Prologue

10 1 0
                                    

Seperti kata orang tua, apa yang kita mulai harus bisa kita akhiri apapun caranya. Kenapa gue harus bingung soal gimana caranya buat nyelesain masalah ini sedangkan semua sudah sangat jelas, Rafan gak memiliki rasa yang sama seperti gue.

"Maksud Lo apa nerima permintaan itu?" teriakan Rafan menggema dikelas yang awalnya sunyi itu.

Di depan semua anak kelas 11 IPA 1 gue sedang jadi perhatian karena didatangi jagoan SMA Dharma Wijaya. Seorang Rafan Anggara Putra berhasil membuat semua orang memandang aneh kearah mereka berdua.

"Kalau gue bilang gue butuh semuanya, apa Lo mau bilang kalau gue manfaatin lo?" balas gue dengan acuh sekaligus buang muka kearah pintu.

"Gue gak pernah nyangka Lo lakuin hal serendah ini cuma buat kepentingan lo sendiri, hah emang gak salah orang-orang ngelakuin lo gitu."

Perkataan Rafan mengusik gue yang sejak tadi tidak fokus padanya, dan menahan perih dalam diri gue dengan menatap Rafan tajam.

Tanpa menoleh lagi Rafan meninggalkan kelas sambil tak lupa menggebrak pintu yang tadinya tertutup.

MikailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang