keping 02 : jeon wonwoo

867 132 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ketika jeon wonwoo membuka matanya, yang ia lihat adalah gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ketika jeon wonwoo membuka matanya, yang ia lihat adalah gelap.

lalu jalan, lautan, dan bintang.

begitu banyak bintang.

kelopaknya berat, wonwoo berusaha tidur kembali, tapi yang ia lihat malah lebih gelap. hitam. mimpinya sudah habis dan ini saatnya dia bangun.

maka, kepalan tangan terangkat untuk mengucek mata; dan belah bibir terbuka lebar untuk menguap. wonwoo mencoba meregangkan tubuhnya, merentangkan lengan jauh-jauh ke atas. seperti kucing.

ketika ia sadar sepenuhnya, ia sendirian. di dalam bus. terduduk linglung pada jok berderet di belakang, seragam sma membalut tubuh. wonwoo menyadari bahwa ia bersandar pada jendela di tempat duduk yang paling ujung.

wonwoo bukanlah seokmin yang penakut atau mingyu yang sering mengeluh, jadi yang pertama dia lakukan adalah mengecek ponsel di dalam saku. ponsel itu pemberian sang ayah, yang didapat dari kerja keras menguleni adonan dan memasarkan kue kacang merah. bukan yang terbaru, tetapi cukup mahal. wonwoo menukarnya dengan kerja keras dua kali lipat pada toko roti ayahnya, di akhir pekan, bolos kegiatan klub.

maka ketika ponsel itu tidak bisa menyala, wonwoo hampir-hampir menangis sendu.

"astaga!"

wonwoo mengangkat kepalanya. di sana, di ujung depan bus, siluet laki-laki yang sepantaran. penglihatan wonwoo payah sekali, apalagi di dalam gelap seperti ini.

"siapa?"

"wonwoo?"

orang itu menyebut namanya. wonwoo mencoba mengumpulkan memori, ia hampir tidak ingat apa-apa.

"ah! kamu sudah bangun!" orang itu berlari menghampirinya. lampu jalan yang merembes dari jendela menerangi beberapa bagian bus. jadi ketika orang itu mendekatinya, dibiaskan warna warni cahaya  bintang dan lampu jalan, menangkup tangannya khawatir; wonwoo bisa melihat keseluruhan wajahnya.

"kau yang terakhir bangun! astaga! kita semua cemas sekali! apa kau pusing? lapar?"

moon junhwi. wen junhui. dua nama berbeda, terdengar aneh waktu dicecap, tetapi parasnya luar biasa indah. dikulminasi cahaya bulan. seorang pangeran yang berasal dari cina. teman sekelasnya.

wonwoo terbatuk. ia celingak-celinguk.

"di mana kita?"

jun membiarkan tangannya lolos dalam genggaman. "entahlah?" ia melirik jendela. "dermaga, kalau kamu tanya. tapi kita semua hampir tidak tahu berada di mana. tidak ada papan jalan, tidak ada ponsel, tidak ada gps. yang lain terbangun dan tiba-tiba kita semua berada di sini, tanpa ingatan."

wonwoo menatapnya. memicing, menganalisa raut jun yang menampilkan varian khawatir dan setengah takut.

"sonsaengnim?"

"tidak ada."

manik legam milik wonwoo melebar.

"kalau begitu, supir? wali kelas? yang lain? 26 anak yang lain?"

"wonwoo," jun mengesah, berucap sendu.

"hanya ada kita ber tiga belas. selain aku dan kamu, yang lainnya ada di luar."

tiga belas.

kalau jun sudah menyebutkan angka tiga belas, itu berarti teman sepermainan mereka. seungcheol hyung, joshua, jeonghan, jihoon, soonyoung, seokmin, bocah xu, mingyu, seungkwan dan vernon, si kecil chan.

hanya mereka?

"apa yang terjadi?"

jun menatapnya. matanya yang besar menatap langsung padanya, melubangi kepala, langsung turun menuju hati dan menempati tempat di sana.

jun tidak menjawab.

maka wonwoo bangkit dari duduknya. sedikit terhuyung, karena terlalu lama tidur. ia berjalan ke depan, sesekali berhenti karena pusing tujuh putaran. tawaran jun untuk memapah ia hiraukan. wonwoo menuruni tangga bus, memencet tombol dan pintu terbuka dengan suara psshhh yang familiar.

udaranya asin. dingin. mereka benar-benar berada di dermaga. deburan ombak pasang waktu malam menghantam sisi tembok pemecah, menciptakan suara asing yang menakutkan. yang ia lihat di kanan kiri hanyalah tambang-tambang, beton-beton sepi, beberapa pembatas yang dililiti rantai sebesar kepalan tangan, mercusuar yang menjulang tinggi ke atas, dan beberapa titik-titik cahaya di kejauhan.

dermaga ini sepi, bahkan kapal yang melempar sauh pun tak terlihat.

wonwoo mengedarkan pandang. agak jauh dari tempat ia berdiri, beberapa manusia berkumpul mengelilingi api. berisik, mungkin hanya mereka satu-satunya tanda kehidupan di penggalan momen yang aneh ini. wonwoo memicing, tapi penglihatannya semakin payah saja setiap detiknya.

sebuah tangan dingin menepuk bahunya.

"kau meninggalkan kacamatamu," ucap jun. menjejalkan benda kotak itu di tangannya. "ini benda yang penting kan?"

wonwoo memasang kacamata itu pada hidungnya. kali ini, terbingkai pinggiran stainless steel, pandangannya diperjelas.

teman-temannya. tersenyum dan tertawa, mengelilingi pemanggang barbekyu dan berbagi makanan beberapa meter dari tempatnya dan jun berdiri.

"ayo bergabung, sebelum dagingnya habis."

"kau gila? kita sendirian, di tempat antah berantah, dan yang lain malah berpesta?!"

sedikit terlonjak, jun mundur satu langkah. wonwoo menatapnya tak habis pikir. yang harus mereka lakukan sekarang adalah mencari penduduk lokal, lalu menanyakan kemana perginya orang-orang dan bagaimana cara mereka kembali ke rumah. kembali ke pelukan orang tua.

tapi jun hanya menatapnya. dengan matanya yang bulat dan besar.

"makan dulu."

"tidak."

"yang lain akan menjelaskan!" jun setengah memohon. "paling tidak kau harus makan dulu. ya? wonwoo?"

perasaannya teraduk.

wonwoo benci itu.[]

astaga, aku bilangnya formatnya cpn, tapi ini bukancpn lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

astaga, aku bilangnya
formatnya cpn, tapi ini bukan
cpn lagi.

yah kalau gitu wordsnya
suka-suka deh www

menurut kalian apa yang
terjadi sama mereka? agak
serem ya, bangun-bangun trus
gatau ada di mana wkwk. kalau
aku jadi wonwoo mungkin
pingsan lagi XD

semoga tidak mengecewakan! ♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

when i grow up // seventeen°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang