya aku yang tahu. Kau tidak perlu Jungkook.
Cukup anggap saja aku teman mu itu saja aku sudah bahagia.

"Sampe kapan bakalan mendem perasaan sih?" Jien menganggetkanku

"Gatau" jawabku

"Kalau suka kenapa ga berusaha deketin?" Tanya Fila

"Emang dia mau?. Aku gamau kehilangan dia cuma karna egois" Jawab ku sambil nulis di kertas

Gatau corat-coret aja

"Tapi kalo ga pernah nyoba. Kan kamu gatau gimana perasaannya dia?" Kata Wahda

"Ya kalau kamu gak mau bilang. Setidaknya bersikap lebih perduli. Tunjukin kalo kamu ada ketertarikan sama Jungkook" kata Jien

Jennie mungkin bener
"Gamauu ahh. Ntar disangkanya murahan" jawabku.

"Yaa kan aku nyuruh perduli, bukannya jadi bucin" kata Jien

"Maksud Jien, Kamu ga perlu ngejar-ngejar dia. Tp tunjukin kalo kamu respect dan care sama dia. Kasik kode sedikit biar dia peka sama perasaan kamu" kata Fila

"Gatau caranyaa" kataku

"Deket Jungkook aja udah salting. Gimana mau bertingkah, nafas aja susah" lanjutku

"Yaudah mati aja kalo nafas susah" kata Juen

"Yawla mulutnya Jennie ga pernah di gampar aparat pasti" kataku

"Ya lagian. Sampe kapan sih mau mendem-mendem gini?" Kata Jien

"Jangan kayak cerita Wattpad deh Rim. Jungkook ga bakal peka kalo kamu gak ngasik kode" Fila kayaknya udah greget banget.

"Yakali cewek ngejar cowok duluan. Dimana-mana sel sperma yang ngejar sel telur" kataku

"Iya emang. Tapi inget sel telur harus keluar dulu dari ovum biar sel sperma bisa ngejar dan masuk" kata Wahda

Semua noleh ke Wahda. Sejak kapan anak ini jadi pintar?
Padahal baru kemarin Wahda beli Air mineral terus buang airnya ke laut sambil bilang

"Kamu udah bebas sekarang"
Wahda ku sudahhh semakin pintar sekranggg uwuuu

"Ayok bisa yokkk" Jien berusaha menyemangatiku.

Aku hanya tersenyum.

"Aku takut kamu pergi Kook" batinku.

Langit [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang