Prolog

29 7 16
                                    

Thalia sedang menunggu kedatangan Rangga di teras rumahnya. Terlihat dari wajah Thalia yang sangat bahagia, karena satu jam lalu Rangga mengirimkannya sebuah text pesan kalau lelaki itu akan mentraktir Thalia es krim moccachino kesukaan Thalia. Sebagai sogokan agar Thalia mau menemani Rangga keluar malam, padahal pr Thalia sedang menumpuk belum dikerjakan.

Tiitt..tiitt..

Suara kelakson dari motor Rangga terdengar dari depan pagar rumah Thalia, yang menandakan bahwa Rangga sudah sampai. Thalia yang mendengar suara klakson tersebut langsung berlari menghampiri Rangga di luar rumah.

Malam ini, Thalia mengenakan pakaian kaos pendek berwarna putih yang dibalut jumpsuit levis di atas lutut. Rambutnya dicepol, tidak terlalu rapi karena ada beberapa helai yang jatuh menutupi sisi wajahnya, Thalia terlihat menggemaskan.

"Gak pake jaket? ganti baju yang lebih tertutup sana!" Tegur Rangga. Selalu saja seperti itu, Rangga mengomentari berpakaian Thalia yang sedikit terbuka padahal masih batas wajar.

"Ribet! 'Kan cuman deket." Sahut Thalia cemberut tanpa peduli dan langsung duduk di jok belakang.

Rangga mencopot jaket yang dikenakannya. Lalu, memberikan ke Thalia. "Nih lo pake."

Thalia tersenyum menyambut jaket milik Rangga dan kemudian memakainya tanpa mengucapkan sepatah kata. Kini motor mereka tumpangi melaju di jalanan.

Thalia dan Rangga sudah bersahabat sejak kecil. Jadi, mereka sudah hapal dengan kebiasaan masing-masing dari mereka. Rangga tau, Thalia sangat jarang berpakaian di atas lutut seperti itu maka karena itu selalu mendapatkan teguran dari Rangga. Walaupun terlihat menggemaskan Rangga tetap tidak suka. Thalia juga tau kenapa Rangga sering mengajaknya keliling kota dan berakhir makan es krim. Itu karena, Rangga sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Katanya, dengan jalan-jalan keliling kota pakai motor bersama Thalia membuatnya sedikit lebih baik.

---agatha---


Sedari tadi Rangga tidak memalingkan tatapan dari gadis di depannya yang sedang asik memakan es krim moccachino. Tiba-tiba tangan Rangga terulur memegang dagu Thalia, mengangkatnya hingga pandangan mereka bertemu. Thalia membulatkan mata dengan apa yang sedang dilakukan Rangga.

Kemudian dengan tangan yang masih memegang dagu Thalia, Rangga berkata. "Tha, ternyata lo itu cantik. Ya?"

Mendengar ucapan Rangga, Thalia langsung menepis tangan Rangga dari dagunya. Kini Thalia ingin sekali memukul wajah Rangga dengan sendok es krim. "Sealam semesta juga tau kalo gue itu cantik!" Ujar Thalia.

Rangga tertawa kecil setuju dengan ucapan Thalia. Namun, kini wajah dan ucapan Rangga terlihat sangat serius. "Iya Tha! Elo cantik. tapi, gue gak suka kecantikan tubuh lo jadi tontonan cowok lain." Rangga mengacak kecil puncak rambut Thalia dengan gemas. "Jadi, gue minta lo jangan pake pakaian yang terbuka lagi, ya! Bahaya." Sambung Rangga dengan senyum manisnya.

Ucapan itu benar-benar membuat Thalia membeku seketika. Lalu, Thalia terlihat gelisah dan hanya mengangguk sambil tertawa canggung. Sudah lama sekali Thalia tidak pernah melihat Rangga seperti ini kepadanya.

Thalia memakan kembali es krim di depannya yang mulai meleleh dengan pikiran dan perasaan yang mulai tidak terkendalikan.

Please Nga. Jangan buat bibit perasaan di hati gue yang mati jadi tumbuh lagi, sudah cukup gue gak mau kejebak friendzone lagi.

"Mau tambah lagi?" Tanya Rangga memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Thalia menggeleng cepat, karena sudah cukup banyak ia memakan es krim.

"Oh iya, Nga. Gimana hubungan lo sama Freya?" Tanya Thalia, kini suasana sudah kembali normal.

"Tadi sore kita putusan," jawab Rangga dengan santainya.

Thalia melotot mendengarnya. Rangga memang playboy garis keras. Baru satu bulan, cowok ini sudah putus dengan dua cewek. Benar-benar gak punya hati emang. Entah, siapa cewek selanjutnya yang akan jadi pacar Rangga dan akan berakhir sama dengan sebelumnya. Tersakiti.




---TBC---
Terima kasih :)
Semoga suka
Dan
Jangan lupa bahagia

Salam hangat
💜JUNE


AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang