Rh Desease

23 6 6
                                    

TOPIK 3. PENYAKIT


Apa golongan darahmu?

Yang sudah pernah cek lab untuk mencari surat keterangan dokter atau untuk mengisi keterangan dalam KTP atau bahkan yang hanya menerka berdasarkan golongan darah orang tua (jangan dilakukan ya!) sebagian besar akan menjawab A, B, O, atau AB.

Sebenarnya ada 35 kelompok penggolongan darah manusia yang telah diakui oleh International Society of Blood Transfusion (ISBT). Tipe penggolongan darah ABO adalah yang paling umum karena paling penting untuk diketahui. Tapi ada satu lagi sistem penggolongan darah yang sebaiknya diketahui yang juga ditemukan oleh orang yang sama, yaitu sistem Rhesus. Jadi golongan darah akan bernama A+, A-, B+, B-

Faktor rhesus adalah sejenis protein bernama antigen D yang terdapat di permukaan sel darah merah. Sistem rhesus membagi tipe penggolongan darah menjadi dua yaitu Rhesus Positif (Rh+) apabila sel darah mengandung faktor rhesus dan Rhesus Negatif (Rh-) apabila tidak ditemukan kandungannya. Rhesus berasal dari nama monyet di India dimana protein ini ditemukan.

Golongan darah tipe rhesus negatif tergolong langka, hanya sekitar 15% dari penduduk di dunia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data statistik tahun 2010, hanya ada sekitar 1,2 jt orang saja yang memilikinya. Baik positif maupun negatif, golongan darah rhesus tidak berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang. Hal ini baru akan menjadi masalah jika seseorang yang bertipe rhesus negatif terkontaminasi darah rhesus positif, misalnya melalui transfusi darah atau dari janin saat kehamilan, keguguran atau melahirkan. Hanya diperlukan 0,1 ml darah rhesus positif saja untuk menimbulkan reaksi dari kontaminasi pada rhesus negatif.

Berdasarkan keterangan seorang dokter ahli transfusi, Dr.dr. Ni Ken Ritchie, M.Biomed, seseorang yang bertipe darah rhesus negatif jika mendapat transfusi darah dari rhesus positif maka tubuhnya akan membentuk antibodi yang disebut anti-D. Pada transfusi pertama biasanya dampak belum terlihat karena tubuh perlu waktu untuk memproduksi anti-D. Akan tetapi jika terulang lagi pada transfusi kedua maka anti-D tersebut sudah semakin kuat dan banyak. Antibodi akan menyerang sel darah merah sehingga sel akan rusak atau pecah (hemolysis) atau terjadi pembekuan darah (Hemaglutinasi). Transfusi menjadi tidak berguna bahkan membahayakan penerima donor.

Selain itu, golongan darah rhesus penting untuk kita ketahui terlebih jika kita sudah berkeluarga dan ingin memiliki anak. Pasalnya, apabila calon ibu memiliki golongan darah Rh- sedangkan calon ayah Rh+, besar kemungkinan calon bayi bergolongan darah Rh + seperti ayahnya. Kondisi dimana ibu ber-rhesus negatif dan janin ber-rhesus positif disebut dengan inkompatibilitas rhesus .Hal itu bisa menjadikan ibu seorang pembunuh calon bayinya sendiri tanpa dia sadari. Biasanya terjadi pada kehamilan kedua, tetapi bisa juga terjadi pada kehamilan pertama bila darah sang ibu telah lebih dulu terkontaminasi, salah satunya karena transfusi darah yang sudah aku sebutkan dia atas. Antibodi yang terkandung dalam darah ibu akan menyerang dan menghancurkan sel darah bayi sejak dalam kandungan karena dianggap ancaman.

Dari penjelasan di atas, sampailah saya pada inti dari artikel ini. Rhesus desease/Rh desease yang dalam istilah kedokteran bernama haemolytic disease of the foetus and newborn (HDFN), adalah penyakit bawaan yang diderita oleh bayi yang disebabkan oleh inkompatibilitas rhesus. Sedangkan sang ibu, tidak akan terpengaruh apa-apa oleh inkompatibilitas ini.

Tanda-tanda bayi terserang Rh Desease dan komplikasinya :

1. Pada bayi yang belum lahir

Antibodi ibu sudah akan menyerang bayi sejak dalam kandungan. Gejala utama yang terjadi pada janin jika mengidap rhesus desease adalah Anemia. Biasanya memang tidak menunjukkan gejala yang nampak, tetapi bisa dideteksi dengan alat scan bernama Doppler ultrasound.

PROJECT 19 Manual Guidance for Misguided GhostsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang