Matahari | 04

118 67 4
                                    

Delya hanya bisa tersenyum kikuk. Disana Anin membawa nampan berisi'kan cemilan seperti biskuit, susu dua gelas dan salad buah kesukaan Brian. Brian sangat menyukai salad buah sampai-sampai Anin menyetok salad buah dilemari pendinginnya.

Lalu Delya tersenyum manis. Dan ikut menaruh makanan-makanan tersebut ke meja mini disamping meja belajar tersebut.

"Dimakan ya cemilan nya," Ujar Anin.

Delya mengangguk seraya tersenyum, "Iya tan."

Brian tersenyum senang melihat Mamah nya akrab sekali dengan Delya. Sangat jarang atau bahkan tidak sama sekali Brian mengajak wanita kerumah nya. Entahlah Brian sangat susah ditebak orang nya. Ia termasuk orang yang mood'tan atau memang seharusnya Dia seperti itu kepada yang Ia anggap tak baik. Seperti punya feel kepada siapa pun Ia berhadapan.

Menarik.

•••

Delya melangkah kan kaki nya menuju apartment nya. Ia meminta Brian tuk mengantarkan nya ke apartment di karena'kan ia merindukan apart nya. Soal baju sekolah Delya? Tenang, Gadis itu anak orang berada jadi ia bisa membeli keperluan nya sesuka nya, namun ia membeli untuk yang penting-penting saja bukan menghambur hambur'kan uang. Separuh nya ia sisihkan untuk anak-anak dipanti dan ibu pengurus panti. Good girl dan Rich girl bukan? Namun ia juga berteman dengan yang namanya Sad n lonely girl.

Miris pikirnya.

Delya membersihkan tubuhnya sekitaran 15menit sudah cukup. Lalu ia merebahkan tubuhnya di kasur yang sedikit kecil karena Delya kurang menyukai king size dikarena'kan ia menyukai peralatan yang menarik atau aesthetic seperti ide di google-google itu. Kasur putih yang sedang dan dibaluti seprai putih polos namun tampak elegan.

Kemudian ia mengambil benda pipih berlogo apel tergigit itu. Tergigit aja mahal apalagi utuh, ya gak?

Lalu meng'scrool aplikasi bernama instagram dan youtube. Sangat bosan pikirnya, tak ada yang menarik perhatian Dia.

Kemudian menaruh benda pipi tersebut disamping kepalanya. Jangan deh Del, entar jatoh. kalo gak sayang lagi buat author aja, ehe.

Kling!

Satu notifikasi berhasil membuat Delya menoleh malas, Delya tau itu adalah ulah operator pastinya. Namun tebakan Delya salah matanya mengerjap beberapa kali.

Delya mengerutkan dahi nya kuat. Ia hanya menatap pesan dari aplikasi bernama whatsapp tersebut. Dilirik nya nomor tersebut lalu melihat nama dari pemilik nomor itu.

Namun, nama nya tidak ada. yang ada hanya titik tertera disitu, karena Delya mempunyai penasaran yang tinggi jadinya ia membuka roomchat tersebut. Dan ya... Akhirnya Delya bisa tertidur tenang setelah itu. Tapi BOONG, masa iya chat seseorang itu hanya di read Delya? Siapa tau saja penting.

082374XXXXXX
Hello

Fidelya Jovita
??

082374XXXXXX
BABANG BRIAN GANTENG, Save ya.

Fidelya Jovita
Ooh, si bambang

Kemudian Delya terkekeh sendiri, lucu pikirnya. Kemudian memencet tambahkan kontak pada layar benda pipi nya tersebut. Lalu menyimpan kontak itu dengan nama 'BIAN'. Entah apa maksud Delya menama'kan kontak 'Brian' dengan nama 'Bian'.

Bian
Sae lu, udah tidur sekarang.

Delya terkekeh lagi sendiri seraya menatap benda pipih nya,


Fidelya Jovita
Knp?

Bian
Udah malem,

Baru saja Delya hendak membalas "Situ siapa gue?" namun niatnya lagi-lagi ia urungkan. Karena...

Bian
Sayang.

Tambah Brian, membuat Delya mengulumkan senyumnya dan pipi nya panas seketika, namun Delya mengalihkan topik tersebut agar tak terlihat konyol.

Fidelya Jovita
Dari mana lo dapet nomor gue?

10 menit Delya menatap benda pipih tersebut, Brian tak kunjung membalas pesan nya. Apa yang terjadi pada Brian?

Apa Dia sengaja membiarkan pesan dari Delya, agar membuat Delya penasaran? Aah entahlah.

"Ck, kemana sih?" Gumam nya.

"Eeh, ngapain juga Gue mikirin, Bian." Lanjutnya. Lalu ia tersadar lagi "Gila kenapa Gue manggil Dia Bian sih!" Dumelnya pada diri sendiri.

Delya menghela nafas pasrah seraya menggelengkan kepala nya pusing dnegan hal ini, lalu menaruh benda pipih tersebut di nakas. Dan menuju kembali memejamkan matanya untuk menuju mimpi.

•••••

Delya tergesah-gesah memakai seragam sekolanya beserta atributnya, lalu memakai sepatu hypebeast ventela berwarna hitam berlist putih.

Lalu menuju lift apartemen dan awalnya ia telah memesan ojol. Cepat-cepat ia menaiki ojol tersebut.

"Pak, cepetan anterin Saya. Saya udah telat nih," Desak Delya sembari menepuk agak kuat pundak ojol tersebut.

Namun Ojol tersebut hanya diam saja, "Pak?! Ayo," Ucap Delya dengan nada sedikit tinggi.

Lalu Ojol tersebut menoleh, dan membuka'kan helm fullface nya. Tunggu!

Delya berfikir mana ada Ojol memakai helm fullface?

Yakali? Siapa tau mau tebar pesona

Ni Pak Ojol kenapa bengong-bengong wae sih?!?

"Pak!" Sentak Delya.

Lalu Ojol tersebut membuka'kan kaca helm tersebut, "What the..." Cengak Delya dan Pak Ojol tersebut. Eeh ralat.

"Delya?!" Panggil seseorang yang Delya kira Pak Ojol.

Delya sontak terkejut. Dan...

Dan Kau hadirrrrrr, merubah segalanyaaaaa menjadi lebih indahhhh. Ahaii jadi nyanyi😂

Tbc, jangan?

Nah lo, hayoo siapa ojol itu??? Ojolali atau ojol-ojol lan😁

Wahhh gak nyangkak cerita aku bakal 300lebih readers nya,,Kamsahamnida🥰🖤

Mau bikin target/challenge aah, gimana kalo Aku up chapter 5 nya... Readers 500, Deal gakk??? Jawab ya ehehe.

Dan teruntuk silent readers Ooh ayolah Gais, gak ada salahnya kan saling support??

~Hargai karya seseorang seperti dirimu menghargai karyamu sendiri, karena itu sama saja membuatkan boomerang pada diri kalian disaat karya kalian tak dihargai.

Misalnya gini nih, "Aah buat apa vote, ceritanya gak penting juga atau gak bagus juga, jadi gak perlu repot-repot vote."
Nah kelak kalian akan merasakan boomerang ketika kalian mempunyai karya namun karyamu dianggap sepele dan kamu baru sadar bahwa dulunya dirimu begitu juga terhadap orang lain.

Okedeh segitu aja, Seeyou❤

Matahari [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang