Chat

16 3 0
                                    

"catat nomor saya" kata pak Mingyu tiba-tiba yang membuat 'kelolaan' Jiah menjadi langsung muncul.

"Hah?!" tanya Jiah dengan muka polosnya... atau bisa dikatakan muka begonya lebih tepatnya.

"kamu merasa pertemuan hari ini cukup untuk membuat poster?" tanya pak Mingyu yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Jiah

"nggak pak"

"ya udah, kalo ada perlu jadi gampang, gak harus manggil saya di ruang dosen" lanjut pak Mingyu, tanpa mengeluarkan ekspresi apapun. 

Dalam hati Jiah sudah memaki karena kelolaannya dan wajah pak Mingyu yang sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi apapun saat berbicara dengannya.

Ganteng sih, tapi ekspresinya datar. Sedatar perasaan doi ke Jiah. Kok? Baper?

"oh iya pak maaf. Berapa nomornya?" tanya Jiah dan menyiapkan hpnya

"010xxxxxxxxx"

"baik pak, akan saya simpan. Terima kasih pak"

"ya" jawab pak Mingyu dengan singkat dan langsung masuk ke ruang dosen.

Jiah hanya menghela nafas berat dan segera kembali ke ruang hima.

-

"jadi kali ini apa?" tanya Yoojeong saat melihat muka Jiah kusut masuk ke ruang hima.

"ada acara Simposium Nasional. Mirip seminar, tapi beda. Aku disuruh bikin poster"

"Apaan tuh?" tanya Mark yang masih sibuk dengan hpnya

"Ya itu, katanya mirip seminar. Tapi aku belum dijelasin pak Kim lebih lanjut sih"

"Pak Kim.... pak Kim Mingyu?!" teriak Yoojeong memastikan bahwa dia gak salah denger.

"Iya, kayaknya dia Ketua Pelaksanya deh. Soalnya aku disuruh ngehubungin dia kalo ada apa-apa"

"wah.... Tau gitu aku aja tadi yang angkat telfon pak Joshua, biar aku yang dipanggil. Terus aku bisa ngobrol sama pak Mingyu" kata Yoojeong sambil membayangkan bertemu pak Mingyu.

"halu terusss" sahut Chan yang dibalas tatapan tajam nan mengintimidasi oleh Yoojeong

"Dia tuh datar dan serem. Lebih serem dari pak Johnny sama pak Jaehyun. Ngomong gak ada ekspresinya sama sekali. Percuma ganteng tapi kayak tembok" kata Jiah sambil memainkan hpnya

"masih baru kali.. makanya kayak gitu" kata Yoojeong gak terima

"Halah, terserah. Btw Jisung udah ke pak Jaehyun?" tanya Jiah ke Mark

"Ini lagi di pak Jaehyun harusnya"

"ya udah, habis LPJnya selesai, aku balik ya. Mau belanja bulanan sekalian nyiapin mental bikin poster" kata Jiah yang disambut deheman oleh semuanya.

-

"Heungggg capek"
Jiah baru saja sampai di kosnya setelah belanja bulanan yang cukup banyak dan lama.

Perlahan tapi pasti. Malas tapi harus.

Jiah mau tak mau membereskan dan merapikan seluruh belanjaannya agar dia bisa melakukan hal lainnya, yaitu menghubungi pak Mingyu tentang SIMNAS.

Jiah mau tak mau membereskan dan merapikan seluruh belanjaannya agar dia bisa melakukan hal lainnya, yaitu menghubungi pak Mingyu tentang SIMNAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bahkan bisa membayangkan raut wajahnya jika ini percakapan tatap muka. Datar"

Omel Jiah sambil melempar hpnya diatas kasur.

Segera setelah melempar hpnya. Jiah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan menyegarkan badannya agar bisa bekerja dengan baik dalam pembuatan poster.

Jiah sadar bahwa tidak banyak informasi yang bisa didapatkan untuk menyiapkan posternya semarang. Dia hanya bisa menyiapkan layout dengan berbagai design yang akan dipilih oleh pak Kim besok. Tapi sayangnya, dia stuck. Dia tidak tau harus menggunakan warna apa karena permintaan pak Kim yang terlalu 'simple'.

Selama menjadi panitia publikasi dan dokumentasi yang kerjaannya design ini itu. Ini adalah kali ke 2 Jiah stuck setelah tahun lalu Mark juga mengatakan hal yang sama persis dengan pak Kim.

'Proposal sponsorship ini mau kayak gimana?'
'Terserah, simple'

Gara-gara kata simple yang dikeluarkan Mark saat itu. Jiah menyiapkan 10 design, warna dan layout yang berbeda. Mulai dari warna terterang putih sampai tergelap hitam. Mulai dari font terformal Times New Roman sampai Comic Sans. Tapi semua ditolak mentah-mentah oleh Mark.

Revisi pada proposal saat itu terjadi sampai 8x yang berakhir di revisi ke-9 saat Jiah sudah putus asa. Dengan background berwarna abu-abu, tulisannya hitam dan logo yang diperbesar. Selesai.

Revisi ke-9 terjadi dengan ketidak sengajaan saat Jiah putus asa dan menghapus semua ornamen dan gambar yang ada di proposal tersebut menyisakan logo, judul acara, judul proposal dan contact person. Mark yang sedang lewat dibelakang Jiah melihat hasilnya dan berkata

'Itu bagus. Itu aja, tambahin gambar bayangan gedung dibawahnya. Terus kasih ke aku nanti, aku kirim ke pak Jaehyun'

Jika diingat lagi kejadian saat itu. Jiah sampai mengatai Mark 'sinting' secara langsung saat itu hanya karena memilih design yang benar-benar se simple itu.

Maksudnya.. kenapa gak dari awal aja ngomong kalo simple yang dia maksud itu benar-benar 'kosong'? Jiah sudah terlalu lelah berpikir dan sakit hati karena designnya ditolak terus oleh Mark, tapi dia tetap bertahan.

Kenapa bertahan? Karena Jiah menyukai Mark. Sejak pertama kali bertemu Mark. Kalian tau kan apa yang terjadi saat sedang menyukai seseorang? Buta. Semua dilakukan meskipun lelah, demi dia. Ya meskipun saat itu Jiah mengatai Mark. Tapi hanya kali itu saja karena Jiah memang sudah sangat tertekan. Sampai sekarangpun perasaan itu masih sama. Karena itu Jiah selalu rela ditumbalkan oleh Mark. Jiah masih menyukai Mark selama 2 tahun, meskipun Mark tidak tau hal itu sampai sekarang.

Bodoh memang.

Tapi beda lagi dengan acara kali ini. Ini bukan Mark dan levelnya sudah beda. Ini dosen yang meminta. Dan Jiah gak mau kejadian 'simple' terulang lagi. Sudah terlanjur bikin banyak.. revisi berkali-kali. Ternyata hanya minta seperti itu.

Tidak akan Jiah biarkan terjadi lagi. Jangan sampai Jiah mengatai dosen seperti dia mengatai Mark. Selain itu.. dia tidak menyukai pak Kim. Jadi dia tidak mau mengeluarkan tenaga terlalu banyak.

Jadi, Jiah memutuskan untuk
mencari informasi lagi.

Jawaban pak Kim membuat Jiah hampir saja mendidih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jawaban pak Kim membuat Jiah hampir saja mendidih.

Ada yang bisa bantu jelaskan? Permintaannya pak Kim ini gak mau yang seperti sehari jadi. Tapi minta sesimple.. seminimal... dan seterang mungkin?

Kalo minimal dan simple kan jelas keliatan bisa sehari jadi. Bagaimana Jiah gak mendidih?

Dalam hati Jiah terus berusaha sabar... karena dia sadar.. dia terbiasa ditekan Mark.. jadi gini doang pasti bisa.

Tbc gaisssss~~~~ :)

Pak Kim!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang