“My dream date?” Ruka tertawa megolok saat mengintip coretan di pertengahan binder milik Asa. “Punya pacar aja enggak, lo.”
“Halu aja dulu, wlee!”
“Kemaren lo ditembak Ian malah nolak, padahal udah effort banget anaknya nyiapin bunga, boneka, coklat, trus juga—”
“Tim hore? Pfff....” gadis itu menutup bukunya. “Dari semua detil itu aja udah jelas Ian bukan tipe gue.”
“Trus tipe lo yang gimana anjir?”
Setelah memasukan buku beserta pouch alat tulis ke dalam ransel, tangan Asa naik ke belakang mengumpulkan uraian rambutnya kemudian dikuncir asal. Pun, sejumput rambut menjuntai indah di pelipis membingkai wajah ovalnya.
“Yang pastinya ga ngejar karna gue yang bakal ngejar.”
Sudut bibir atas Ruka terangkat. “Diih! Cegil.”
Gadis itu mengedikan bahu tak peduli. Ransel kanvas sudah menggantung di punggung saat akhirnya ia bangkit menuruni tribun di lapangan out door.
“Mau ke mana?”
“Dojo,” jawabnya singkat.
Ruka menyusul langkah temannya. “Ntar jadi kan temenin gue?”
“Yaah... tapi gue latihan sampe sore.”
“Harus banget sampe sore?” mendesah kecewa Ruka.
Menoleh Asa sebab merasa tak enak. “Besok aja gimana?”
“Asa awas!”
Bugh.
To be continue...
Pict by pinterest
xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙼𝙾𝙽 𝙰𝙼𝙾𝚄𝚁
Teen Fiction"I like you more than yesterday." "I miss you darlin' i really do." "Last night i dreamed about u." -Brisia Asa- ••• Start 12 Sep 2024 Copyright @khusnulfth Cover by pinterest