"serius deh, aku rasa sebaiknya kamu jangan dekat dekat dengan lee jeno itu!" donghyuck berbisik, sepasang matanya melirik ke arah sang cassanova kampus yang sedang dikerumuni oleh beberapa manusia menyedihkan, mereka itu orang orang yang akan kehausan eksistensi pemuda tampan. sedikit menjijikan.
renjun tidak memberi respon, matanya tetap fokus kepada gawai yang berada di salah satu tangannya, sebelahnya lagi ia pakai untuk menyuap sesendok nasi. ugh donghyuck kesal, lihatlah renjun, bahkan nasi yang tadi disendoknya pun tidak semua masuk ke dalam mulutnya, nasi itu berceceran di atas meja kantin yang mereka tempati, jorok sekali.
donghyuck yang berada di depan renjun masih belum selesai dalam acara bergosip yang sayangnya tidak renjun acuhi, persetan dengan itu donghyuck akan tetap bicara sampai renjun menanggapinya, "oh, apalagi dengan na jaemin, dia benar benar orang yang harus kamu hindari! pokoknya jangan sampai kamu berurusan dengannya!"
renjun menghela napas, perhatiannya ia beri, "sudah ngomongnya?" donghyuck mengangguk.
"oke," jawab renjun singkat lalu kembali memainkan ponselnya.
"daritadi kamu mendengarkan aku bicara nggak sih?!" geram donghyuck
"aku mendengarkan kok! memangnya kenapa?"
"beri aku tanggapan dong, aku kan daritadi berbicara banyak."
renjun menganggukan kepalanya, "jadi, tanggapan seperti apa yang kamu mau?"
"kamu memang menyebalkan ya? tanggapan apa saja, aku terima! yang ada di pikiranmu, keluarkan, aku mau tahu."
renjun menatap langit langit kantin, lagi berpikir ceritanya, "eh, oke,, jujur aja, aku nggak peduli. lagipula deket deket sama mereka itu kemungkinannya kecil banget, kamu nggak perlu khawatir," jeda, renjun menatap donghyuck, "aku penasaran alasan kamu ngewanti-wanti aku gini.
tangan haechan terulur menangkap pipi renjun, kemudian menggerakannya ke arah kanan -meja tempat para gadis makan- "kamu liat kan, yang itu penggemarnya jeno, tipikal yang suka main labrak labrakan. aku yakin kamu nggak bakal kuat, biar aku saja."
"hah? kaㅡ"
"jangan potong dulu!" donghyuk mengeraskan tangkupannya pada bongkahan pipi renjun, membuat sang mpu mengerucutkan bibirnya, donghyuck kemudian mengarahkan kepala renjun kearah berlawanan, "kamu lihat yang di serongmu, itu jaemin!"
"hyuck jangan berisik! nanti orangnya dengar."
"santai, nggak akan. liat dong ini rame banget, aku yakin dia nggak sepeka itu," donghyuk berdeham, "lanjut ya, yang ada di hadapannya itu jisung. teman jaemin sejak sma. dan kamu tahu apa? tangannya pernah patah, ada rumor bilang itu karena penggemar jaemin."
bola mata renjun membola, "serius?" donghyuck mengangguk semangat, "dan tahu nggak sih, bla bla bla."
omongan donghyuk setelahnya tidak dihiraukan, matanya kemudian melirik jaemin yang berada di meja sebelah. tanpa bisa dikira, jaemin menoleh dan membuat kontak mata dengannya, sial rasanya renjun ingin berpaling tapi cengkraman donghyuck di dagunya sangatlah kencang.
renjun mencoba tersenyum berharap jaemin segera mengalihkan pandangannya atau setidaknya, senyumin balik, kek, namun jaemin malah membuka bibirnya, seolah mengatakan sesuatu kepada renjun tanpa suara.
![](https://img.wattpad.com/cover/215593338-288-k152643.jpg)