Tgl 1 Januari
Dear diary
Setelah dua bulan menjadi korban biskuit Yaya dan berubah menjadi Taufan. Berencana ingin mencoba membuat biskuit.
Setelah membeli semua bahan biskuit serta peralatan dalam membuat biskuit, tak lupa buku resep biskuit yang sempat ku beli saat beli bahan-bahan biskuit. Setelah semua sudah siap aku segera mulai membuatnya."Kak Taufan, kakak buat apa?" Tanya Gempa saat pemuda berelement tanah itu datang ke dapur dan melihatku.
"Buat biskuit ?" Jawabku singkat.
"Boleh aku bantu Kak!" Tawar Gempa
"Terima kasih tapi kamu lebih baik masak buat makan siang, kasian yang lain pasti mereka sudah lapar!" Ucapku.
"Baik" Gempa segera memakai celemek dan segera memasak untuk makan siang.
Setelah selesai membuat adonan, aku meletakkan satu persatu adonan tersebut ke atas loyang datar kemudian memasukkannya ke dalam oven lalu menekan angka waktu proses pemanggangan. Sambil menunggu biskuitnya matang ia duduk di kursi meja makan sambil memerhatikan sang adik pemilik element tanah yang sedang sibuk mengoreng ikan sambil memotong beberapa sayur.
"Makanan sudah siap!" Seru Gempa
Tiing
"Ah biskuitku sudah matang!" Seru ku juga yang langsung mengambil sarung tangan tebal dan membuka oven tersebut kemudian mengambil loyang berisikan biskuit.
"Waah kelihatannya enak Kak!" Puji gempa.
"Heheh...tentu saja, aku masukkan ke dalam toples ya biar bisa jadi cemilan buat yang lain! Toplesnya mana ya?"
"Diatas lemari kaca Kak Taufan!" Sahut Gempa sembari menunjuk ke arah atas lemari.
Lantas aku mengambil toples tersebut lalu meletakkannya di atas meja makan. Satu persatu biskuit aku masukan ke dalam toples, setelah biskuit terakhir sudah aku masukan aku langsung menutup toples tersebut dan membawanya ke ruang televisi untuk menjadi cemilan yang disana sudah ada Kak Halilintar dan Solar.
"Lho Taufan...kamu buat biskuit?" Tanya Solar saat pemuda berkacamata itu melihatku meletakkan toples berisi biskuit.
"Iya...kau mau!" Tawarku
"Nanti saja, lagipula Gempa sudah masak makanan siang untuk kita!" Sahut Kak Hali.
"Aku sengaja membuatnya agar bisa dibuat cemilan !" Terang Taufan." Blaze, Ice dan Thorn dimana?"
"Blaze lagi bantuin Thorn dikebun sementara di poral bear lagi---"
"Ada apa memanggilku!" Potong Ice tiba-tiba membuat mereka bertiga sontak berpaling dan menatap pemuda pemilik kuasa Ice yang menuruni anak tangga sambil menguap.
"Makanan udah siap! Aku akan memanggil Blaze dan Thorn untuk makan!" Ucapku seraya berjalan menuju halaman belakang.
"BLAZE...THORN!! Ayo makan!" Panggil ku saat melihat mereka berdua sibuk memberikan pupuk tanaman
"IYAA..." sahut mereka berdua seraya berdiri dan meninggalkan pekerjaan mereka.
"Cuci tangan dulu?! Biar nggak kena semprot Gempa!" Tambahku.
"Semprot? Memang kita tanaman ya?" Tanya Thorn polos.
"Maksudnya kita dimarahi Thorn?" Jelas Blaze kepada Thorn.
" memang kita salah apa ya?" Tanya Thorn lagi.
Aku dan Blaze hanya tepuk jidat melihat kepolosan Thorn yang sudah luar binasa.
"Ah sudahlah kita makan dulu!" Ucapku nyerah.
Akhirnya semua pengguna element sudah hadir di meja makan dengan nikmat meski aku menjahili Kak Hali dan mendapat tatapan horor darinya.
Selesai makan Blaze dan Thorn langsung ke ruang depan dan melihat ada toples berisi biskuit buatanku. Aku yang melihatnya sangat senang saat melihat kedua beda element itu asyik memakan biskuit buatanku.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Boboiboy Taufan
Fanfictionsama seperti Boboiboy Ice. Taufan juga memiliki buku harian berisi kesehariannya sebagai Element kedua setelah Halilintar. kira-kira seperti apa ya isi Buku hariannya. Warning⚠️⚠️ no plagiat Boboiboy hanya semata milik monsta. Author hanya meminjam...