Come To Me, Please...

298 35 8
                                    

Sehun tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, dimana ia dijauhi dan tak dianggap. Bahkan sahabatnya pun tidak lagi mau mengajaknya bicara atau sekadar menatap pun, tidak pernah lagi. Sejak hari itu, tak ada lagi yang mau berteman dengannya. Di kelas yang ia lakukan hanyalah mencoret coret buku tulisnya lalu meletakan kepalanya diatas bangku sambil melihat keluar jendela.

Awan putih membentang dengan sinar matahari yang mencoba menerobos kapas putih yang menggantung adalah hal yang cantik. Mengamati burung-burung yang terbang bersama kawanannya dan kupu-kupu yang mencoba menggodanya namun saat tangannya akan menangkap makhluk indah itu akan kembali terbang.

Ya setidaknya ia mempunyai kegiatan daripada hanya berdiam saja, kan? Ikut mengobrol bersama teman sekelasnya yang lain pun sia-sia, ia tak akan pernah dianggap oleh mereka.

Tetapi itu dulu, sekarang ia sudah memiliki teman di sekolah. Bukan manusia, dia adalah jiwa dari seorang murid di sekolah ini juga dulunya. Namun ia harus meninggal ketika ujian kelulusan akan berlangsung tiga minggu lagi. Mengenaskan, kata yang pertama kali muncul di otaknya saat first meet mereka, 3 minggu yang lalu.

Awal pertemuan mereka adalah ketika Sehun ketiduran di perpustakaan hingga hari telah gelap. Jangan ditanya seberapa terkejutnya ia saat hantu itu menyapanya dengan senyuman lebar dan terlihat sedikit pucat namun lebih banyak tampan, kata Sehun.

Berawal dari Sehun yang ingin lari namun tak bisa, lalu hantu itu memperkenalkan dirinya dan Sehun entah kenapa tak memiliki rasa takut lagi kala itu. Di lihat bagaimana hantu tampan itu tersenyum dan suara bass-nya namun begitu lembut Sehun menjadi berpikir mungkin saja dia bukan ruh jahat yang ingin mengganggunya.

Yeah, buktinya mereka bisa berteman hingga sekarang.

"-hun"

"Pssstt Sehunie!"

Sehun mengerang pelan saat suara itu kembali menyapa indra pendengarnya. Matanya menoleh ke arah kanan dan langsung di dapatinya laki-laki tinggi dan tampan itu menunjukan seulas tarikan bibir ke atas.

Park Chanyeol, laki-laki menawan dan sempurna namun sayangnya sudah bukan manusia lagi tersebut adalah teman Sehun 3 minggu terakhir ini. Dengan santainya dia duduk di meja yang Sehun tempati dan terus memandang wajahnya.

"Ada apa?"

"Choi Ssaem sudah masuk ke kelas sejak beberapa menit yang lalu!"

Kepala Sehun langsung menghadap ke depan, dan benar saja. Guru fisika laki laki yang terkenal killer itu telah berdiri disana khas dengan baju rapi hingga terlalu rapi sampai sampai beliau mengancingkan kemejanya sampai leher dan kaca mata berlensa tebal tersebut terpampang di atas hidungnya.

"Kumpulkan PR kalian ke depan, yang belum mengerjakan silahkan keluar dan berdiri di koridor sampai jam pelajaran saya usai!" Perintah bernada biasa namun sangat terdengar mutlak membuat para siswa yang berada di kelas gugup seketika, satu persatu para siswa maju kedepan dan meletakan buku mereka di atas meja guru.

Mereka maju bergiliran dari urutan bangku terdepan hingga paling belakang. Sehun yang duduk di bangku paling belakang sedikit berlari ketika gilirannya tiba.

Brukk

Entah karena kurang hati hati atau tidak memperhatikan jalannya tanpa sengaja Sehun menabrak seorang gadis berambut sepinggang, mereka sama sama berhenti lalu saling menatap sebentar.

"A-ah maafkan aku, Eunji-ya" kata Sehun sedikit gugup karena sudah lama mereka tak saling bertukar sapa.

Sowon hanya diam tanpa ekspresi yang dapat terbaca di wajah Eunji. Dulu mereka tak pernah merasakan perasaan se-asing ini. Mereka teman yang cocok untuk hal apapun. Bahkan mereka pernah di rumorkan berpacaran, namun baik Sehun maupun Eunji tak ada satupun yang memiliki perasaan cinta sebagai lawan jenis. Mereka berteman murni tanpa ada rasa saling tertarik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COME TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang