Mencintai

17 4 2
                                    

Fani yang selalu memandang Evan di  pinggir lapangan sekolah saat Evan sedang bermain Futsal dan sesekali Fani juga mengambil foto gambar nya Evan.

Melihat itu Iqbal dan Adel hanya bisa menggelengkan kepala melihat sahabatnya itu. Karna apa? Karna sudah jelas Evan itu cuek bebek setiap kali bertemu dengan Fani, sudah jelas Evan itu tidak suka dekat dengan makhluk yang namanya 'Cewek' dan sudah jelas Evan tidak pernah merespon cintanya Fani, tetapi tetap saja Fani ngotot ingin mendapatkan cintanya Evan.

Jujur saja, Adel tak pernah menyukai sikap Fani yang over menunjukan rasa cintanya itu kepada Evan. "Mending di tanggepin ini nggak juga"
"Padahal apasih hebatnya Evan? Dia pendiam kaya batu, nggak ada asyik-asyiknya, cuek banget sama cewek. Sementara Fani? Fani itu cantik, Periang, baik, temannya banyak yang suka juga banyak, tapi kenapa Fani malah mengejar cowok yang tak pernah peduli padanya?" Kata Adel dalam hati.

Setelah itu Adel mengajak Fani ke kantin, tetapi Fani hanya terdiam mendengar ajakan Adel. Dirinya masih ingin memandangi sosok Evan yang tengah bermain Futsal di lapangan. Adel semakin jengkel dibuatnya. Merasa omongannya tidak ditanggapi oleh Fani hanya gara-gara sosok laki-laki itu.
"Fan! Lo dengerin gue nggak sih?" tanya Adel dengan nada sedikit agak meninggi.

Fani kaget
"Ih, nyebelin banget sih. Nggak usah pake teriak kenapa? Emng gue budeg apa," Kesal Fani.

"Abisnya, lo juga nggak ngerespon pertanyaan gue," Adel manyun.

"Lo kayak nggak tau gue aja sih, nggak seneng apa liat sahabatnya seneng?" balas Fani setengah kesal.
 
Dia kembali menengok ke arah lapangan, Tapi telat Evan sudah tidak ada lagi dilapangan.

"Ih Adel tuh nyebelin banget deh, Evannya udah nggak ada kan? Huft" Marah Fani kesal.

"Dasar lebay. Kayak tuh makhluk ngilang dari muka bumi aja. Tuh orang kan kan sekelas sama kita, ntar kalau udah masuk pasti juga ketemu lagi," Jawab Adel

"Tapi kan beda del nggak se cooll kalo lagi maen Futsal" ucap Fani.

Adel sedikit jengkel melihat itu, dan akhirnya Adel pergi menuju kantin meninggalkan Fani.

Fani pun mengejar Adel "Del tungguin dong".

Adel hanya bisa menghela nafas "Tadi selalu Evan sekarang mau ikut apasih maunya Fani ini" Batin Adel

Setelah sampai di kantin Fani dan Adel pun melihat sahabatnya "Iqbal" yang sudah menduduki meja 13 itu dan mereka juga ikutan duduk disitu.

"Bal lo dari tadi nungguin ya? Tanya Fani.
"Nggak juga tuh" Iqbal Mengalihkan sebentar matanya dari buku melihat ke Fani. Ya Iqbal memang kutu buku dia pintar, tapi di sisi lain banyak cewek yang suka padannya karna dia cakep, tinggi, pintar bermain Futsal, tapi Iqbal menolak semuanya karna katanya sih Iqbal suka sama Fani hhe.

^^
-

Dikelas

Suasana dikelas masih ribut karna belum ada guru, pelajaran hari ini di isi oleh Pak Anton guru mapel Matematika yang pastinya membuat murid-murid malas memperhatikannya.

Adel dan Iqbal masih berbincang-bincang dengan asyiknya. Sementara itu Fani masih saja melihat Evan yang tengah duduk sambil bersenderan di tembok.

"Duh gantengnya"  batin Fani.

"Assalamualaikum" ternyata Pak Anton sudah memasuki kelas dan semua murid pun kembali di tempat duduknya masing-masing.

^^
-

Fani membungkus kado buat Evan. Padahal besok bukan hari ulang tahun nya Evan. Tapi Fani sengaja membeli kado itu buat Evan. Fani tahu Evan sangat menginginkannya.

Fani tersenyum membayangkan bagaimana nanti sikap Evan ketika tahu isi kado yang Fani berikan untuk nya.

Fani menghampiri Evan yang tengah duduk di taman sekolah. Evan duduk seorang diri. Dan dengan sigap Fani langsung mendekat ke arah Evan dengan membawa bungkusan kecil berwarna hijau warna kesukaan Evan.

"Boleh aku duduk disini?" tanya Fani berbasa-basi.
Evan yang tengah membaca bukunya mengalihkan pandangannnya ke arah Fani dan mengangguk. Fani pun lalu duduk di samping Evan.

Suasana hening begitu lama. Fani malu mau membuka percakapan. Sementara Evan, dia kembali membaca bukunya.

"Van" panggil Fani

"Iya" jawabnya dan menatap Fani. Mata mereka saling beradu dalam satu tatapan. Jantung Fani pun berdetak begitu kencang, bahagia sekaligus tegang.

Dengan malu-malu Fani pun memberikan bungkusan kecil itu kepada Evan.

"Apa ini" Tanya evan dengan penasaran.
"Buat kamu, buka aja" jawab Fani sambil tersenyum cantik.

Evan lalu membuka bungkusan itu. Dia sangat senang dan memeluk Fani sambil membisikan "fan thank's yah"

"Hello Fani!!!!" teriak Adel membuat lamunan Fani buyar.

"Evan, Evan mana Evan"  Kaget Fani
"Ih lu Evan terus deh" Kesal Adel
"Hhhhe ya maaf" ucap Fani.

"Eh, del lu kan tetangganya Evan nih gimana sih kesehariannya Evan itu?" tanya Fani setelah diam untuk beberapa saat.

"Sama aja gak mau bergaul" jawab Adel malas.

"Huu Adel nggak seru ah" gerutu Fani

^^
-

Esok harinya Fani datang lebih cepat kesekolah untuk memberi hadiah kotak kecil itu kepada Evan.

Sesampainya dia disekolah ternyata Evan belum datang.

Tak lama kemudian Fani tertidur sejenak, dan tiba-tiba ada yang membangunkannya.

"Fann bangun ini disekolah" ternyata itu Evan.
Fani langsung menatap wajah Evan karna baru pertama kali Evan menegur nya, hatinya langsung tidak menentu melihat Evan.
"Fann?? Kok ngelamun sih? Tanya Evan
"Eh nggak kok Van" jawab Fani

Evan pun duduk ditempat nya meninggalkan Fani tanpa pamit.

Fani pun mendatangi tempat duduk Evan.
"Van?" panggil Fani.
"Yah?" jawab Evan
"Gw ada sesuatu nih buat lo" sambil menunjukan kotak kecil berwarna hijau itu.

"Gue gak ultah fan" jawab Evan
"Iya gue tau, gue cuma mau ngasih lo" jawab fani.
Evan pun tersenyum singkat sambil membolak-balikan kotak kecil itu.
Fani pun kembali ke tempat duduk nya sebenarnya Fani kecewa karna Evan hanya diam berterima kasih saja tidak.

Cuma lagi belajar guys maaf kalo jelek :)

Happy Reading🌻💮🤗

Love Between FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang