Udah malem kan?
Udah pada buka kan?
YG MASIH DI BAWAH UMUR PLIS MUNDUR CANTIK. FF INI ISINYA ANU DOANG. OKE? ANAK PINTER MUNDUR YA!
Enjoy!
.
"Yoongi 'kan bukan anak kecil lagi, Ma. Kenapa harus menginap ditempat Om Jimin?"
"Memangnya kamu mau dirumah sendirian? Papa, Mama seminggu di Dubai."
"Tentu saja mau, Ma! Aku jadi bebas mau melakukan apa pun 'kan?!" seru Yoongi semangat, membayangkan ia bisa memakai tv untuk bermain game semalaman.
"Oh begitu. Jadi Mama tidak perlu menyewa jasa cleaning service ya, 'kan kamu ada dirumah, Yoongi saja yang bersih-bersih. Bagaimana, hm?"
"Ehehe, aku dirumah Om Jimin saja. Jangan lupa oleh-oleh ya, Ma, Pa?" Bocah lima belas tahun itu tertawa tanpa dosa sambil memeluk ranselnya. Sang papa yang duduk disebelahnya sampai mencubit pipi putihnya karena gemas.
Orang tua Yoongi berprofesi di dunia hiburan, ayahnya merupakan seorang actor dan ibunya berperan sebagai manager. Untuk proyek film terbaru, sang papa harus melakukan pengambilan gambar di Dubai, oleh sebab itu keduanya akan terbang ke sana malam ini. Sedangkan Yoongi sendiri diharuskan menginap dirumah Om Jimin, adik mamanya, selama seminggu, agar ada yang mengawasi. Sejak dibelikan Nintendo oleh papanya sebulan lalu, Yoongi seperti orang kecanduan yang menghabiskan berjam-jam untuk main game.
Selain itu, Yoongi kebetulan baru akan mulai tahun pertamanya di sekolah menengah atas minggu depan. Jadi mamanya pikir, pas sekali 'kan, dia akan menyuruh Jimin untuk mengajak keponakannya itu jalan-jalan di luar, biar sesekali terkena sinar matahari, agar kulitnya tidak terlalu pucat.
"Ah, sepertinya pamanmu sudah tiba, sayang." Ucap sang mama saat mendengar deru mesin mobil dari luar.
Yoongi dan kedua orang tuanya sedang menunggu kedatangan Jimin diruang tamu, sengaja agar anak mereka satu-satunya itu bisa langsung dibawa pergi oleh sang paman, karena mereka juga harus segera berangkat ke Incheon.
Melihat sebuah mobil sedan hitam memasuki halaman rumah, sang nyonya segera membuka pintu.
"Ayo sayang, ambil tas-mu."
"Oke, Ma." Yoongi berdiri sambil menarik kopor kecilnya, dipunggungnya telah tersampir ransel berisi kebutuhan yang sering ia pakai.
Sang mama keluar lebih dulu, kemudian di susul oleh sang kepala keluarga sambil merangkul bahu putra kesayangannya.
"Selamat malam, Kakak dan Kakak Ipar." Sapa Jimin dengan sopan.
"Malam juga Jimin. Tidak perlu lama-lama, tolong titip Yoongi karena kami harus segera berangkat." Sang mama menyerahkan kopor Yoongi untuk Jimin bawa "Tolong pastikan anak ini tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain game. Kalau dia berbuat onar, hukum saja. Oke?"
"Mama, ish!"
Jimin tertawa dan mengangguk "Tenang saja, Kak. Kalau begitu aku dan Yoongi langsung pergi saja, tidak masalah 'kan? Apa aku perlu mengantar kalian ke Incheon."
"Tidak, tidak. Sudah, pulanglah. Pihak management yang akan mengantar kami."
"Ah, begitu kah..."
"Sampai jumpa minggu depan, sayang."
"Bye ma, bye pa."
Yoongi menyusul sang paman memasuki mobil setelah sebelumnya mencium kedua pipi papa dan mamanya.
.
.
.
Keduanya kini berada dimobil, dalam perjalanan menuju apartemen Jimin. Sebagai pria mapan, tentu saja Jimin memiliki apartemen sendiri, dikawasan elit tentunya. Sebenarnya, dia tidak terlalu suka bermewah-mewah, namun beginilah caranya berinvestasi, membeli beberapa unit apartemen di lantai atas. Salah satunya ia tempati sendiri, dan sebenarnya lebih dekat dengan sekolah baru Yoongi, jadi mungkin anak itu akan sering menginap di tempat sang paman nantinya.
"Kau sudah makan malam?"
Yoongi berpaling dari jendela saat mendengar pertanyaan om-nya yang tengah mengemudi, bocah cantik itu menggeleng "Belum, om. Mama tidak sempat memasak untukku karena ada hal tambahan yang harus diurus."
"Kalau begitu, ingin beli sesuatu atau nanti om yang masak?"
"Beli saja, Om." Jawab Yoongi langsung "Sebenarnya aku sudah menahan lapar dari tadi, agar bisa cepat makan juga"
Jimin menggeleng sambil menghela nafas "Yasudah, ingin beli apa?"
"Subway saja, Om. Itu di depan..." tunjuknya pada salah satu outlet Subway tak jauh di depan mereka.
"Baiklah, kita berhenti di sana."
Setelah memastikan mobil terparkir dengan benar, Jimin segera keluar dan membukakan pintu untuk sang ponakan. Mereka masuk untuk memesan dan memutuskan untuk makan ditempat, kebetulan Jimin pun belum makan dan malas memasak.
Selesai menghabiskan waktu di restoran, keduanya melanjutkan perjalanan menuju apartemen Jimin yang hanya butuh sepuluh menit untuk sampai.
"Aku ingin langsung mandi saja, Om." Kata Yoongi setibanya di unit sang paman.
Jimin hanya mengangguk sambil melangkah menuju lemari pendingin dan mengambil sebotol air mineral
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jimin
FanfictionAGE GAP MATURE STORY JIMIN TOP YOONGI BOTT Buat yang merasa segan akan peringatan diatas, keberatan dengan status dan posisi. I warn you...jangan coba2 buka cerita ini. Saya tidak menerima komplain.