▫️prolog▫️

887 45 3
                                    

"HUAAAAA!"

Gadis cantik berwajah mungil dengan rambut hitam sebahu itu menangis histeris saat kekasihnya, seorang pria tampan berlutut untuk melamarnya.

Lah, dilamar laki cakep kok malah nangis meraung-raung.

Catat, nangis meraung-raung ya, bukan tangisan bahagia ala-ala drama eftivi.

Kesel gak lo bacanya?

"Sayang, kamu kenapa? Gak suka aku lamar?" Lelaki itu berdiri dan langsung memeluk gadis itu.

"Mana Ale?"

"Aleira? Ya dirumahnya, lah. Kan kita perginya berdua, gak sama dia." Ikko, menatap kekasihnya bingung. "Kamu kenapa sih, kok tiba-tiba nyariin dia?"

"TAPI AKU BUTUH ALE, KAK." Kea, mulai meraung seperti anak serigala.

"Iya, iya. Aku telfon Ale, ya. Kamu jangan nangis, dong. Malu diliatin,"

"Siapa yang ngeliatin? Sepi gini!"

"Diliatin yang gak keliatan maksudnya, hehe." Si tampan itu cuma nyengir ngeliat pelototan kekasihnya.

"Gak lucu, Kak." Kea mendengus. "Katanya mau nelfon Ale? Buruan telfon!"

"Iya, iya. Ini mau kutelfonin." Ikko buru-buru merogoh sakunya dan mengambil ponsel berlambang apel tergigit secuil, membuka password dengan sidik jari, dan membuka kontak 'Alenya Alfin' sebelum menekan tombol panggil.

"Halo?"

"Al, lagi sibuk nggak? Keara mau ngomong sama kamu."

"Oh, gitu? Yaudah, aku bilang Ke-"

"ALEEEEEE GAK USAH SOK SIBUK LO! WE NEED TO TALK RAYT NAW!" jerit Kea persis di telinga Ikko sampai yang punya telinga pusing.

"Sayang, kupingku berdenging," Ikko merajuk.

"Wait. Stay here. Don't move. I borrow your phone, just for a moment." Kea menempelkan telunjuk di bibirnya sebelum menjauh dengan ponsel Ikko yang ditempelkan di telinga kirinya.

Ikko memilih pasrah daripada kena semprot si anak serigala.

"Apaan Ke? Gue lagi mandi, anjing."

"Ya lo juga ngapain mandi bawa hape."

"Eh si monyet, ngaca kek lo malah tiap pup disambi nulis wattpad!"

"Kan pup. Bukan mandi. Bedaaaa!"

"Yaudah, serah lo deh. Lo mau ngomong apa? Buruan ah. Awas kalo gak penting!"

"Penting banget ini! Sembarangan lo."

"Buruan!"

"Ikko....,"

"Iya kenapa Ikko?"

"Ikko....,"

"Kenapa?"

"Ikko...,"

"IYA KENAPA SAMA IKKO?!!"

"Barusan dia ngelamar gue."

"Oh, ngela-APA?! LO BILANG APA TADI?"

"IKKO NGELAMAR GUE WOI YA ALLAH INI GUE MASIH DI BUMI GAK SIH?"

"INI LO SERIUS? BOONG GUE SUMPAHIN DICIUM DOKTER JOTA LO!"

"DUARIUS. E ANJING DOKTER JOTA KAN HAK PATEN MILIK LO!"

"ANJING BABI KADAL &:&2$:$282!:!"

Palpitasi Atrium Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang