[EDITIED]
Konten 21+ adegan dewasa!!! Dosa tanggung sendiri.
.
.
.
***
Justin Bieber Point Of View
Sudah hampir setengah hari, aku masih disibukkan dengan berkas-berkas yang bertumpuk hingga menjulang tinggi dimeja kerjaku, sampai-sampai aku mengabaikan jam makan siang yang sudah lewat dari setengah jam yang lalu. Aku harus mengeceknya lalu menandatanganinya dan hal lain yang bersangkutan dengannya. Bahkan waktu untuk beristirahat saja aku harus membatalkan schedule yang sudah dibuat oleh sekertarisku dari jauh-jauh hari. Jika bukan karena Ayahku yang sedang sakit keras, aku tidak akan pernah mau menggantikkan posisinya diperusahaan ini.
"Whoa... Coba kita lihat Mr. Bieber sedang sibuk, eh?"
Tidak perlu bertanya lagi siapa yang berbicara seperti itu jika bukan Cody Simpson si penjajah wanita. Aku dan Cody sudah bersahabat cukup lama, saat kami masih menduduki dibangku kuliah.
Aku hanya meliriknya sekilas tidak berminat membalas ucapannya dan kembali mengerjakan pekerjaanku. Karena merasa terabaikan, Cody mendecakkan lidahnya lalu dia menarik kursi yang ada dihadapannku. Pandangannya meneliti wajahku.
Risih? Tentu saja. Siapa yang tidak risih ditatap oleh sesama jenis seperti itu. Ingat, aku masih normal.
"Berhenti menatapku seperti itu bastard! Ada apa?" Tanyaku pada akhirnya.
Cody mengerjapkan matanya, seakan tersadar dengan apa yang baru saja dilakukannya. Lalu matanya mengerling padaku.
Sungguh menjijikan!
"Bagaimana jika kau ikut denganku?"
"Kemana?"
"Ke Club Victoria. Kau pasti tahu bukan?"
Tentu saja aku tahu apa itu Club Victoria. Hanya orang kalangan atas yang bisa memasuki Club elite tersebut. Dan sudah jadi buah bibir jika pelacur-pelacur disana sangat menggairahkan. Berbeda dengan pelacur-pelacur ditempat lainnya. Setiap tiga bulan sekali akan didatangkan wanita-wanita yang masih perawan yang sudah dijamin kesehatannya. Begitupun dengan acara tari stripes secara live yang diadakan setiap harinya.
Jangan tanya mengapa aku bisa tahu informasi seperti itu, karena aku sudah dua kali memasuki Club Victoria. Pertama, saat Cody memaksaku untuk ikut bersenang-senang, yang malah pada saat itu aku harus membopongnya pulang dikarenakan mabuk. Kedua, saat aku diundang oleh sepupuku yang merayakan pesta bujangannya.
Tubuh Cody membungkuk, matanya menatapku dengan senyum yang merekah. "Kau tahu bukan jika Club Victoria sering mendatangkan wanita-wanita yang masih perawan?"
"Lalu?"
Cody memukul meja kerjaku dengan keras membuat aku terlonjak kaget. Sialan, bajingan tengik ini.
"Hey... kau tidak berminat untuk bermain dengan para wanita-wanita perawan?" Decaknya kesal.
Aku menghembuskan nafas lelah. "Untuk apa stupid?"
Cody menyentakkan kepalanya. "Untuk memuaskanmu, tentu saja."
"Tidak!"
"Ayolah Justin, kali ini saja. Apa kau tidak lelah bekerja terus menerus."
"Aku sibuk."
"Cih, selalu seperti itu. Ingat, nikmati masa mudamu. Ayolah Justin. Kali ini saja. Aku berjanji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Before And After
RomanceAkan kah aku mampu melupakan masa laluku. Melupakan cinta pertamaku. -Justin Bieber [Sebelumnya ini Oneshoot "Making Love One Night" dan aku ingin lanjutin buat jadi cerita berlanjut sekaligus merubah judul ceritanya] Mohon maaf apabila ada kata-kat...