Chapter 6 - Suara

377 40 2
                                    

Judul: Mission

Author: Swanrovstte_11

Summary:
Perang dunia empat telah berakhir, kedamaian seharusnya sudah mampu diraih. Akan tetapi, kasus per kasus muncul dan harus dihadapi pula. Begitulah manusia, tertelan oleh keserakahan hingga membentuk sebuah bahaya bagi orang lain.

Temari paham apa yang dia ambil. Menjalankan misi tingkat tinggi untuk desanya. Dia adalah wanita tangguh, semua orang tahu itu. Bahkan dia sendiri tahu, misi ini memiliki peluang diantara ... nol(mati) dan satu(hidup).

Fandom:
Naruto © Masashi Kishimoto
Pair:
ShikaTema (Shikamaru x Temari) © Masashi Kishimoto

---

Chapter 6 - Suara

Suara itu memanggil namanya. Kebingungan menghampiri tanpa mengetahui asal suara. Mungkinkah, itu suara dari Dewa Kematian?

---

Langkah demi langkah mereka ambil sesekali melihat ke arah rembulan, tampak waktu sekitar empat jam lagi akan menginjak subuh. Perjalanan mereka juga belum kunjung sampai, suhu udara dingin padang pasir masih menusuk.

"Sebentar lagi akan sampai," ucap Shisio pelan. Tatapan netral menatap ke arah hutan dengan pepohonan cukup lebat tersebut. Dengan memasuki hutan itu dan berjalan sekitar beberapa waktu, mereka sudah akan tiba di Kemurigakure.

Kemurigakure, desa kecil yang dikelilingi oleh kabut. Terletak di perbatasan Negeri Angin dan Negeri Batu, bersampingan dengan Ishigakure. Desa tersebut tidak lagi ketat seperti dahulu kala, kini sudah melonggar setelah perang dunia keempat, pastinya ini juga berkat Uzumaki Naruto.

Uzumaki Naruto ..., batin Temari. Sejak dulu, di misi penyerangan Konohagakure saat ujian chunin, Temari sudah menaruh kesan bahwa Naruto memiliki kemampuan yang unik. Kemampuan yang tak mampu dimiliki oleh semua orang, yaitu menjalinkan hubungan atau menghubungkan hubungan diantara satu dengan yang lain. Selain itu, dia mengakui Naruto saat dia berhasil mengubah adiknya, Gaara. Berkat lelaki itu, dia memperoleh rasa keluarga itu kembali, memperoleh rasa dia tidak perlu hidup dalam ketakutan di desa kelahirannya.

Perjalanan begitu hening dan tenang, Temari tak ingin membuka suara apapun untuk saat seperti ini. Kedua rekan juga tidak merasa perlu membuka suara untuk hal tidak penting. Keheningan dan ketentraman yang menyelimuti ini mungkin akan berakhir sebentar lagi jika saja mereka tidak menikmatinya.

Temari ....

Wanita dengan kuncir dua itu menghentikan langkahnya, menaruh atensi pada sekitar. Hal itu memicu kedua rekan berhenti melangkah untuk memandang sosok tuan putri asal Sunagakure, mempertanyakan mengapa sang wanita berhenti.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Ameno. Dia mencoba menganalisa lokasi, kedua mata melihat ke sekeliling tetapi tak mendapatkan apa-apa selain bebatuan di tengah padang pasir serta hadapan mereka hutan yang lebat dan sedikit berkabut.

Yang ditanya menoleh membalas tanya, "Apa kalian mendengar sesuatu?"

Shisio dan Ameno saling melempar pandang sedikit mengernyit atas pertanyaan Temari. Keduanya mencoba untuk menajamkan pendengaran, memastikan apakah mereka mendengar sesuatu yang berbeda. "Angin, kah?" tanya Shisio sedikit ragu.

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang