"Eya, gue—"
"Get out," potong Eya.
"I'm so sorry, ini salah gue. Harusnya gue tahu kalau Zoey sengaja ngelakuin ini. Maaf Eya."
"I said get out!" pekik Eya seraya mendorong tubuh Cross menjauh.
"No! Kalau emang lo gak suka dari awal bilang, Ya! Jangan bikin gue bingung sama sikap lo," hentak Cross hilang sabar.
Sementara Eya hanya menunduk sembari menjenggut rambutnya sendiri.
"Keluar Cross, keluar!" Eya berteriak dengan suara parau, matanya mulai berair.
Cross menatap Eya kesal. "Apa susahnya sih cuma bilang kalau lo sebenernya cemburu? Apa susahnya ungkapin perasaan lo sendiri Eya?!"
"I'm not jealous!" kilah Eya.
Membuat Cross mendengus dan menatap Eya. "Did you know? Setiap hari lo buat gue takut, Ya ... takut kalau lo gak akan pernah punya perasaan sama gue. Sikap lo selalu cuek dan masa bodo ... itu buat gue khawatir. Sampai kapan kita bakal kayak gini terus?"
Eya menatap Cross dengan mata berairnya. "Kita udah nikah Cross, memang apa yang lo harapkan?"
"Love," jawab Cross. "Gue sayang sama lo Eya, apa lo gak bisa ngerasain itu?" tanya Cross seraya mendekat pada Eya.
Sementara Eya hanya diam seraya menatap intens mata Cross.
"I love you, Eya," ungkap Cross seraya menyatukan keningnya dengan Eya.
"Can't you fell it?" Cross membawa tangan Eya ke dadanya. "Listen to my heart beat, Eya. Dia selalu berdebar kencang tiap bersama lo."
Cross menatap Eya kemudian mengusap pipinya lembut. Mata Eya terpejam saat lagi-lagi Cross menyatukan kening mereka hingga bisa merasakan hembusan napas masing-masing.
"Bilang kalau lo juga sayang gue Eya. Bilang kalau lo cemburu sama Zoey," bisik Cross.
Eya menarik napasnya kemudian menatap Cross. "I do," ujarnya.
Detik itu juga Cross tersenyum dan langsung mendaratkan ciumannya di bibir Eya. Istrinya itu tak melakukan perlawanan dan menerima saja saat Cross semakin memperdalam ciumannya.
"Eya ... I want you," bisik Cross di telinga Eya. Bahkan menggigit pelan daun telinganya, membuat Eya merinding.
Wanita itu lantas mengangguk saat Cross memintanya. Meminta haknya sebagai seorang suami.
Cross tidak tahu apakah kehadiran Zoey membawa petaka bagi hubungan nya dengan Eya atau malah sebaliknya.
Tapi apapun itu, semoga hubungannya dengan Eya semakin dekat.
• a f f e c t e d •
"Still hurt?"
Eya mengangguk lemah, wajahnya dia telusupkan ke dada Cross.
"Sorry, sorry buat semuanya," ucap Cross.
Eya hanya diam, matanya sembab karena tadi habis menangis. Lalu Cross memeluknya, mencium puncak kepalanya dan mengusap-usap punggungnya. Eya hanya diam menikmati setiap sentuhan yang Cross berikan.
"Tapi apa yang dia bilang bener," cicit Eya. "Gue cuma cewek gak becus, Cross. Gue bahkan baru kasih sepenuhnya diri gue ke lo sekarang, gue--"
"Gue gak peduli, Eya," potong Cross.
"Gue gak peduli sama apa yang dia bilang, gue nikahin lo bukan untuk jadi juru masak. Gue nikahin lo bukan cuma untuk melayani gue di atas kasur Eya. Gue nikahin lo karena gue mau lo yang jadi istri gue, jadi pendamping hidup gue," tuturnya.
"Tapi gue gak bisa apa-apa, lo cuma bakal menderita kalau sama gue," kata Eya sambil terisak.
Cross yang mendengar itu langsung menarik wajah Eya untuk menatapnya.
"Eya, apa selama ini gue pernah ngeluh sama sikap lo? Apa gue pernah marah karena lo gak pernah buatin makan malam buat gue?"
Eya menggeleng, Cross merawatnya dengan baik.
"Gue gak peduli sama apapun yang dia atau orang lain katakan, ini hidup gue Eya, mereka gak berhak atas pilihan gue," tegas Cross.
"Gue gak butuh istri yang pinter masak kok, gue cuma butuh lo agar selalu di samping gue, Ya. Dan gue harap lo bakal balas perasaan gue," tandas Cross dengan secercah harapan.
"I ... I do love you, Cross," ucap Eya malu-malu.
"Maafin sikap gue ke lo ya, Cross."
Cross tersenyum, lalu memberikan Eya ciuman di kening.
"Mana bisa gue bilang enggak," katanya masih dengan senyum manis di bibir.
Membuat senyumnya menular pada Eya, lalu memeluk Cross dengan sayang.
Mungkin sebenarnya Eya sudah memiliki rasa itu, bahkan mungkin sejak awal.
Tapi Eya memang benar-benar tidak sedang ingin memikirkan masalah itu. Eya masih buta soal cinta. Yang dia tahu hanya makan dan bermain.
"Ya udah tidur gih, udah malem, Ya."
Eya mengangguk patuh. Tapi, sebelum benar-benar memejamkan matanya Eya berseru, "Besok traktir makan yang banyak yah!"
Cross tertawa seraya membalas, "Anything for you." Lalu mengecup pipi kiri Eya dan memejamkan matanya.
Sementara Eya hanya menahan senyum dan merasakan letupan dalam perutnya. Ah, Eya akhirnya jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTED - End 2019 | Proses Revisi
RandomEya Rodriguez adalah satu - satunya perempuan yang paling cuek mengenai penampilan, dia tidak pernah make up, keramas pun bisa dihitung oleh jari dalam sebulan. bahkan Eya cuek jika ada satu atau dua jerawat mampir diwajahnya, rasanya tingkat percay...