seonsaengnim. soobin▫lia

10.8K 124 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Choi Lia berjalan memasuki ke perpustakaan yang tampak sepi ini. Teringat juga sekarang adalah waktunya semua siswa dan siswi sedang sibuk di kelas belajar. Mungkin sekitar 30 menit lagi bel akan berbunyi untuk menandakan istirahat pertama dilakukan.

Atensinya beralih pada sebuah meja tempat biasanya penjaga perpustakaan duduk. Hanya saja melihat kosongnya meja itu saat ini membuat keningnya berkerut tebal. Bertanya dalam hati di mana Kim Chaewon yang biasanya selaku penjaga perpustakaan ini.

Tak ingin berpikir lama pun, Lia melangkah memasuki lebih dalam perpustakaan besar ini menyusuri rak-rak buku ingin mencari sebuah buku yang berkaitan dengan pelajarannya. Kedua matanya tak sekali pun melewatkan satu buku dari rak itu, membaca sejenak buku yang menarik perhatiannya dan kembali menaruhnya di tempat semula merasa tidak pas. Hingga, Lia mendapatkan sebuah buku yang benar-benar menarik perhatiannya hanya dari sampul saja. Lantas Lia berjinjit mengulurkan tangannya ke atas berusaha menggapai buku itu yang posisinya tepat jauh di atasnya. Sejenak, dirinya menggerutu dalam hati akan tinggi tubuhnya ini selalu menyusahkannya.

"Huh..." Lia menghela pelan, tak kunjung mendapatkannya. Sekali lagi, mencobanya mengambil seraya berlompat kecil melupakan identitasnya di sekolahnya ini sebagai seorang guru bahasa inggris.

Baru saja Lia ingin kembali melompat, tangan seseorang lebih panjang darinya mendahului menarik buku yang menarik perhatian Lia itu. Tubuh wanita berambut panjang ini perlahan berbalik. Kepalanya langsung bertabrakan dengan dada seorang pria yang jauh lebih tinggi darinya. Bau parfume ini, Lia sudah hafal siapa pria yang memakai seragam sekolah ini.

Saat kepala Lia mendongak, kedua matanya dapat melihat Choi Soobin selaku siswanya di kelas sudah menundukkan kepalanya menatapnya intens dengan seringai nakal itu. Aah... hal ini sudah sering sekali terjadi padanya. Lia tahu, Soobin adalah siswa nakal yang sering menjahilinya.

"Soobin, kembalikan buku ssaem." Lia memundurkan langkahnya merasa tubuh mereka terlalu dekat, namun sialnya rak buku itu menahannya dan seperti tak ada gunanya mundur karena jarak mereka masih sangat dekat. Ini bahaya jika ada yang melihat.

Soobin malah terkekeh pelan, tetapi bagi Lia kekehan itu begitu menyeramkan baginya bahkan bisa membuatnya merinding sekali.

"Tidak honey."

Lia melotot mendengar panggilan Soobin itu. "Sudah ssaem katakan jangan memanggil seperti itu! Di mana sopan santunmu."

Soobin malah tersenyum manis semakin mendekatkan wajahnya. Tangannya yang sedari tadi menggantung di atas memegang buku tadi sudah dikembalikannya ke rak buku itu dan sekarang beralih kedua tangannya mengukung tubuh mungil Lia ini.

"Aku juga sudah katakan, kalau tidak akan ada kata sopan santun untukmu honey." Soobin semakin menarik kedua ujung bibirnya yang berhasil menampilkan dimple manis itu di kedua pipinya.

what the hell🌚 (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang