Raga berjalan menyusuri koridor menuju rungan Kepala Sekolah SMA Wijaya. Langkahnya terhenti saat tiba didepan ruangan tersebut.
'Ceklek'
Pintu terbuka lebar, terlihat dua laki-laki paruh baya sedang membicaarkan sesuatu dan mendadak terhenti saat menyadari keberadaan Raga.
"Raga! Kalo masuk tuh ketuk pintu dulu!" Ucap Hendra Wijaya, Ayah Raga.
"Papah ngapain kesini?" Tanya Raga mengabaikan ucapan ayahnya.
"Bukan urusan kamu, ini perbincangan antara pemilik dan kepala sekolah. Jadi kamu gak usah ikut campur!" Jawab Hendra kesal.
"Raga gak perduli apa keperluan papah ke sini, Yang jalas jangan libatin Raga sama teman2 Raga!" Ujar Raga yang langsung keluar dari ruangan itu.
Raga membanting keras pintu ruangan milik Dika Sanjaya, Yang tak lain adalah kepala sekolah SMA Wijaya.
Raga mencari sahabatnya yang ternyata sedang duduk di depan kelas mereka.
Ia berjalan menghampiri kedua sahabatnya, Raka dan Rafa. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan kembar tiga atau R3 yang selalu menjadi pusat perhatian siswa siswi SMA Wijaya."udah ketemu bokap lo?" Tanya Raka.
"udah". Jawab Raga singkat.
"Bokap lo disini?" Kali ini Rafa yang angkat bicara.
"Yeee...Tadi kan gue udah bilang, Malih!" Jawab Raka sambil menoyor kepala Rafa.
"Malih siapa njir? Abang Lo?" Tanya Rafa polos.
"Gini nih kalo ngomong sama ikan mujaer, Gue goreng juga lo! Jawab Raka kesal.
"Woi...udah2, Jadi makan ga? Gue udah laper nih!" Ucap Raga yang telah mendahului mereka menuju kantin.
"Ga, Tungguin kita!" Teriak Raka dan Rafa bersamaan.
Mereka berdua pun segera menyusul langkah Raga.
-----------
Suasana kantin yang ramai mendadak sunyi seiring tibanya Raga cs di kantin.
"Kok pada diem si?" Tanya Rafa keheranan.
"Tau tuh, Gak pernah liat orang seganteng gue kali". Jawab Raka.
"Dih ge-er banget, najis!" Balas Rafa ketus.
"Bodo amat! Eh btw ni kantin apa otaknya Rafa si? Kok banyak hal2 yang ga berfaedah?" Ujar Raka.
"Gausah bawa2 nama gue, su!" Kesal Rafa.
"Berisik lo pada! Mending sekarang lo pesen makanan, biar gue sama Rafa yang ngeboking meja". Titah Raga pada kedua sahabatnya.
Mereka setuju dengan ucapan Raga dan segera menjalankan perintah Raga.
Raga menuju segerombolan siswa yang sedang mengobrol di meja paling pojok yang ada di kantin.
"Woi... lo udah pada selesai kan makannya? Cabut gih! Daripada cuma ngobrol2 ga jelas, Mending nih meja gue aja yang nempatin". Ujar Raga santai.
"Wah gila sih, ternyata ada juga ya adek kelas songong kaya lo!" Ucap salah satu cowok.
"Sorry ya, tapi gue bukan cowok cupu yang takut sama orang2 kaya kalian!"
Balas Raga santai."Udah lang, Gausah diladenin! repot kalo berurusan sama ni orang". Bisik cowok disampingnya.
"Yaudah kuy lah cabut! Males gue berurusan sama bocah". Ujar Gilang, Yang sepertinya ketua geng dari segerombolan preman sekolah ini.
Mereka pun pergi meninggalkan meja yang di inginkan Raga.
Raga dan Rafa pun segera menempati meja tersebut.
"Kak". Panggil seorang cewek yang tiba2 menghampiri Raga.
Raga tidak menjawab panggilan cewek itu.
"Kak, Kak Raga". Panggil cewek itu lagi.
"Apaan sih?" Tanya Raga ketus.
"I-ini kak! Ada surat dari seseorang, katanya surat ini penting". Jawab cewek itu sembari memberikan lipatan kertas.
"Oh yaudah, sana pergi!" Usir Raga pada cewek itu.
"I-iya kak" Ucap cewek tersebut dengan gugup.
Tak lama kemudian Raka pun datang menghampiri kedua sahabatnya.
"Woi...Bantuin nih, gue lagi repot gini lo malah pada santai2!" Ujar Raka dengan dua mangkuk bakso ditangannya.
"Punya gue mana?" Tanya Rafa.
"Ambil sendiri lah, emang gue babu lo!" Jawab Raka ketus.
"Itu si Raga di ambilin kok gue engga si?" Protes Rafa.
"Berisik lo Raf, Tinggal ambil doang ribet banget!" Ucap Raga.
"Iya iya gue ngambil sendiri". Balas Rafa yang akhirnya mengalah.
"Btw itu kertas apa ga?" Tanya Raka yang melihat lipatan kertas didepan Raga.
"Tau nih, Belum gue buka kertasnya". Jawab Raga.
"Buka aja ga, siapa tau ada yang nembak lo lagi". Ucap Raka.
Tanpa basa basi lagi, Raga segera membuka lipatan kertas di depannya itu.
"Apaan tulisannya?" Tanya Raka penasaran.
"GUE TUNGGU LO DI HALAMAN BELAKANG SEKOLAH, SEKARANG JUGA!" Ucap Raga membacakan surat itu.
"Menurut lo siapa yang nulis surat ini?" Tanya Raga.
"Gua juga gak tau sih. Tapi menurut gue lo temuin aja dia, takutnya ada hal penting". Saran Raka.
"Bener juga lo, Yaudah gue duluan ya!" Pamit Raga.
Raga bergegas ke halaman belakang sekolah untuk menemui seseorang yang menulis surat itu.
"siapa?" Batin Raga.
Bersambung....
Gimana ceritanya? Gak seru ya?
Maklum baru cerita pertama aku....Jadi jangan lupa like & vote ya guyss
See u next time😉
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Teen FictionSaat hati sudah putus asa, Itulah kesempatan bagi Raga untuk memulai kembali hidupnya. Mengisahkan kehidupan seorang remaja yang sedang mencari jati diri dan cintanya. Apa yang akan terjadi pada Raga? Simak ceritanya disini... Cerita pertama nih g...