^*^*^*^
“Loe tau..Gue suka banget liat sunset.” Ucap Denia pelan namun terlihat sudah lebih tenang.
Rama yang sedang asyik memandangi wajah Denia dari samping di buat kalang kabut karena dikejutkan dengan getaran suara Denia yang menjalar ke lubang telinga nya.
“Ehm..Kenapa?” tanya Rama terlihat tertarik
“Entahlah..terlihat indah.. saat terang bergantikan gelap,rasanya mereka tidak terlalu jauh terpisah.” Ungkapnya menarik napas panjang, mencoba mencari udara ketenangan, ia mulai menggosokkan kedua telapak tangan nya bersamaan, meniupkan napasnya di sela-sela jemari, mencari kehangatan untuk dingin yang mulai menyelimuti nya.
Rama yang melihat itu, seketika menyadari, hari memang sudah beranjak malam, dengan insting nya ia melepaskan jacket hitam gelap nya dan di sampirkan di punggung Denia, seketika Denia merasakan kehangatan di tubuhnya. Ia hanya mampu menatap Rama dan tersenyum manis.
“Makasih..” ucap nya mantap.
“Ya.. its ok, yaudah yuk kita pulang sekarang! Udah mau malem gini!” ajak Rama sembari berdiri kembali dari posisi duduk nya dan menyambut uluran Tangan Denia yang masih terduduk di tempat, ia mulai menarik lengan itu hingga berdiri, dan berjalan beriringan.
“Kok loe tau pantai ini? Bukannya loe baru pindah yah kesini?” selidik Denia penasaran
“Hmm,, sebenernya dulu gue pernah tinggal di sini, yah SD gitu lah..rumah gue deket-deket sini gitu dullu.” Jelas Rama lembut.
Mereka mulai menaiki motor dan melesat kencang, mengikuti arah mata angin.
Keduanya sama-sama terdiam,hingga Rama memecahkan keheningan itu,
“Jadi cowo yang tadi siapa?pacar loe?” tanya Rama gugup
“Hm?...” ada jeda di jawaban Denia, seperti hendak menjelaskan namun ragu.
“Dia Adri,dari SMA Nusa Bangsa. Dia bukan pacar gue kok.” Lanjutnya
“Ohh gitu. Dia suka sama loe?” tanya Rama lagi, ia mencoba fokus mengendarai motornya, namun tetap saja ingin bertanya terus sampai terjawab semua pertanyaan-pertanyaan di benaknya.
“Ya.. gitu deh. Biasa sih, palingan juga intermezzo dia aja” ungkap Denia menerawang.
“Loe suka dia?” selidik Rama
“Gue....dulu pernah suka sama dia. Tapi itu sebelum gue tau kalau dia itu make” lanjut Denia lemas
“Make? Maksud loe?” tanya Rama tak mengerti, ia seperti di beri sebuah jawaban yang isinya ternyata teka-teki hingga ia harus menerka-nerka lagi untuk menemukan jawabannya.
“Ya.. dia make kanabis atau yang sering kita denger tuh ganja. Dia make udah ada 1tahun ini.” Ucap Denia terlihat semakin murung.
“Whatt? Dia make barang itu?loe gak coba buat sembuhin dia apa?” Tanya Rama
“Gue udah pernah ngomong sama Dia. Tapi tetep aja ketergantungan sama Ganja itu gak bisa di hilangin. Dia perokok berat.” Jelas Denia panjang lebar
“Gila! Gue gak percaya. Selihat gue tadi, dia sayang banget sama loe. Ya kayak anak-anak zaman sekarang aja. Gak ada yang aneh!” cetus Rama, masih menatap Jalan Raya.
“Itu dia,emang gak ada yang tahu dia make, kecuali Gue sama Syila. Dulu, dia sendiri yang bilang soal ini.” Tegas Denia , ia mulai melingkarkan kembali kedua lengannya di pinggan Rama. Rasanya lelah sekali berpergian seharian, udara malam yang tak bersahabat mulai menusuk-nusuk bagai jarum kecil tak terlihat.
Rama mulai merasa ketenangan di balik pelukan itu.
“yaudah, nanti lagi aja kita bahas ini. Loe kayaknya capek banget. Istirahat aja dulu bentar. Tapi jangan tidur ya,gue gak mau nanti loe tiba-tiba jatuh di tengah jalan gini.” Nasehat Rama lembut dan terasa manis di telinga Denia.
Denia pun hanya mengangguk tak sadar Rama tak bisa melihat itu, walau Rama tak melihat dan mendengar apapun jawban Denia, tapi ia yakin Denia mengerti apa maksud perkataannya barusan.
Denia mulai merapatkan Jacket Rama yang ia pakai, dan menyandar kan badannya di punggung Rama dengan Rileks . ‘Hangat,, benar-benar hangat’ bisik Denia dalam hati.
^*^*^*^“Ayoo turun! Udah nyampe nihh” ajak Rama setelah memberhentikan motornya di depan rumah Denia .
“oh? Udah nyampe. Yaudah thanks ya!” ucap Denia kikuk
“Kenapa loe?kayak bingung gitu?” selidik Rama jail
“engga kok, biasa aja! Sok tau loe” jawab Denia malu-malu
“hahaha yaudah masuk gih, udah gelap nih” perintah Rama tersenyum
Denia mengangguk malu dan melangkah ke depan Gerbang rumahnya, namun entah mengapa ia berhenti melangkah dan membalikkan badannya lagi, dengan cepat ia berlari kecil ke arah Rama dan mengecup piipi nya
‘cuppp’ Denia langsung kembali berlari ke rumah nya, meninggalkan Rama yang masih mematung
“tadi apaan?mimpi apa gue?” ceracau Rama tak jelas . Ia mulai menepuk-nepuk pipinya pelan , mengira kejadian barusan hanya ilusi belaka. Rama pun melajukan motor ke garasi rumahnya, dan berlari menaiki tangga, Orang tua Rama sedang keluar kota untuk acara pernikahan saudara jauh Rama. Berhubung Rama masih harus sekolah, dengan terpaksa Rama di tinggal sendiri bersama pembantu dan pengurus kebun, namun mereka tidak menginap di rumah Keluarga Rama , Pak Asep hanya mengurus kebun 2hari sekali, sedangkan Bi Sum hanya datang pagi dan Sore hari saja untuk menyiapkan sarapan pagi, dan makan malam lalu membersihkan Rumah.
Rama membuka pintu kamarnya dengan sekali hentakan, di sambarnya handuk di gantungan kamar mandi , dan mulai membersihkan diri. Selang beberapa waktu Rama keluar dengan handuk melilit di pinggang nya, dengan cepat ia menarik pakaian dari lemari dan memakainya.
Rama langsung terduduk di kasurnya, entah kenapa ia terus tersenyum sedari tadi, entah apa yang sedang ia pikirkan
“Apaan sih gue? Ngapain senyum-senyum begini? Sinting!” Rutuk Rama , sembari mulai memejamkan kelopak matanya .
^*^*^*^
“Huhhh..” Desah Denia panjang, bagaimana tidak lagi-lagi ia melihat Rama berdiri menyandar di tembok pagar rumahnya, pasti ia ingin Denia berangkat bersamanya, ‘Gila ajah gue udah nyium dia tadi malem, mau di taro di mana muka gue?’ pekik Denia pelan
Dengan terpaksa Denia menghampiri Rama,
“Pagi..” sapa Rama semangat
“Pagi juga.. ada apaan? Pagi-pagi udah nongkrongin rumah orang ?” tanya Denia basa-basi
“Hehe emang gak boleh ya? Gue Cuma mau mastiin ajah tadi malem gue ngerasa ada yang ngelakuin sesuatu gitu di pipi gue..” pancing Rama tersenyum jail
“Apaan sih loe? Itu tu gak sengaja tauk!” elak Denia
“Lah emang tadi malem loe ngapain gue?” tanya Rama lagi
“Ih elo tuh ya,! Rese banget! Gue tuh gak ngapa-ngapain loe, gue Cuma nyium pipi loe aja kok” bela Denia, tanpa tersadar Denia telah terpancing omongan Rama
‘hahaha ngaku juga loe udah nyium gue.” Ujar Rama tertawa penuh kemenangan.
Denia langsung melotot dan mengerucutkan bibirnya
“Udah..udah jelek banget loe ngmbek gitu..hahha” ejek Rama masih tertawa
“Ih.. terserah loe deh ! nyebelin.” Sentak Denia kesal, ia hendak membalikkan badan untuk kembali memasuki rumahnya, namun Seseorang menggenggam lengannya dengan lembut namun kuat.
“Jangan marah dong,gue kan Cuma bercanda.” Ujar Rama sembari membalikkan tubuh Denia pelan.
Mereka sama-sama terdiam namun tetap saling memandang. Rama mulai mendekatkan dirinya pada Denia, dengan reflek Denia berjalan mundur, namun genggaman Rama di lengannya membuatnya tak bisa menghindar jauh , 1 2 3 hembusan nafas mereka mulai saling beradu, hanya terpaut beberapa cm lagi.
“Denia gak berangkat? Udah Mau jam 7 ini!” teriak Mamah Denia dari dalam rumah
Dengan cepat mereka memisahkan diri, mencoba menenangkan diri masing-masing
“Sorry, gue gak maksud” ucap Rama merasa bersalah, Denia tak kunjung menjawab, hanya terdiam menatap kosong ke arah lain.
“Please,ngomong sama gue! Gue minta maaf!”sambung Rama karena tak kunjung mendapat jawaban,
“Jangan diem dong,gue janji gak gitu lagi , beneran!” Ucap Rama mantap sembari menatap mata Denia dalam. Denia hanya mengangguk kecil dan melangkah memasuki rumahnya.
Rama hanya mematung di tempat semula
“aarrghh..kenapa gue bisa lepas control gini sih!” keluh Rama kesal,
Ia berjalan mendekati mobilnya dan membuka pintu dengan kasar, kemudian menutup nya lagi dengan bantingan keras.
Bragghh..
“Kacau..kacau..kacau..dia pasti marah sama gue! Maksud gue kan bukan gitu. Shit!” Erang Rama memukul stir mobil.
Di hidupkan nya mesin mobil dan melajukan mobilnya, melesat dengan cepat meninggalkan perumahan nya.