" udah lah turutin aja tuh kakel, mungkin umurnya udah gak lama dan dia ingin membuat kesan untuk adik adik kelas nya yang unyu ini." Erlangga bersuara.
"Omongan lu, kalo sampe tuh kakel denger bisa ditambah nih tugas kita." Ucap Rio.
Dan yah, sekarang kami kembali ke perpustakaan yang penuh misteri ini, kayanya bakal jadi tempat yang Ray benci nih perpus, abis bikin darah tinggi aja.
" Ya udah kalo gitu kita pake cara yang beda ya, jadi sekarang kita liat daftar siswa yang minjem buku dan yang belum mulangin." Kata Rio.
" Terus abis itu?." Tanya ray.
" Gua rasa kalo buku yang ada dirak ini semua bener, cuma kita tinggal cari yang emang belum dipulangin."
" Wah iya juga, kok lu tumben pinter sih." Ucap Erlangga.
Dan kami pun bergegas untuk menghitung tugas dibagi menjadi 2 kelompok, ray, Erlangga, rio, amya, kenia menghitung yang belum dipulangin. Lalu sisanya mereka menghitung yang sudah dipulangi.
Sembari menghitung tak sengaja Ray melihat gadis yang sudah seharian ini belum ia lihat. Dia sedang apa? Tugas Apa yang kakel kasih buat dia??, Yah itu sedikit pertanyaan yang ada didalam benak Ray.
Ray dan kawan kawan nya pun telah selesai menghitung, dan ternyata benar dugaan Rio memang ada yang belum dipulangin.
Sebagai bukti Rio memfoto catatannya tadi dan menulis nama serta kelas yang belum memulangi." Akhirnya selesai, udah gak sabar dengan pemilihan queen dan king." Ucap kenia bersuara.
" Iya alhamdulilah, tapi kalo menurut gua nih ya, emang kita disuruh ngitungin buku tuh ada manfaatnya tau." Ucap Erlangga.
" Emang apa??." Ucap kami serempak.
" Nih secara logika aja ya, kita hitung serta nulis nama yang belum mulangin buku, secara otomatis kita tau murid yang bandel yang belum mulangin buku, terus kita juga memang disuruh ngitung karna memang buku buku disini udah gak rapi, dan terawat. Kalian bisa liat tuh penjaga perpustakaan udah tua jadi wajar kan." Jelas erlangga.
Wah wah, Ray dibuat speechless oleh jawaban Erlangga, ternyata dibalik ke absurd an erlangga terdapat sedikit otak yang cermerlang, walaupun banyak gobloknya.
" Wah iya juga ya, kok erlangga tumben pinter sih hari ini, makin gemush deh." Ucap Ray sembari mencubit pipi erlangga yang membuat yang empu menabok lengan Ray.
°°°
"Yakin sudah benar? jangan nyesel loh kalo salah bisa lebih berat hukumannya." Siapa lagi kalo bukan kak Ramlan sang pemilik suara.
" Kami yakin. Dan ini data anak yang belum mulangin buku." Kata Rio sembari menyodorkan selembar kertas berisi data anak yang belum memulangkan buku.
Kak Ramlan mengambil kertas itu lalu mengecek kembali, sembari menunggu kak Ramlan cek, kami semua tegang, keringat dingin kaya orang nahan bab.
Lalu tak butuh waktu lama kak Ramlan selesai mengecek, tiba tiba dia diam saja et dah ngapa lagi, jangan sampe salah lagi gua toyor lama lama pala nya.
" Bagus, memang benar data data kalian, ternyata anak anak nya ini ini aja, maaf ya saya merepotkan kalian habis kalo gak kaya gini gak ada yang mau, Kaka kasian sama penjaga perpustakaan kita sudah tua. Dan Kaka nyatakan misi kalian selesai kalian bisa langsung ketahap selanjutnya ya, dan terimakasih." Ucap kak ramlan lalu pergi meninggalkan kami.
"Akhirnya yaallah." Ucap Ray dan kawan kawan.
Ternyata ini lebih berat dari cobaan hidup. Sampe sampe Ray mau jadi batu aja tadi. Tapi gak jadi ganteng ganteng gini kok jadi batu gak aesthetic banget sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYSAKA ALDEBARAN
Teen Fictionternyata begini rasa mengagumi. ternyata begini rasa bersaing. ternyata begini rasa itu terbalas. -ray