Day 5

2K 112 19
                                    

No edit. 

panjang bgt 2k lebih padahal biasanya dibawah itu. 

spesyel pake teyoy.

enjoy!

. . .

Pagi itu Jimin menerima panggilan dari kakaknya yang juga adalah ibu Yoongi, wanita berhati lembut itu menanyakan kabar anak kesayangannya yang langsung dijawab Jimin kalau keponakan kecilnya itu masih tertidur pulas. Ibu Yoongi sempat protes, mengira kalau anaknya itu begadang karena bermain game, tapi Jimin berkata itu tidak benar, Yoongi hanya tidur lebih malam karena menemaninya menonton film.

Padahal yang sesungguhnya mereka bercinta hingga melewati tengah malam.

Akhirnya, sang kakak memutus panggilan setelah berkata akan menghubungi lagi menjelang waktu tidur karena seharian itu ia dan suami harus merampungkan proses pengambilan gambar.

"Apa itu mama, om?"

Jimin yang baru saja meletakan ponselnya itu menoleh kearah ranjang, Yoongi ada di sana, ranjangnya yang besar seperti seluas lapangan jika dibandingkan dengan tubuh mungilnya.

Keponakan kecilnya duduk ditengah, dalam keadaan telanjang bulat, hanya ada selimut yang menutupi hingga sebatas pinggang. Satu tangannya mengusap mata sipitnya yang masih nampak menggantuk dan lebih dari semua itu...Jimin dapat melihat dua putting kecil yang memerah akibat perbuatan mulutnya semalaman.

"Ya, itu kakak. Mama-mu." Jimin berkata setelah meneguk air mineral dari botol.

"Hoaahm...apa kata mama, om?"

Senyum tipis terulas dibibir "Dia bilang akan menghubungi lagi nanti malam."

"Benarkah?!" Yoongi tersenyum lebar "Aku sangat rindu mama!!"

Mata Yoongi hampir menghilang saat ia mengucapkannya, namun hal tersebut malah membuat parasnya semakin menggemaskan. Membuat Jimin tak dapat menahan diri untuk tidak menghampiri bocah kesayangannya itu, menyibak selimut yang menyembunyikan tubuh molek sang keponakan lalu membawa diri untuk mengungkung tubuh tersebut.

"Om..."

Yoongi tak bicara saat tubuhnya kembali berbaring, satu kakinya terangkat dan ia tahu bahwa sang paman telah membuka resleting celana, karena yang selanjutnya terjadi adalah sebuah benda tumpul, keras dan berukuran besar menerobos paksa lubangnya.

"A-ack...sakit..."

Pekikkan itu membuat Jimin berhenti padahal baru setengah miliknya berhasil masuk "Huh? Masih sakit?"

Yoongi mengangguk dengan raut wajah menahan nyeri. Jimin tersenyum tipis lalu mengecup kening sang keponakan.

"Maaf, akan om keluarkan..."

"Ah! Tidak! Jangan!" cegah Yoongi dengan memeluk leher sang paman.

Jimin sedikit limbung, namun berhasil menahan tubuhnya agar tidak menimpa tubuh kecil dibawahnya "...kenapa?"

"Kasihan kalau om melakukannya sendiri..."

Tawa Jimin nyaris pecah, namun tidak terjadi karena bibirnya telah lebih dulu mengecup bibir tipis bocah nakal kesayangannya "Jadi...om boleh masuk?"

"Hum!" Yoongi mengangguk mantap "Tapi jangan keras-keras."

"Tentu saja, sayang..."

Gerakan yang tadinya sempat berhenti kini berlanjut, hanya saja menjadi lebih lembut dan perlahan. Raut wajah Yoongi kembali menyiratkan rasa sakit namun juga sedikit nikmat, Jimin berusaha sepelan mungkin meski sulit karena lubang ponakan yang begitu rapat.

Om JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang