II. Gloomy Picture.

140 8 0
                                    

Suara sepatu kets dan sepatu pantofel menekan-nekan dan bebenturan dengan beriringan di koridor, yang lumayan sepi. Hanya beberapa orang yang berlalu dengan tumpukan buku di tangannya sampai perbatasan dada dengan kesulitan. Mahasiswa -pembantu- kesayangan beberapa dosen. Beberapa diantaranya memakai kacamata gantung dan sibuk meniup poni basah mereka karena keringat, karena tidak mungkin juga mahasiswa -pembantu- kesayangan itu mengoreksi letak poninya jika tidak ingin tumpukan buku di tangannya jatuh berceceran.

Hyukjae menghela napas berat dan menengok ke sisi kanannya. Oh, dirinya baru ingat bahwa sedang mengantar gadis misterius ini. Bodoh sekali. Bahkan degupan jantung itu kini menggila, suaranya memenuhi rongga dada, seperti biasa saat menatap wajah Eunbyul yang tampak sempurna. Efek sinar matahari khas jam setengah empat sore kini membiasi separuh wajahnya dan separuh rambut coklatnya. Dengan bibir yang tidak berhenti bergerak, membaca setiap papan yang tergantung di atas pintu setiap pintu. Kembali ke tujuannya ke sini, galeri.

"Apakah sudah dekat sunbae?" Eunbyul membalikkan kepalanya ke kiri dan menangkap Hyukjae yang sedang memperhatikannya. Bola mata mereka beradu, membuat Hyukjae semakin tidak bisa meninggalkan objek pandangnya kali ini. Dan kemudian mata Eunbyul membentuk bulan sabit saat Eunbyul tersenyum manis. "Sunbae?"

Semua seolah meletus di atas kepala Hyukjae, membuat Hyukjae kembali ke akal sehatnya setelah menyelami dalam mata coklat kehitaman Eunbyul. Warna mata yang klasik, bahkan. "A-ah, maaf. Kau bisa mengulangnya?"

Eunbyul membalasnya dengan terkekeh. Suara yang merdu, mengusap lembut indera pendengaran Hyukjae. "Kataku barusan, apakah ruang galeri sudah dekat?"

Bodoh, kau bodoh, Hyukjae! Hyukjae menggaruk tengkuknya kikuk dan mengangguk kaku, seperti mainan anjing di dashboard. Membuat Eunbyul tertawa lagi. Menarik. Murah senyum dan tidak memamerkan tawa indahnya, batin Hyukjae.

Mereka akhirnya menuntaskan langkah mereka yang sempat terhenti. Hyukjae hanya menunduk, memainkan ujung jarinya hingga memutih. Hey, ini bukan gaya Hyukjae sama sekali! Mana gaya gentleman yang selalu memasang tatapan seksi dan tajam itu? Yang selalu tersenyum dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi? Yang selalu menegakkan punggungnya saat berjalan bersama gadis incarannya seperti biasa?

Dan kini, Hyukjae harus bersorak. Gadis ini dengan mudah membongkar pelindung kokoh yang Hyukjae telah bangun sejak lama, hanya dengan tatapannya. Hanya. Dengan. Tatapannya. Shit, Hyukjae menggigit bibirnya gemas. Kenapa gadis ini sungguh hebat?

Langkah mereka terhenti ketika Eunbyul memekik kecil dan sedikit meloncat. Tatapannya kini bersinar dan senyum yang merekah. "Terima kasih Hyukjae sunbae! Eoh, kau mau ikut ke dalam atau tidak? Sepertinya tidak lama."

"Boleh aku ikut ke dalam?"

"Tentu saja, sunbae!"

Tanpa persetujuan dari Hyukjae dahulu, Eunbyul menarik pergelangan tangannya dengan perlahan setelah membuka pintu. Tangan Eunbyul yang halus berbenturan dan bergesekkan dengan kulit pergelangan tangan Hyukjae. Tak ayal membuat lutut Hyukjae kian melemah seperti jeli jika tidak benar-benar berkosentrasi untuk berdiri. Pesonanya terlalu kuat.

"Oh, Eunbyul."

Suara seorang pria khas berumur empat puluh tahun menginterupsi keduanya untuk mendongak. Menatap tubuh jangkung kurus dan berambut panjang kusut berwarna putih. Hyukjae sebenarnya takut siapa pria itu, sudah selama ini dirinya menjadi mahasiswa seni tari tetapi baru kali ini dirinya melihat orang ini. Dia siapa?

"Ah, tuan Jang!" Eunbyul berseru perlahan, terkejut dengan kedatangan tuan Jang yang tiba-tiba. Ternyata, tubuh tuan Jang terhalang rak keramik.

Mengenai ruang galeri sendiri, sebenarnya Hyukjae hanya mengetahui ruangan ini dari luar saja. Bahkan tidak berminat hanya untuk mampir sebentar dan melihat-lihat ruangan ini. Dan baru kali ini, Hyukjae melihat isi ruangan ini secara langsung. Well, Hyukjae seperti maba -mahasiswa baru- saja. Padahal dirinya hanya perlu beberapa bulan lagi untuk mengurusi beberapa berkas untuk kelulusannya nanti. Payah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ObliviateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang