ada renjun di jogja

417 64 18
                                    

terinspirasi dari lagu dengan titel 'sesuatu di jogja' by adithia sofyan (*˙˘˙)♡

gue males mikir nama lokal jadi...



bandara adisutjipto hari ini terlihat lebih ramai daripada biasanya. akhir pekan membuat keramaian kota jogja tidak bisa dihindari lagi. na jaemin, salah satu orang yang ikut meramaikan kota jogja kala itu, menggeret koper kecil yang berisi keperluannya selama di jogja untuk beberapa waktu ke depan.

"hey na!" 

panggilan itu membuatnya menoleh, senyumnya terbit mendapati keberadaan sang kekasih, alasan dari kunjungannya di kota ini. 

tangannya direntangkan, segera disambut dengan seorang berperawakan mungil yang sekarang berada di pelukannya. renjun masih sama seperti saat terakhir kali pemuda itu berada didekapanya, masih terasa mungil dan hangat.

"sori aku terlambat." yang kecil mengadah ke atas, berusaha menatap sang lawan bicara.

"nggak masalah, santai aja lagi."

mereka berdua berjalan ke luar bandara, menghampiri mobil yang tadi dikendarai sikecil untuk datang, "jadi, apa kabar?" 

jaemin yang duduk di kursi penumpang memerhatikan renjun yang fokus menyetir, ini salah satu ungkapan rindunya, tidak rela berpaling sedetik saja dari wajah yang ia damba setiap malam. 

kalau renjun bisa membaca pikirannya, ia pasti akan dibilang norak, tapi memang jaemin pernah peduli dengan opini yang bahkan sudah sering kali dilontarkan oleh banyak temannya itu? nggak. jaemin hanya peduli renjun.

sekali lagi, norak.

"aku baik," jawab renjun tanpa menoleh, jalanan kota jogja yang padat membuat pengendara pemula sepertinya kurang lebih dibuat lebih waspada, "kamu sendiri?"

"aku juga baik, kayaknya..."

jawaban dari jaemin membuahkan kerutan di dahi renjun, "kok kayaknya? ada apa?"

"jakarta suram nggak ada kamu."

renjun nyaris terbahak, kekasihnya itu terlalu dramatis, pikirnya.

"oh ya? kok bisa?"

"polusi makin tebel, bintang udah jarang kelihatan. nggak ada lagi yang menarik dari jakarta," keluh jaemin.

renjun terkekeh, "terus hubungannya sama kepergianku itu apa? jakarta bakal tetep kayak gitu, dengan atau tanpa adanya aku." 

"beda, kamu berpengaruh banyak, seenggaknya, bagiku," jawabannya dibuat sedikit menggantung, "lupain aja deh," helanya.

"sabar ya, aku selesaiin studiku dulu. habis itu aku nggak akan ke mana-mana lagi."

mereka selesai di bale raos, sekarang keduanya menuju kraton, destinasi wisata pertama mereka.

"kenapa kraton?"

"kamu nggak suka?" bukannya menjawab, renjun malah balik melontarkan pertanyaan.

"suka!" jawab jaemin cepat, "maksudku, asal sama kamu pasti suka," jawabnya beserta kekehan halus.

"na, yang bener aja." suara renjun terdengar malas, namun sedetik setelahnya, jaemin menemukan tubuhnya sudah ditarik memasuki wilayah kraton itu.

"kamu bawa kamera, kan? bayar seribu!"

mereka bertemu dengan si pemandu, setelah dijelaskan peraturan seputar kraton seperti tidak boleh memotret di museum batik, memakai topi, dan semacamnya, mereka memutuskan untuk berkeliling sendiri tanpa memerlukan pemandu.

meraki ; ꪀꪖ𝕛ꪊꪀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang