5. Kantin

23 15 1
                                    

Kenzie sedang berjalan menyusuri lorong kelas. Pagi ini ia sedikit terlambat datang dari hari biasanya, karena ia lupa mengerjakan tugas semalam. Jadilah pagi-pagi ia terburu-buru mengerjakannya.

Lorong itu sudah sangat ramai. Ada yang berlarian menuju kelas atau sedang dikejar oleh temannya. Ada yang duduk-duduk di bangku lorong. Ada juga kakak-kakak kelas yang sedang menemui pacar atau gebetannya. Kenzie hanya tersenyum memperhatikan. Kenzie selalu suka suasana seperti itu.

Bukk

Seseorang menabrak bahu kanan Kenzie dari arah belakang. Membuat Kenzie sedikit terhuyung, ia meringis memegang bahunya.

"Maaf, can...." Dika tidak jadi melanjutkan kata-katanya setelah melihat siapa yang ditabraknya. Benar, Dika lah yang sudah menabrak Kenzie, ia terburu-buru menghindari adik kelas yang selalu mengejarnya.

"Kenzie, kan?" Tanya Dika memastikan.

Kenzie sedikit terkejut. Ia tidak mengenal cowok itu, tapi cowok itu tahu akan namanya. Atau mungkin ia pernah bertemu cowok itu tapi ia lupa. Ia juga merasa bahwa cowok itu bukan dari angkatannya, atau mungkin kakak kelas? Kenzie jadi bingung sendiri.

"Pasti lo nggak kenal gue. Walau sebagian besar cewek disekolah ini tau gue. Dan lo pengecualiannya karena lo anak baru yang, ya, sedikit cuek." Kata-kata Dika semakin membuat Kenzie bingung, dia juga tahu kalau Kenzie anak baru.

Sedangkan Dika tersenyum geli melihat tampang polos Kenzie. Pantes aja Vino suka, nih cewek lucu banget, batinnya.

"Oh iya, Abang Dika," ucap Dika memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan kanannya, tak lupa dengan senyum manisnya.

Nama Dika seperti familiar telinganya. Seingat Kenzie, teman-temannya terutama Lara sering membicarakan cowok yang bernama Dika. Fyi, Lara adalah cewek yang ter-update tentang gosip-gosip sekolah di antara mereka.

Kenzie tidak membalas uluran tangan Dika, "kakak udah tau nama gue," balas Kenzie dengan nada datar mendekati ketus. Ia memang tidak suka berbasa-basi apalagi dengan orang asing.

Dika melongo karena tanggapan Kenzie. Baru kali ini ada cewek yang begitu biasa menanggapi dirinya. Cuek pula.

"Oke, oke. Walaupun lo nggak kenal gue, pasti lo kenal Vino, kan? Nah, gue temennya Vino."

Belum sempat Kenzie berbicara, tiba-tiba sebuah panggilan yang cukup keras menggema di lorong itu.

"KAK DIKAAA!"

"Duh, Abang Dika duluan ya! Ada petasan yang ngejar nih. Sampai jumpa lagi, Kenzie." Kemudian Dika lari sebelum Kenzie selesai mencerna ucapannya. Petasan? Kenzie menggeleng karena tingkah kakak kelasnya itu.

Tiba-tiba saja ia teringat Vino yang beberapa minggu ini sering menemuinya, kata Vino agar Kenzie tidak lupa padanya lagi. Vino sering menemuinya saat pulang sekolah, saat ia sendiri karena teman-temannya sudah pulang duluan. Tapi ia belum pernah melihat Vino bersama teman-temannya. Ah, sudahlah, ia tidak perlu repot-repot memikirkannya.

"WOY! Bengong aja." Kenzie tersentak. Menoleh pada orang yang sudah mengejutkannya. Ternyata Lara, juga ada Mita, Keana dan Terra di belakangnya. Kenzie jadi tersadar bahwa ia sudah sampai di depan pintu kelasnya.

"Pagi-pagi udah bengong aja, kesambet entar," tambah Lara lagi.

"Abis dari mana? Kantin?"

Mereka mengangguk.

"Tau nggak sih, Zee. Tadi itu ada tontonan gratis di kantin, ngakak banget sumpah!"

Kenzie mengerutkan dahi,"emang ada apa?"

ZeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang