Oh, jadi gini rasanya cinta pandangan pertama?
Gwen meninggalkan kelas sendirian karena Sasa sedang mengerjakan tugasnya yang belum selesai lalu menuju ke kantin, padahal, waktu istirahat kurang sepuluh menit lagi. Tapi, ia harus memesan soto ayam kesukaan dia, karena kalau nanti, Gwen bisa-bisa tidak kebagian soto ayam itu. Dan mati kelaparan saat belajar, ah Gwen si overthinking.
“Ibuuu, biasa yak.” Ucap Gwen kepada ibu kantin penjual soto ayam itu, lalu, Gwen memilih makanan ringan yang lainya untuk dimakan bareng soto ayam nanti.
“Bapak sama ibu kantin ketemunya di mana?” Tanya Gwen random saat ia menunggu sotonya disiapkan, Gwen memang sudah akrab dengan penjual-penjual di kantin, tidak hanya Ibu dan bapak soto saja.
“Di mana ya, Gwen. Bapak lupa, ngga tau kalau ibuk.” Ucap Bapak itu, “OHHHH,” Jawab Gwen dengan apa adanya, lalu, ia mendongak.
“Kenapa hal seperti itu bisa dilupain, kan, pasti bersejarah banget. Coba inget, nanti Gwen beli lagi sotonya.” Gwen hanya menaik turunkan alisnya, lalu bapak dan ibu soto tertawa.
“Ibu ngga cerita, Gwen, pasti tetep beli soto ibu.” Ucap bu Soto seraya menaruh mangkuk soto itu dihadapan Gwen.
Gwen tersenyum manis menampilkan giginya, “Bener banget ibu Sizuka,” Ibu soto hanya tertawa mendengar itu, sudah biasa Gwen menanyakan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh siswa dan siswi SMA DIRGANTARA hanya Gwen yang terlihat begitu akrab.
Lalu, Gwen menoleh saat ada yang menepuk pundaknya, dia sedikit terkejut saat melihat orang itu. Bukan guru BK, atau guru yang lainnya. Bahkan kepala sekolah saja bukan, tapi,
“Lo?” Gwen mengernyitkan dahi.
Gwen hanya menatap orang itu dengan bingung, “Boleh minta tolong?” Tanya orang itu, Gwen mengangguk lalu ia membenarkan posisi berdirinya karena tadi hampir miring 90 derajat. Lalu, orang itu tersenyum ke arah Gwen.
“Eh, minta tolong apa dulu nih?” Tanya Gwen yang masih bingung dengan orang itu,
“Gua,” belum sempat orang itu menjelaskan Gwen sudah memotong. Mana sempat sudah terlambat.
“OH, lo pasti mau cabut kan? Terus, mau minta tolong sama gua buat boong-boongin pak Iyus. Ngga mau gua dibayar pake soto sekali pun. Karena gua dan pak Iyus adalah BFF.” Ucap Gwen lalu tanganya ia lipat di depan dada.
“Bukan,” Ucap orang itu pelan dan Gwen langsung menyambar ucapan orang itu lagi.
“Udah ngga usah alesan, gua aduin guru bk loh.” Ancam Gwen,
“Gua beneran minta tolong buat anterin ke ruang kepala sekolah.”
“OHH, berani banget ya lo langsung ke ruang kepala sekolah.” Ucap Gwen ngegas, lalu Gwen berbalik badan ke arah Ibu soto.
“Bu, Gwen mau anter nih musuh doraemon ke ruang kepala sekolah. Udah di bayar sotonya sama bapak.”
“Ayo lo ikut gue.” Gwen jalan mendahului orang itu, orang itu mengikuti Gwen dengan sedikit tertawa karena perempuan itu sudah salah paham. Lagi dengan sebutan musuh doraemon, orang itu sempat berpikir keras apa yang dimaksud siswi yang sedang membeli soto ibu Sizuka ((denger dari kata-kata Gwen))
Gwen mengetuk pintu ruangan kepala sekolah, lalu, ia segera masuk ketika mendengar jawaban dari kepala sekolah.
“Permisi pak kepala sekolah, ini, ada yang mau bolos. Dia minta bantuan saya buat boong-boongin pak Iyus. Orangnya malah nantangin pak, ngga mau ke ruang BK lagi tapi maunya ke ruang kepala sekolah.” Jelas Gwen panjang lebar, tapi, kepala sekolah hanya bingung mendengarnya. Lagi pula ini hanya salah paham dan Gwen yang sudah overthinking.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelah Rumah.
Teen FictionGwen Jazlyn Isnan , perempuan tomboy yang hanya suka rebahan, main game, dan makan ice cream sampai ngantuk. Pertemuan tidak sengaja yang membuat dirinya selalu memikirkan orang itu. Orang yang sudah ia jahati karena sepertinya kebelet pipis, tapi...