5.Sunyi yang menusuk

51 14 2
                                    

"Kamu nyuruh dia mengerjakan hukuman sendiri?" Bu Ismi menginterogasi Ferdy disebuah ruangan putih dengan ragam bau obat-obatan.

Ferdy menghela nafas berat,lalu melirik ke arah Desty yang terkulai lemas diatas ranjang UKS.

"Bukan."

"Jadi kenapa bisa begini?"

"Saya yang harusnya nanya ke ibu,kenapa nyuruh kami bersihkan ruangan terkutuk itu."

"Kamu berani sama saya?!"

"Ruangan itu udah lama gak digunakan bu,banyak hewan liar disana.Seharusnya ibu paham,kami siswa bu,bukan penjaga sekolah.Kami sekolah bayar!"

Bu Ismi bungkam.

"Ibu tidak bisa menyalahkan saya."
Ferdy menatap Bu Ismi penuh amarah,bak singa garang yang siap menerkam.

Bu Ismi berdehem singkat,lalu melangkah pergi dari tempat itu.

"Terserah kamu saja."

Setelah sosok itu menghilang,ia langsung berbalik dan menatap Desty dengan perasaan bersalah.Untung ia datang tepat waktu pada saat itu.Kalau tidak nyawa Desty bisa melayang dengan kasus kematian yang tragis.

"Maafin gue."

Karena ruangan itu sudah lama tidak digunakan,akibatnya pintunya sedikit macet dan kadang terkunci dengan sendirinya.

Seharusnya Ferdy tidak meninggalkan Desty.Walau sebenarnya Ferdy hanya pergi ke kantin untuk membeli beberapa minuman dingin untuk Desty.Bukan karena marah atau ingin meninggalkan Desty dan membiarkannya menjalani hukumannya sendiri.

"Ini semua salah gue."

Ferdy menggengam tangan Desty dengan lembut.Berharap kedua bola mata itu terbuka dan tersenyum kepadanya.Atau malah memarahinya dan mengejeknya seperti biasa.

"Fer,orang tua lo datang."

Arga berdiri diambang pintu.

"Gara-gara masalah ini?"

"Bukan.Ada masalah lain yang lebih serius.Pokoknya lo harus segera datang ke ruang guru."
Arga berlalu setelah menyampaikan pesan itu.

Degg

Ferdy bergeming.Raganya mulai melemas.Pandangannya mulai sendu.Seperti ada sesuatu yang menusuk dan meracuni tubuhnya dengan kejam.Ia melepas genggaman tangannya lalu berjalan setengah berlari menuju ruang guru.Ia harus segera tiba,sebelum semuanya terlambat.

Perlahan Desty membuka matanya.Sebuah ruangan putih nan sepi menemani kesendiriannya.Ia menatap langit-langit UKS.Berusaha menyatukan memorinya sebelum ia berakhir pada ruangan ini.

Hatinya mulai sesak.
Ia tidur dengan beban dan bangun dengan perasaan yang sama.Rasanya sekarang ia ingin berlari menemui Ferdy dan melontarkan kata-kata kejam sebagai ungkapan emosinya.

"Gimana? Udah baikan?"

Seorang siswa cantik berambut pirang dengan ujungnya yang bergelombang menghampirinya.

Desty mengangguk.

"Tadi lo dibawa sama Ferdy kemari.Tadi itu dia panik banget.Gue masih inget wajahnya yang lucu itu.Si arogan pun bisa pucat yah ternyata hahaha."

Oceh siswa itu panjang lebar.Desty mendengarkan dalam diam.

"Dia udah cerita soal tadi.Tenang aja,lo cuma pingsan kok.Ular nya gak sempat menggigit."

"Ferdy mana?" Desty membuka suara.
Ia ingin menemui Ferdy ia butuh penjelasan.

"Baru aja pulang."

"Gue mau ketemu dia."
Desty berusaha berangkit namun tubuhnya terasa sangat lemah.

"Ehh gausah.Lo istirahat aja ya."

"Lo siapa?"

"Oh iya kita belum kenalan yah haha."
Gadis itu terkekeh memperlihatkan gingsulnya yang menambah kesan manis pada wajahnya.

"Nama gue Kasuari.Calon kelas sebelas ipa satu hehe." Desty mengerutkan keningnya.

"Calon?"

"Iya.Sebenarnya gue dulu kelas sebelas ipa dua tapi dipindahin karena ada alasan."

"Sekelas dong."

"Oh ya? Wahh bakalan seru nih.Oh iya nama lo siapa?"

"Desty Van Houven."

"Lo mau gak jadi sahabat gue?"
Kasuari tersenyum manis pada Desty dengan tangan kanannya yang terulur.

"Sahabat?"

"Iya mau gak?"

"Emm m-mau." Desty membalas uluran tangan Kasuari dan tersenyum manis.
Sepertinya ia akan memiliki sahabat yang bukan sekedar teman.

***

Keesokan harinya,Desty berangkat kesekolah dengan menaiki taksi.Kebetulan Mama nya ada urusan hingga tidak bisa mengantarnya.

Sampai di gerbang sekolah ia melihat Ferdy bersama teman-temannya.Desty menatap lekat sosok itu.Ia tengah tertawa lepas.Sesekali ia memukul temannya lalu kembali tertawa bersama yang lainnya.

Desty masih diam ditempat hingga kumpulan orang-orang itu bubar.Menyisakan Ferdy yang sekarang tengah sibuk dengan ponsel yang berada ditangannya.

"Ferdy." Panggil Desty lirih.

Ferdy masih sibuk dengan gadgetnya.
Detik kemudia ia berlalu meninggalkan Desty tanpa sepatah kata,tanpa melihat dan merasakan kehadirannya.

Desty menghela nafas berat.Ada apa dengan Ferdy.Dengan langkah berat ia berjalan menuju kelasnya.

"Hai Desty." Sapa Kasuari dengan senyuman tulus.

"Hai Kasuari."

"Lo tau gak?Gue duduk disini loh,disebelah lo." Kasuari menunjuk kearah meja Desty dan Ferdy.

"Tapi Kasuari,gue udah sebangku sama Ferdy." Kata Desty dengan lembut.

"Oh ya?" Kasuari mulai cemberut.

"Lo duduk disitu aja." Tiba-tiba Ferdy datang dan memotong pembicaraan mereka.

"Lo duduk dimana?" Desty bertanya dengan menatap manik mata Ferdy.

Namun Ferdy malah memalingkan pandangannya lalu berlalu menuju kursi disamping Arga.

"Dia duduk disitu Des,yaudah biarin aja.Yang penting kita bisa sebangku horee."

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring.Kasuari menarik tangan Desty bahkan sebelum sempat memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Eh mau kemana?"

"Kantin."
Disepanjang jalan Kasuari bersenandung ria.Sementara Desty hanya terus diam melihat Kasuari yang begitu ceria.

"Ferdy!" Teriak Kasuari.

Ferdy menoleh mendengar namanya dipanggil.Sekarang ia tengah bersama Rifan yang sedang bermain sepak bola.Karena Ferdy adalah anggota baru tim sepak bola mereka.Juga dalam kelompok mereka.

"Kok elo bisa kenal sama Ferdy?" Tanya Desty setelah sampai dikantin.

"Namanya kita kenalan."
Kasuari menggeser mangkok bakso ke arah Desty.

"Kapan?" Desty mengambil sendok dan menuang cabai dalam baksonya.

"Ya sekitar beberapa minggu yang lalu.Dia itu baik.Hari itu dia nganterin gue pulang pas mobil gue mogok.Terus gak sengaja kita tukeran nomor whatsapp dan jadi temen deh."
Kasuari tersenyum.

Bagaimana bisa Kasuari sedekat itu dengan Ferdy.

"Ooh." Desty mengalihkan pandangannya pada makanannya yang kini terlihat ekstrem dengan banyak cabai didalamnya.

"Lo suka makanan pedas?"

"Emm sss-suka." Desty berbohong.
Sebenarnya ia tidak terlalu menyukai makanan pedas.Karena ia membenci untuk menyiksa diri sendiri.

Trip To HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang