Liberia, Kisah Kusam dan Ebola

11 1 1
                                    

Wajah gadis periang yang sekarang adalah istriku ini mendadak terdiam.

Aku tau Anna, dia pasti akan ikut. Dia seorang dokter dan dia cukup sehat.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wabah_virus_Ebola_di_Afrika_Barat

"dr. Anna Renier Clattenburg, jadwal berangkatmu 24 maret 2014. Itu artinya 5 hari lagi. "

Aku mendegar suaranya. Sangat lantang. Kami baru menikah 4 hari dan dalam 5 hari lagi Anna harus pergi.

"Danny.... " Anna menangis setelah menutup telpon itu.

"Tenang sweetheart. Aku disini sekarang. Kau jangan kawatir. "

"Itu di Liberia. "

"Kau tau apa yang membuatku bangga. Kau tak menolaknya. Aku bukan tipikal pemaksa. Mungkin aku cemburu sama Liberia. Lelaki lain mungkin sudah menyumpahi negeri itu tenggelam. Tapi aku tau, Anna-ku adalah dokter handal. Dunia lebih memilih dia daripada puluhan ribu dokter Afrika Selatan. Aku bangga. Istriku seorang petarung. "

"Penyakit itu bernama ebola. Dengan fatal rate yang sangat tinggi. "

Aku memeluk Anna dengan erat. Dia terdiam. Aku merasakan detak jantungnya. Itu adalah kekhawatiran.

"Aku akan mengambil cuti besok sampai engkau berangkat. Besok setelah ini semua selesai kita akan kerumah orangtuamu. Setelah itu kita kerumah orangtuaku dan kita persiapkan semuanya. Kita ada 4 hari bukan? Ini akan sangat luar biasa. "

"Dear, apakah ini penting? "

"Kau tau aku belum pernah mengambil cuti. Ini semua khusus. Kau harus tenang sebelum kau pergi ke Liberia. "

"Aku merasa beruntung melamarmu dengan sebotol liqour di depan Ellis Park 5 hari yang lalu. Bagaimana kalau malam ini kita double date dengan Evy. Kurasa Stevy bakal terlihat cute saat dia bersama Evy malam ini. "

"Ah, mereka. McD saja. Aku yang bayar. "

"Ouh, kapten. Kau punya banyak uang. "

"Aku seorang perwira wahai dokter liberia. "

"Danny? "

"Apakah Liberia baik-baik saja? "

"Kita terlahir untuk sebuah alasan. Keputusan bersama adalah jalan untuk alasan itu. Kita terpisah karna kita adalah yang terpilih. Kau urus liberia, aku urus sudan selatan 5 bulan lagi. Ini akan berakhir tapi sekarang mereka membutuhkanmu. Kau bakal pulang sebagai pahlawan. Kita terlahir untuk hal seperti ini, my dear. "

Anna tegak dan langsung menciumiku. Kami terdiam sore itu. Hari ini adalah minggu.

"Haloo... Evy. Malam ini di McD terdekat dari sini. Jam 7, ajak stevy. Kita double date malam ini. "

"Ouh, oke. Malam ini kami kosong. Akan kupaksa lelaki sotho itu. Apakah aku harus pakai gaun? "

"Aku tak membawamu makan malam di fancy restoran Evy. Aku membawamu makan ayam goreng dengan kentang dan es krim coklat. Aku tau kau tak akan pernah memakai gaun kecuali saat menikah. "

"Ouh, luar biasa. Aku selalu penasaran. Apakah pak clattenburg jika dia pakai celemek mirip dengan Colonel Sanders. Karna sama putihnya. "

"Itu rasis. "

"Kau putih dan jangan teriak rasis, kamilah korban rasis, kau cukup jadi putih untuk menjadi seorang rasis dan kau cukup menjadi hitam untuk menjadi korban rasis. Ini kodrat. "

"Ouh oke, jam 7 atau kuledakkan seluruh Afrika Selatan karna aku terlahir sebagai afrikaner. "

"Deal, aku datang pukul 7.15."

"Oke Evy. "

Kupandangi wajah Anna dan dia tertawa. Kami kemudian tertidur dalam pelukan.

***

"Jadi, Anna dan aku akan pergi ke Liberia. Steven akan tinggal di Johannesburg dan siapa namamu? "

"Danny."

"Ouh Danny akan ke Sudan Selatan dalam 5 bulan dari sekarang. Steven my darl. Kenapa kau tidak segagah Danny yang menjadi tentara. "

"Semua profesi gagah, Evy. "

"Jadi, Evy, apa yang akan kau lakukan sebelum kita beragkat? "

"Entahlah."

"Kurasa kau harus ke Durban! "

"Ide bagus. Steven my darl. Maukah kau mengantarku besok ke Durban? "

"Aku sudah mengambil cuti untuk 5 hari my darl. Aku yang akan mengantarmu besok ke bandara. "

"Danny kenapa kau terdiam? " Evie menyadarkan Danny dari renungannya.

"Anna, apakah ini sepadan? Kita baru menikah dan kau akan ke Liberia. Aku melihat di Internet betapa mengerikanya Liberia. "

"Apa kau cemburu sama Liberia? Aku melakukanya karna mereka memerlukan bantuanku Danny. "

Danny menciumku. Saus tomat masih tercium di bibirku. Kemudian Danny memelukku. "Ini akan menjadi 5 hari terbaikmu sebelum ke Liberia.

" Steven, apa kau kalah romantis dengan Danny? Dimana kelaki-lakianmu. Kau kalah sama kulit coklat susu itu. "

"Aku juga mengambil cuti Evy. " Evy menatap tajam ke Steven.

" Anna. Apa rencanamu dalam 5 hari ini. "

"Aku akan pergi ke rumah orang tuaku kemudian orang tua danny dan bersiap setelah itu. "

"Menurutmu berapa lama kita akan di Liberia?. "

"Entahlah. Mungkin saat pandeminya sudah selesai. "

"Kau pernah dengar ebola sebelumnya? "

"Belum. Cuman aku sudah baca protokol WHO tentang penanggulanganya. Ini akan berat Evy. "

"Hei. Sudahlah. Kita bicarakan penyakit nanti dan kita nikmati saja dulu waktu bersama ini. " Steven memotong.

"Liberia, menakutkan. Mereka baru selesai perang saudara. Banyak masalah yang terjadi disana dan sekarang sebuah penyakit baru dari Guinea sampai kesana dan mereka kewalahan. " Danny melanjutkan.

"Kau jangan kuatir kapten. Istrimu ini terlatih untuk hal ini. "

"Ya terlatih. Tak akan ada pertandingan rugby disana. "

"Aku akan melaluinya Kapten. "

"Baiklah dokter Anna Reiner Clattenburg. Liberia akan baik karna Liberia berada di tangan yang tepat. "

"Nah, itu baru sebuah ke-optimisan militer. "

"Ouh, kalian cute. Iyakan Steven. "

"Setidaknya aku tidak mendengar becandaan rasial dari percakapan mereka. Beda samamu Evy. "

"Siapa yang rasis. Aku hitam jadi apapun yang aku katakan bukan rasis. Anna seorang kulit putih. Jadi apapun yang dikatakanya adalah rasis. "

"Yap. Apakah ada yang ingin cari angin segar di luar sebentar? "

"Aku ikut. " Danny dan aku serentak berbicara.

"Aku belum menghabiskan Mc flurry-ku. "

"Kau biaa membawanya Evy, " Cetus Steven.

"Nikmatilah Mc flurry sebanyaknya Evy. Di kudengar tak ada Mcdonald di Liberia. "

"Haha, jangan kuatir. Aku terbiasa tak makan Eskrim dalam waktu lama.

Kami berempat berjalan menyusuri suasana malam Johannesburg. Malam ini sungguh luar biasa. Bintang-bintang selatan secara lantang menampakkan diri mereka. Bulan tidak penuh tapi malam tetap terang. Aku akan merindukan hal ini. Johannesburg sungguh sangat indah.

" Kau mau ke Ellis Park? " Tanya Danny.

"Malam sudah larut, darl. "

"Belum terlalu larut my darl. "

"Anna, malam seperti ini sepertinya bakal sulit kau jumpai beberapa waktu kedepan. " Evelyn melihat mataku dan meyakinkanku. "

***

A Tale about SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang