II.

18 4 10
                                    

"Lu tau?" tanya seorang gadis kepada gadis lain yang menjadi temannya. Mereka duduk di kursi taman belakang sekolah yang cukup sepi untuk bergosip ria.

"Gimana gua tau kalau lu nggak kasih tau pea." ucap teman nya

"Dasar lu Sil, ngajak ribut mulu." ucap gadis tadi

"Sorry sorry, yaudah emang apa yang mau lu kasih tau hm?" tanya Silvi, nama lengkapnya Silvi Handayani

"Lu kan temen gua dari SMP ya kan." ucap Sovi, Sovi Naero Adifah

Mereka berdua sama-sama kelas XI TKJ 2, sudah sejak SMP mereka sekelas. Memang awal dari pertemanan mereka biasa-biasa saja, malahan mereka akrab saat setelah sebangku. Percayalah, mereka sendiri tidak ingat bagaimana mereka bisa akrab seperti ini.

"Iya, terus?" tanya Silvi

"Lu tau kan mantan-mantan gua yang dulu itu?" tanya balik Sovi

"Iya, ampe gua hafal nama mereka malahan." Jawab Silvi santai

"Nah bagus kalau gitu." Ucap Sovi

"Terus apa yang gua perlu tau?" Tanya Silvi

"Gini, tenyata setelah gua Stalking akun akun mereka..." ucapan Sovi menggantung begitu saja

"Iya terus?" Tanya Silvi yang penasaran kenapa teman satunya ini menggantungkan kalimatnya

"MEREKA TAMBAH GANTENG YA AMPUNN!!" teriak histeris Sovi

Silvi yang sudah terbiasa akan kehisterisan temannya ini hanya tersenyum miring.

"Makan tuh ganteng, makanya jan main putus putusin pacar. Tolil." ucap Silvi sambil menatap koridor kelas yang lenggang dan bertepatan berada di depannya.

"Ya, gua putusin juga mereka yang mulai." Adu Sovi

"Iya, chatan sama cewek lain lah, lupa mau jemput lu lah, nggak ngerjain tugas lu lah, bla bla bla. Emang pacar lu babu apa?" Silvi heran dengan teman masa SMP-nya ini, pasalnya dia selalu saja memutuskan pacarnya hanya dengan alasan klise juga membuat mereka menjadi pembantu sekaligus. Dan sialnya Sovi hanya menganggukan kepalanya dengan santai dan dengan tampang bangga.

"Iya dong, apa gunanya pacar kalau nggak digunain buat bikin gituan." jawab Sovi

"Bodo amat Vi, bodo. Gua baru tau bokep ampe bisa bikin lu gila kayak gini." ucap Silvi

"Anjir lu ngomong fortal amat Sil." gerutu Sovi

"But it's a fact okay." ucap Silvi santai

"Sok England lu." Gerutu Sovi sambil mengerucutkan bibirnya

"Tenang, lu kan cantik, cowok cowok pasti banyak yang ngebet pen jadi pacar lu." Silvi menyemangatinya, ah bukan tapi memuji paras Sovi yang cantik agar mood gadis itu lebih baik. Tapi memang benar orang yang berada di sampingnya itu cantik, wajah mulus, buku mata lentik, rambut panjang berwarna hitam kecoklatan, hidung mancung, apalagi sih yang kurang. Kecuali kelakuannya sih.

"Woah, bener, gua itu cantik sejagat raya jadi nggak boleh balikan sama mantan. Kalau gitu nanti lu temenin gua beli skincare yang banyak oke?" benar bukan, secepat itu mood Sovi membaik. Yang tidak baiknya adalah Silvi tidak ingin menemani temannya berbelanja skincare yang melelahkan itu.

"Sorry Vi, lu tau gua bakalan nolak dan alasannya apa?"

"Ck! Iya iya tau, Mama lu bilang cepet pulang lah, tugas numpuk lah, harus ini itu lah, menyenyenye iya iya gua hafal semua." gerutuan Sovi membuat Silvi tersenyum

"Lain kali kalau di izinin ya." bujuk Silvi, memang itu alasan kenapa ia tidak bisa menemani temannya berbelanja.

"Hm, nanti gua cari alasan ter the best buat ajak lu main." ucap Sovi

"Iya iya, gua tunggu itu haha." keduanya menertawakan perkataan masing masing yang sangat konyol

"Eh, gua mau cerita dikit." ujar Silvi setelah mereka berhenti tertawa

"Apaan?" tanya Sovi

"Gua dapet no whatsapp cowok." terang Silvi

"Hah!? Anjirrr Silvi gua udah gede ya, udah dapet no cowok." ledek Sovi

Satu hal yang perlu diketahui, Silvi memang jarang atau hanya sesekali ia mendapatkan no HP seorang cowok, sekalipun dapat pastinya hanya penonton story dan cowok playboy kelas teri. Jadi ini berita bagus, mungkin no cowok kali ini bisa dekat dengan Silvi, mungkin.

"Lupa lu, gua udah kelas sebelas pea." gerutu Silvi

"Iya iya sorry gua kan bercanda." ucap Sovi

"Terus terus, kalian gimana lagi, chatannya ampe gimana?" tanya Sovi kembali

"Dia cuma minta save doang, nggak ada yang aneh sih." jawab santai Silvi, meskipun ada yang mengganjal sebenarnya.

"Yahh, masa cuma gitu gitu doang sih. Bosen gua liat lu jomblo mulu." keluh Sovi, ia mengharapkan sesuatu yang lebih saat mendengar kisah temannya yang satu ini dengan seorang laki laki.

"Gua malahan lebih bosen denger lu pacaran mulu. Dan perlu gua ingetin ya, gua itu single belum pernah pacaran." terang Silvi

"Yang penting gua dapet skincare gratis." Sovi mengatakan itu sambil terkekeh sebentar

Mereka berdua mendengar suara bel pertanda waktu istirahat berakhir, lalu mereka beranjak dari tempatnya menuju kelas.

___The Hidden___

Hari melelahkan setelah belajar dengan guru guru yang kurang pengertian betapa mengerikannya pelajaran yang mereka ajarkan kepada muridnya akhirnya selesai. Saat ini Silvi sedang menikmati istirahat dikamarnya sebelum mendapat perintah dari orang orang di rumahnya.

"Ah, iya!" Silvi mengingat sesuatu, saat pulang ia memotret sesuatu.

Ia akan mengeluarkan ponselnya dan mengutak atik sesuatu, hingga postingan di story whatsapp nya terkirim. Silvi memotret pemandangan awan yang hari ini lebih bagus untuk ia abadikan.

Entahlah ia sangat menyukai sesuatu yang berhubungan dengan awan, apalagi jika sore yang agak penuh dengan awan dan matahari yang akan tenggelam. Percayalah, jika ponsel Silvi lebih bagus bisa ia perlihatkan kepada kalian.

Memikirkannya saja membuat ia tersenyum bahagia.

"De!! Kalau udah keluar makan dulu!" Teriak sang Mama dari ruang keluarga.

"Iya!!" Teriak balik Silvi sambil beranjak dari tempatnya semula

Setelah mengganti pakaiannya menjadi kaos longgar dan celana biru longgar, Ia meninggalkan kamarnya tanpa membawa ponsel. Sampai ia tidak mengetahui sebuah notifikasi muncul di ponselnya.

"Suka motret pemandangan ya?"

____________
Tbc :)
See you :)
Jumat, 26 Februari 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang